Mohon tunggu...
Greg Satria
Greg Satria Mohon Tunggu... Wiraswasta - FOOTBALL ENTHUSIAST. Tulisan lain bisa dibaca di https://www.kliksaja.id/author/33343/Greg-Satria

Learn Anything, Expect Nothing

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Ditahan Imbang Fiorentina 2-2, Juventus Pantas Punya Gelar "Raja Satu Poin"

30 Desember 2024   07:27 Diperbarui: 30 Desember 2024   07:27 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aksi Dusan Vlahovic pada laga Juventus vs Fiorentina, Senin (30/12/24) dini hari WIB. (Sumber : Twitter/X @juventusfc)

Dilatih oleh manajer bertipe menyerang seperti Thiago Motta, ternyata membuat gamang performa Juventus yang sudah termahsyur dengan pragmatisme-nya. Lagi dan lagi, Si Nyonya Tua harus meraih hasil imbang untuk kesebelas kalinya musim ini, usai diimbangi Fiorentina 2-2 pada Senin (30/12/2024) dini hari WIB di Allianz Stadium.

Laga di giornata 18 Serie A ini memang masih membuat Dusan Vlahovic dkk belum tersentuh kekalahan, di mana hanya bisa disamai oleh PSG di lima liga besar Eropa. Namun hasil seri ini membuat mereka gagal menyalip La Viola karena tertahan di posisi enam dengan 32 poin.

Tak bisa menguasai klasemen kendati berstatus unbeaten, maka julukan "Raja Satu Poin" layak disematkan kepada Juventus di musim 2024/2025 ini.

Jalannya Pertandingan Juventus vs Fiorentina

Nama Khephren Thuram seharusnya bisa menjadi protagonis di laga tutup tahun ini sebab ia mencetak dua gol bagi tuan rumah. Namun sayang, sebuah selip dari Andrea Cambiaso di akhir laga membuat La Viola mempunyai momentum serangan dan diselesaikan dengan baik oleh Riccardo Sottil.

Dalam pemilihan pemain awalnya, Thiago Motta merotasi dua pemain menyerang dibandingkan skuad yang berhasil menang 2-1 atas Monza beberapa hari yang lalu.

Khephren Thuram dan Samuel Mbangula diakomodir untuk menjadi starter, mengorbankan Nico Gonzalez dan Kenan Yildiz yang baru bermain di babak kedua.

Hasil baik seperinya bakal bisa diraih oleh Bianconeri setelah Khephren Thuram sukses mencetak gol di menit 20'. Menerima bola dari lini tengah, adik kandung Marcus Thuram ini membawa bola ke kotak penalti dan mengirimkan finishing mendatar ke sudut kanan bawah gawang David De Gea.

La Viola tak tinggal diam. Di menit 38' mantan pemain Juventus, Moise Kean sukses menanduk umpan lambung Yacine Adli dari sisi kiri dengan keras. Tidak ada seleberasi yang dilakukan Kean, menunjukkan penghormatan kepada klub yang telah membesarkan namanya.

Penyelamatan gemilang dilakukan De Gea di akhir babak pertama. Dusan Vlahovic yang bisa mengontrol bola dengan dadanya, lalu menembak dengan keras ke arah gawang. Terlihat seperti bakal masuk, ternyata bola membentur keras pada rentangan tangan kanan De Gea hingga ia kesakitan dibuatnya.

Pada babak kedua, tuan rumah langsung tancap gas lewat gol kedua Khephren Thuram menit 48'. Teun Koopmeiners bisa memberikan umpan terobosan yang membelah pertahanan La Viola. Melakukan coming-from-behind lagi, Thuram bisa mengelabuhi Pietro Comuzzo dan menaklukkan De Gea pada jarak dekat.

Laga tampaknya bakal menjadi milik Juventus, sampai akhirnya momen selip Andrea Cambiaso di menit 87' menjadi sumber malapetaka mereka.

Ragu untuk menendang bola, Cambiaso terpeleset di sisi kiri pertahanan sendiri. Bola dicuri oleh Nanitamo Ikone yang segera kirimkan bola ke kotak penalti dan menciptakan kemelut di depan gawang Di Gregorio.

Moise Kean yang berniat melakukan salto malah berhasil memberikan bola matang di jalur tembak Riccardo Sottil, yang segera menghajar bola ke jala Si Nyonya Tua.

Momen Khephren Thuram menaklukkan David De Gea di gol kedua Juventus (31/12/24). (Sumber : Twitter/X @juventusfc)
Momen Khephren Thuram menaklukkan David De Gea di gol kedua Juventus (31/12/24). (Sumber : Twitter/X @juventusfc)

Dua Gol Thuram dan Hukuman dari Sang Mantan, Moise Kean

Menyaring semua momen di laga ini, kedua tim secara seimbang bisa saling memberikan tekanan kepada lawannya. Dua nama yang paling dominan adalah Khephren Thuram yang mencetak brace, serta sang mantan Bianconeri Moise Kean, kendati gelar Player of The Match jatuh kepada Riccardo Sottil.

Pertahanan La Viola bisa menjaga Dusan Vlahovic untuk tidak mencetak gol ke gawang mereka. Duet Pietro Comuzzo dan Luca Ranieri tampil apik, ditunjang oleh kepiawaian David De Gea di bawah mistar.

Namun satu taktik Thiago Motta dengan memanfaatkan kelebihan Thuram melakukan peneterasi box-to-box sukses dua kali membobol jala tim tamu. Berbekal finishing yang dingin, pemain 23 tahun asal Prancis langsung mencetak gol perdana sekaligus keduanya di Serie A.

Tetapi semuanya menjadi berantakan saat Moise Kean sangat dominan di area kotak penalti Juventus. Dua gol La Viola semuanya atas jasa Kean memenangi bola udara dengan Pierre Kalulu dan Federico Gatti. Hukuman diberikan langsung oleh sang mantan yang disia-siakan jasanya awal musim ini.

Moise Kean tidak berseleberasi usai mencetak gol pertama Fiorentina. (Sumber : Valerio Pennicino/Getty Images via FootballItalia)
Moise Kean tidak berseleberasi usai mencetak gol pertama Fiorentina. (Sumber : Valerio Pennicino/Getty Images via FootballItalia)

Raja Satu Poin Mendaki dengan Gigi Tiga

Gelar "Raja Satu Poin" layak disematkan atas sebelas hasil imbang Juventus sejauh ini. Masih tersisa satu laga untuk menyudahi paruh pertama musim, namun poin maksimal yang bisa diraih anak asuh Thiago Motta dipastikan belum bisa menyodok ke tiga besar.

Jarak yang terbentang dengan tiga pacuan kuda terdepan, Atalanta, Napoli, dan Inter Milan masih terpaut delapan poin. Ini harus segera dievaluasi oleh Motta kendatipun timnya tak terkalahkan di liga.

Permainan mereka memang ngegas dengan banyak peluang dan gol yang diciptakan, namun rentannya konsentrasi di barisan pertahanan diibaratkan motor yang mendaki dengan gigi tiga. Jalan, namun sangat berat.

Thiago Motta selepas laga tidak mau menyalahkan kesalahan Cambiaso maupun lini pertahanannya. Ia menyebut timnya akan mengelola permainan dengan cara yang berbeda untuk laga selanjutnya.

"Saya tidak akan fokus pada itu [kesalahan pertahanan]. Kami punya beberapa hari lagi untuk beristirahat, jadi ada energi, tetapi kami tidak mengakhiri pertandingan. Kami harus mengelola permainan dengan cara yang berbeda. Kami kebobolan terlalu banyak di lini belakang, tetapi mereka adalah tim yang berkualitas. Pada akhirnya, hasil itu penting, dan kami tidak bisa mencetak gol tambahan," ujarnya dikutip dari onefootball.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun