Meriam London hampir mampu merobohkan tembok juara bertahan Manchester City! Butuh gol di menit akhir dari John Stones untuk memaksakan laga Manchester City versus Arsenal berakhir imbang 2-2 di lanjutan pekan ke-5 Premier League. Luar biasa bagi Arsenal, mereka harus bermain dengan 10 orang sejak akhir babak pertama!
Di Etihad Stadium, Minggu (23/9/2024) malam WIB, Citizens awalnya tampil dominan dengan gol Erling Haaland menit 8'. Namun, rekrutan anyar Riccardo Calafiori mampu samakan skor di menit 21' via tendangan indahnya.
Lalu datanglah momen set-piece andalan The Gunners, yang membuat nama Gabriel Magalhaes masuk papan skor lagi menit 45'. Namun tekanan besar menimpa pasukan Mikel Arteta, setelah kartu merah diberikan kepada Leandro Trossard di akhir masa injury time.
Menekan terus sepanjang babak kedua, akhirnya klub asuhan Pep Guardiola mampu amankan satu poin lewat sontekan John Stones di menit 90+7'!
Hasil imbang ini layak diterima oleh kedua tim. Tuan rumah memang menguasai jalannya laga, tetapi mereka gagal memanfaatkan kelebihan jumlah pemain.
Sementara di sisi Arsenal, usaha mereka bertahan di babak kedua patut diapresiasi. Dengan menggunakan dua blok pertahanan, plus aksi-aksi gemilang David Raya, mereka bisa tetap menjaga jarak dengan Manchester City.
Secara khusus, akan dibahas lagi tentang strategi set-piece Arsenal di akhir artikel ini.
Susunan Pemain Kedua Tim
Pep Guardiola memainkan kembali back-four terbaiknya dalam skema 4-1-4-1. Di depan Ederson, berdiri Kyle Walker, Ruben Dias, Manuel Akanji, serta Josko Gvardiol. Mereka dilindungi oleh Rodri yang berperan sebagai gelandang bertahan tunggal.
Savinho, Bernardo Silva, Ilkay Gundogan, dan Jeremy Doku berdiri sejajar di belakang Erling Haaland. Mereka bertugas melakukan high-pressing sekaligus secara kreatif akan membuka ruang pertahanan The Gunners.
Sementara itu Mikel Arteta memainkan pola hampir sama seperti ketika menang di kandang Spurs pekan lalu. Menggunakan formasi 4-2-3-1, David Raya diharapkan menunjukkan performa gemilang seperti ketika menghadapi Atalanta.
Jurrien Timber, William Saliba, Gabriel Magalhaes, dan Riccardo Calafiori yang digadang akan menjadi kuartet inti musim ini akhirnya dimainkan bareng. Di depan mereka ada Thomas Partey dan Declan Rice yang mengawal.
Bukayo Saka, Leandro Trossard, serta Gabriel Martinelli punya tugas berat di laga ini. Memanfaatkan kecepatannya, mereka harus naik-turun untuk membantu lini tengah sekaligus penopang striker utama Kai Havertz.
Laga bigmatch ini dipimpin oleh Wasit Michael Oliver.
Jalannya Laga Manchester City vs Arsenal
Kick-off baru saja ditiup, sudah ada insiden antara Kai Havertz dan Rodri. Hendak langsung menyergap bola tengah Citizens, Havertz dihadang oleh Rodri dan menabraknya hingga terjatuh. Butuh waktu tiga menit untuk tim medis mengecek kondisi Rodri.
Peluang emas pertama dimiliki Ilkay Gundogan menit ke-7'. Bernardo Silva dari sisi kanan memberikan umpan tajam ke kotak penalti. Gundo menyergap bola tersebut dan melakukan tembakan di sentuhan keduanya, Sayang arahnya masih melebar di sisi gawang David Raya.
Gol Erling Haaland menit ke-8'! Savinho melakukan gerakan menusuk ke tengah lapangan, diikuti oleh umpan terobosan kepada Haaland yang mengincar ruang di antara Gabriel dan Saliba. Tinggal berhadapan dengan Raya, striker Norwegia itu hanya lepaskan tembakan mendatar untuk catatkan gol ke-10 nya di liga.
Tendangan bebas Gundogan menit 14' membentur tiang. Berawal dari pelanggaran Gabriel kepada Savinho di depan kotak penalti, eks kapten Jerman ini tembakkan bola melengkung. Tiang sisi kiri David Raya masih menjadi penyelamat kali ini.
Rodri kembali terjatuh di menit 16'. Saat hendak menyambut sepak pojok, calon kuat peraih Ballon d'Or tersebut harus memegangi kakinya usai bertabrakan dengan Thomas Partey dalam duel body-charge legal.
Pemain Spanyol inipun harus ditarik keluar digantikan Mateo Kovacic. Cukup pilu baginya, karena Rodri-lah yang akhir-akhir ini berteriak kepada FIFA tentang resiko overload jumlah pertandingan pemain sepakbola.
Riccardo Calafiori mencetak gol debutnya dengan indah! Menit 21' Gabriel Martinelli lolos dari penjagaan Kyle Walker di sisi kiri. Umpan pendek diberikan pada Calafiori yang ada di belakangnya, dan langsung disambut tembakan melengkung bek Italia. Bola menghujam sisi kiri atas jala Ederson dengan cantik.
Peluang emas dari Gabriel manfaatkan sepak pojok menit 37' gagal menjadi gol. Skema yang merupakan salah satu andalan The Gunners mendulang gol, memungkinkan Saka mengayunkan bola ke tiang jauh. Gabriel yang lepas dari penjagaan Doku, meloncat tinggi untuk menyundul bola. Sayang arahnya masih tipis di atas mistar gawang Ederson.Â
Akhirnya skema yang sama membuat Gabriel antar Arsenal comeback menit 45'! Bola tendangan sudut Bukayo Saka mengarah ke depan gawang Citizens. Meskipun kali ini dijaga oleh Kyle Walker, Gabriel kembali lolos untuk menyundul bola dengan kencang ke gawang Ederson yang ditutupi oleh tiga pemain The Gunners.
VAR sempat melakukan check atas peristiwa tersebut, namun diputuskan gol tetap disahkan.Â
Pembahasan mengenai strategi screening Arsenal ini akan dibahas di akhir artikel.
Kartu merah bagi Leandro Trossard di menit 45+7'! Bola sapuan terakhir di babak pertama seharusnya tidak terlalu membahayakan, hendak diterima Bernardo Silva di tengah lapangan.Â
Trossard yang dalam adrenalin tinggi memilih menabrakkan badannya ke pemain Portugal tersebut dan membuang bola ketika mendengar peluit pelanggaran. Wasit Michael Oliver menganggapnya sebagai pelanggaran agresif. Ini adalah kartu kuning yang kedua baginya di laga ini, dan harus mandi lebih cepat.
Di babak kedua, Bukayo Saka harus rela menjadi korban perubahan strategi Mikel Arteta sebab kartu merah Trossard. Ia ditarik untuk digantikan Ben White. Rencana Arteta adalah, pertahanan dua blok dengan skema 5-4 dan menyerang cepat dengan formasi 3-5-1.
Sundulan Erling Haaland menit 48' masih bisa diselamatkan David Raya. Crossing dari sisi kanan sukses menemui Haaland di depan gawang. Tetapi karena ditempel ketat oleh Saliba, sundulannya cukup lemah dan bisa ditangkap oleh Raya.
Praktis laga di babak kedua berjalan searah. Usaha Kyle Walker lepaskan tembakan menit 57' harus dihentikan dengan susah payah oleh David Raya.
Semenit kemudian dua peluang sekaligus didapatkan Haaland dan Bernardo Silva. Mendapat umpan silang dari Walker, Haaland terbang tinggi untuk mengalahkan Saliba di duel udara. Kembali, tandukannya masih bisa ditepis oleh Raya dan bola muntah yang ditendang Silva masih melebar.
David Raya gagal ditaklukkan oleh Josko Gvardiol menit 62'. Bola scrimage di kotak penalti memungkinkan Gvardiol mendapat ruang tembak. Sayang arahnya masih tepat ke tengah, dan bisa diamankan oleh Raya.
Pertahanan dua blok Arsenal cukup membuat pusing para pemain Citizens. Tembakan dari luar kotak penalti dilakukan oleh Mateo Kovacic, Phil Foden, serta Ruben Dias tetapi masih melebar.
Luar biasa David Raya, peluang City yang ke-7 di laga ini berhasil ditepisnya. Menit 87' Josko Gvardiol mendapatkan bola muntah di dalam kotak penalti. Bek Kroasia itu memutuskan menendang langsung di kesempatan pertama. David Raya masih dalam posisi yang tepat untuk menepis bola.
Gelar Man of The Match sangat layak disematkan kepada kiper berusia 29 tahun ini.
Akhirnya, Manchester City bisa samakan kedudukan melalui John Stones di detik akhir pertandingan, menit 90+7'! Tendangan sudut cepat dilakukan oleh Jack Grealish hingga Mateo Kovacic punya ruang menembak di kotak penalti.
Sepakan mantan pemain Chelsea ini bisa diblok aleh William Saliba, namun arah bola pantul tepat mengarah pada John Stones dan bisa dicocor olehnya di depan gawang David Raya.
Gol ini menjadi sajian penutup laga seru malam ini. Manchester City sukses pertahankan peringkat pertama Liga Inggris, sementara Arsenal berada di peringkat ke empat.
Sekali Lagi, Screen-Set-Piece Arsenal Harus Dimonitor PGMOL
Gol Gabriel Magalhaes lewat skema sepak pojok kembali menjadi penentu kemenangan Arsenal. Taktik bola mati ini sudah jamak digunakan The Gunners, yang merekrut secara khusus Nicolas Jover pada tahun 2021 lalu.
Jover adalah sosok di balik "akal-akalan" Arsenal terhadap peraturan perlindungan terhadap kiper. Skema ini bisa sangat mematikan pada posisi tendangan sudut dan lemparan ke dalam, karena tidak menganut aturan offside. Sepak pojok sendiri dilakukan tepat di garis gawang.
Dalam strategi Arsenal ini, tiga pemain akan bergerak bersamaan menutup pergerakan kiper lawan. Di laga ini, Kai Havertz, Saliba, dan Calafiori bergerak ke arah Ederson tepat saat Bukayo Saka mengayunkan bola.
Praktis, Ederson tidak mempunyai ruang untuk melompat dan ia terjatuh karena terhalan Saliba. Sementara dari sisi depan, Gabriel Magalhaes yang punya loncatan tinggi tak terbendung untuk menyundul bola.
PGMOL atau Professional Game Match Officials Limited Liga Inggris, harus mengawasi betul taktik screening khas NBA ini. Yang menjadi masalah, adalah kerap kiper dilanggar dengan dalih screening. Ini memang menimbulkan perdebatan, karena seharusnya kiper harus punya ruang untuk melompat.
Untuk saat ini Arsenal bisa terus menggunakan strategi ini, sembari berharap tim lain mempelajari anti-tesisnya. Bisa saja dengan melakukan pembiaran kepada pemain Arsenal yang menghampiri kiper, sehingga fokus pada bola saja. Atau bisa juga dengan fokus membentuk barikade di depan kiper.
Tak jarang, peraturan sepak bola bisa diubah dengan momen-momen detail seperti ini. Masih ditunggu bagaimanaÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H