Richard Madden memerankan dua karakter kembar, Leo dan Elias, dengan cukup baik. Ada momen-momen di mana Madden mampu menunjukkan perbedaan halus antara keduanya, terutama dalam interaksinya dengan Penelope. Sayangnya di film ini minim interaksi kedua saudara kembar ini.
Sosok Leo dan Elias, malah banyak di narasikan ingin menjadi satu tokoh yang diperankan Richard Madden di Marvel Cinematic Universe, yakni Ikaris. Apabila di film Eternals dia digambarkan hampir serupa dewa, di film ini Madden berupaya menunjukkan ia adalah sosok manusia yang ingin menjadi dewa.
Naskah yang berdasarkan sebuah cerita pendek, cukup berhasil dikembangkan secara luas oleh director Philippe Lacote. Harapannya, penonton menikmati sajian kehidupan paralel yang tidak bersinggungan.
Atmosfer dan Sinematografi: Keindahan Pulau Kreta yang Tidak Terselamatkan
Salah satu aspek yang menonjol dalam Killer Heat adalah setting-nya di Pulau Kreta yang indah. Sinematografi berhasil menangkap pemandangan dramatis, mulai dari tebing-tebing curam hingga pantai-pantai eksotis, yang seolah menjadi karakter tersendiri dalam cerita.Â
Pulau ini digambarkan telah dikuasai oleh keluarga Vardakis. Hanya saja, imaji seputar "penaklukkan oleh keluarga Vardakis" kurang mendapatkan atensi Philippe Lacote. Alih-alih menggunakan nama Vardakis sebagai teror bagi warga Kreta, menambah sejumlah polisi korup bisa lebih jelas mempertontonkan sisi "moral tak terselamatkan" dari pulau ini.
Penggunaan musik tradisional Yunani dalam beberapa adegan sengaja dimunculkan, namun tidak terlalu membantu membangun atmosfer yang diinginkan. Ada sebuah nyanyian para nelayan di atas kapal, yang seharusnya menjadi indah jika berakhir seperti Rolling In The Deep nya film Jackie Chan, Skiptrace.Â
Plot Twist yang Cukup Menarik
Salah satu aspek yang diharapkan dapat mengangkat film ini adalah plot twist yang sering kali menjadi ciri khas cerita-cerita misteri. Namun, dalam Killer Heat, twist yang cukup membuat penonton penonton terhibur, meskipu pasti ada yang bisa menebaknya.
Konflik kembar monozigotik yang berebut cinta wanita yang sama dan misteri seputar kematian Leo bisa dikembangkan dengan lumayan cerdas. Daya kejutnya cukup terasa, meskipun adegan pengungkapan tersebut masih bisa dibuat lebih grande lagi.
Killer Heat memiliki potensi besar dengan tema cinta segitiga, kecemburuan, dan pengkhianatan yang intens. Film berdurasi 1 jam 37 menit ini cukup bisa memberikan ketegangan emosi melalui para karakternya. Dikemas dalam produksi Prime Video, pilihan warna pastel menambah keindahan Pulau Kreta.Â
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H