Mohon tunggu...
Greg Satria
Greg Satria Mohon Tunggu... Wiraswasta - FOOTBALL ENTHUSIAST. Tulisan lain bisa dibaca di https://www.kliksaja.id/author/33343/Greg-Satria

Learn Anything, Expect Nothing

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Sekuat-kuatnya Atalanta, Masih Ada Inter Milan yang Jadi Pawangnya

3 Januari 2025   06:21 Diperbarui: 3 Januari 2025   14:16 508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Partai Semifinal Supercoppa Italiana menunjukkan sebuah hasil antiklimaks bagi Atalanta. La Dea harus tunduk 0-2 di tangan Inter Milan pada partai yang dihelat di Al Awwal Stadium Riyadh, Jumat (3/1/2025) dini hari WIB.

Brace dari Denzel Dumfries menegaskan bahwa sekuat-kuatnya Atalanta, masih ada Inter Milan yang mampu jadi pawangnya. Lewat kekalahan ini, pasukan Gian Piero Gasperini secara konsekutif kalah tujuh laga beruntun dari Nerazzurri, serta tidak mampu memenangi tiga belas laga terakhirnya.

Menjalani mini turnamen dengan sistem gugur, Gasperini malah merotasi sebagian pemain utamanya di laga ini. Tidak ada Ademola Lookman, Charles De Ketelaere, maupun Ederson di starting line-up.

Marco Brescianini, Lazar Samardzic, dan Nicolo Zanioli ditampilkan sebagai trio di lini depan, sementara bek muda Giorgio Scalvini dialihfungsikan sebagai gelandang bertahan. Perubahan yang ternyata tidak membuahkan hasil bagus bagi pemuncak klasemen Serie A ini.

Sementara Simone Inzaghi menurunkan tim terbaiknya sama persis seperti saat mereka menang 3-0 atas Cagliari 29 Desember lalu. Sang pelatih memenuhi janjinya untuk tetap serius mengejar gelar keempat (quattrick) Supercoppa Italiana.

Ilustrasi logo Inter Milan vs Atalanta. (Sumber : dokpri)
Ilustrasi logo Inter Milan vs Atalanta. (Sumber : dokpri)

Jalannya Pertandingan Inter Milan vs Atalanta

Laga belum genap satu menit, Inter Milan sudah dapatkan tiga peluang beruntun. Dua kali tembakan Lautaro Martinez masih membentur Odilon Kossounou, sementara sepakan ketiga dari Nicolo Barella masih bisa diselamatkan Davide Zappacosta di depan gawang La Dea.

Menit 20' kembali berondongan tembakan pemain Nerazzurri membahayakan gawang Atalanta. Diawali dari sepakan Lautaro Martinez yang bisa ditepis Marco Carnesecchi, bola muntah disambar Federico Dimarco ternyata juga bisa diantisipasi kiper muda Italia tersebut. Double Saves!

Di akhir babak pertama sempat ada momen pelanggaran yang melibatkan Matteo Ruggeri dengan Denzel Dumfries di kotak penalti Atalanta, namun wasit tidak menganggap ini sebuah pelanggaran.

Inter Milan langsung tancap gas lagi di babak kedua dan mendapatkan gol pembuka melalui salto Denzel Dumfires di menit 49'! Sepak pojok yang dikirimkan Hakan Calhanoglu bisa dimenangkan oleh Yann Bisseck di antara kerumunan pemain Atalanta. Bola liar dikontrol dada oleh Denzel Dumfries dan ia segera memutar tubuhnya melalui gerakan salto untuk kirimkan bola ke jala Carnesecchi.

Kembali sebuah gol dari momen set-piece yang membuktikan bahwa Nerazzurri mampu memanfaatkan setiap peluang di momen-momen ini.

Baru setelah tertinggal satu gol, Gasperini langsung memasukkan De Ketelaere, Ademola Lookman, dan Ederson untuk menambah daya dobrak timnya. Namun, malah Inter Milan yang bisa gandakan kedudukan. 

Denzel Dumfries benar-benar mendapatkan "harinya" di laga ini usai mencetak gol keduanya menit 60'! Mehdi Taremi terlibat perebutan bola dengan Odilon Kossounou di depan kotak penalti, dan bola liar menggelinding ke sisi kanan. Lebih cepat dari sergapan Isak Hien, Dumfries lepaskan sepakan keras yang mengarah ke sudut kanan atas gawang Carnesecchi.

Beda dengan Dumfries, Lautaro Martinez justru cukup sial di laga ini. Mendapat umpan matang dari Federico Dimarco menit 70' sepakan Il Capitano ini masih bisa digagalkan oleh kaki Carnesecchi.

Atalanta mulai gencar melakukan serangan, dan sempat memperoleh gol di menit 75' melalui Ederson namun dibatalkan setelah VAR memberikan tinjauannya karena ada indikasi offside.

Menit 90' Yann Sommer melakukan double-saves untuk menjaga gawangnya tetap perawan. Melalui sepak pojok, Berat Djimsiti terbang tinggi menyundul bola namun masih bisa ditepis oleh Sommer. Bola kedua disundul oleh Ademola Lookman namun kurang bertenaga sehingga bisa dihalau oleh kiper asal Swiss. 

Kesempatan terakhir di momentum scrimage ini malah saling diperebutkan antara Djimsiti dan Lookman yang membuat bola melambung ke atas mistar gawang.

Skor 2-0 akhirnya bertahan hingga wasit meniup peluit panjangnya, mengantar Inter Milan menjejak ke partai Final melawan pemenang antara Juventus versus AC Milan sehari berselang.

Mentalitas Simone Inzaghi dan Gasperini Kalah Sebelum Bertanding

Membaca arah pertandingan ini sebenarnya sudah bisa dilakukan ketika starting line-up diturunkan. Simone Inzaghi dengan mentalitas pemenanganya, tetap menurunkan sebelas terbaik. Sementara Gasperini yang melakukan perombakan untuk bermain reaktif, malah terlihat kalah sebelum bertanding.

Sungguh disayangkan sosok yang kerap "menyala" di laga Final seperti Ademola Lookman malah duduk di bangku cadangan. Waktu setengah jam turun ke lapangan ternyata tidak cukup bagi penyerang Nigeria tersebut untuk merubah situasi.

Komposisi pemain memang sempat diubah oleh Inzaghi di babak kedua dengan memasukkan Mehdi Taremi untuk Marcus Thuram yang cedera, namun secara formasi tidak ada perubahan. Nerazzurri tetap bisa menguasai laga hingga terciptanya brace dari Denzel Dumfries.

Seusai laga, Simone Inzaghi yang kini mengejar gelar Supercoppa keenam sepanjang kariernya memuju penampilan para pemainnya, dengan menyebut juga ia tidak menganggap semifinal ini sebagai sebuah kontes adu hebat melawan Atalanta.

"Para pemain bermain dengan sangat baik. Tidak ada yang perlu ditandingi," tegasnya dikutip dari onefootball. 

"Melawan tim yang berada di level tertinggi, tetapi kami melawan Inter yang hebat yang memulai kedua babak dengan sangat baik. Kami ingin mencapai final, dan kami berhasil."

Sementara di sisi lain Gasperini memilih menyalahkan wasit atas gol pertama Inter Milan dan dianulirnya gol Ederson di babak kedua.

"Tidak mudah untuk menciptakan peluang melawan Inter , tetapi permainan berubah dengan gol absurd itu melalui tendangan sudut yang tidak ada. Itu bukan tendangan sudut, Stefan de Vrij dalam posisi offside dan berdiri di depan penjaga gawang, ditambah lagi ada pelanggaran Dumfries yang sangat jelas terhadap Giorgio Scalvini, mendorongnya dengan dua tangan," ucapnya kesal dikutip dari onefootball.

"Ini adalah Italia yang mengekspor VAR versi buruk , yang menghabiskan tujuh menit untuk memeriksa offside Charles De Ketelaere, tetapi tidak melihat satu pun dari tiga situasi yang jelas ini."

Nasi sudah menjadi bubur, terlepas dari ada atau tidaknya kesalahan dari pihak pengadil, Atalanta pantas kalah di laga ini. Bahkan bisa dengan banyak gol jika saja Marco Carnesecchi tidak melakukan sejumlah penyelamatan gemilang.

Satu kesalahan yang harus diintrospeksi oleh Gasperini adalah keputusannya tidak menurunkan tim terbaik sejak awal laga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun