Mohon tunggu...
Greg Satria
Greg Satria Mohon Tunggu... Wiraswasta - FOOTBALL ENTHUSIAST

Learn Anything, Expect Nothing

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Wajah Baru PSBS Biak, Kemenangan Back-to-back, dan Perpaduan Legenda Liga Indonesia

18 September 2024   11:30 Diperbarui: 18 September 2024   12:31 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menyaksikan laga PSBS Biak melawan Madura United, Selasa (18/9/2024) sore, menyisakan sejumlah romantisme Liga Indonesia di masa lampau. Di bench Badai Pasifik, julukan PSBS Biak, duduk Robertino Pugliara dan Elie Aiboy. Sementara di lapangan masih tersisa Fabiano Beltrame dan Beto Goncalves.

Tim promosi ini tampil loyo di awal musim, hingga manajemen harus mendepak pelatih Juan Esnaider usai tiga kekalahan beruntun. Namun kini wajah PSBS Biak sudah berubah, Madura United berhasil mereka tekuk 2-1, sekaligus penanda kemenangan back-to-back yang antar mereka ke posisi 12 klasemen sementara BRI Liga 1 2024/2025.

Adanya PSBS Biak di Liga 1, banyak mengobati rasa kangen pecinta bola tanah air terhadap Tanah Papua, selepas degradasinya Persipura Jayapura ke Liga 2 pada musim 2021/2022. Sebagai sesama tim dari Pulau Cendrawasih, PSBS Biak tentu banyak diperkuat pemain berdarah asli Papua dipadukan dengan talenta-talenta Amerika Latin.

Pada musim lalu, Tim Badai Pasifik menjadi juara Liga 2 setelah perjalanan hebat selama semusim. Pada partai final, Alberto Goncalves dkk sukses menang dua leg atas Semen Padang dengan agregat 6-0. 

Tidak hanya menjadi juara Liga 2 dan berhak promosi untuk pertama kalinya, PSBS Biak bahkan membabat gelar tim terbaik, tim fair-play dan juga topskorer atas nama Alexandro Perreira.

Pelatih Regi Aditya yang berjasa atas prestasi tersebut, sayangnya tidak dipertahankan pada musim ini. Manajemen mengontrak mantan pemain Juventus dan Real Madrid asal Argentina, Juan Esnaider.

Seperti disampaikan di awal, sayangnya tidak ada bulan madu bagi Juan Esnaider. Tiga laga perdana diakhiri dengan kekalahan dari Persib Bandung (1-4), PSM Makassar (1-2), dan PSIS Semarang (0-1) membuat sang pelatih harus didepak. 

Mulai pekan lalu, klub yang pada musim ini bermarkas di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, sementara akan ditangani oleh Marcos Guillermo Samso yang bertindak sebagai assisten pelatih di awal musim.

Namun keputusan ini justru membuat wajah baru PSBS Biak berubah secara positif. Blessing in disguise. Mereka berturut-turut bisa menang atas dua klub besar di laga kandang. Persija Jakarta dikalahkan 3-1 (12/9/2024), dan kemarin (17/9/2024) Madura United dihempaskan dengan skor 2-1.

Momen Fabiano Beltrame di laga melawan Madura United (17/9/24). Sumber : Dok. Madura United via detiksport.com
Momen Fabiano Beltrame di laga melawan Madura United (17/9/24). Sumber : Dok. Madura United via detiksport.com

Jalannya Laga PSBS Biak vs Madura United

Memainkan laga kandang di Gianyar dengan rumput stadion sangat bagus, PSBS Biak dan Madura United tampil rancak memainkan sepak bola dari kaki ke kaki. Madura United yang merupakan finalis Championship Series musim lalu, juga baru saja ditinggal Widodo C. Putro sebagai pelatihnya.

Marcko Merauje membuka keunggulan bagi PSBS Biak, lewat sepakan keras menit ke-10'! Memenfaatkan umpan terobosan Armando Oropa , wingback kanan ini menghujamkan tembakan keras yang tak bisa dijangkau kiper Wagner Augusto atau biasa disapa Dida.

Madura United yang dilatih spesialis karatekernya, Rakhmat Basuki, kemudian berinisiatif mengambil alih permainan dengan mengandalkan Lulinha sebagai dirijen permainan.

Gol penyama akhirnya bisa dilesakkan Arsa Ahmad di menit 41'! Eks pemain Timnas Indonesia U-19 dan U-23, Hanis Saghara, memberikan umpan terobosan cantik yang disontek Arsa Ahmad tepat di depan kiper John Pigai.

PSBS Biak akhirnya berhasil unggul lagi di menit 72', via sepakan bebas Fabiano Beltrame! Bek gaek berusia 42 tahun ini mengeksekusi freekick dari jarak enam meter di luar kotak penalti. Bola diarahkan ke sisi kanan, membuat Dida sempat salah langah dan gagal mengantisipasi derasnya bola.

Skor pun bertahan hingga wasit meniup peluit panjang. Pada matchday berikutnya, akan tersaji laga antara PSBS Biak vs Persebaya, di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Minggu (22/9/2024) mendatang. Laga tersebut akan menjadi reuni besar, sebab banyak pemain bahkan asisten pelatih Badai Pasifik yang pernah memperkuat Tim Bajul Ijo.

Berharap Solidnya Perpaduan Legenda dan Pemain Muda

Salah satu yang menarik dari PSBS Biak musim ini, adalah komposisi pemain dan staff pelatih mereka yang berisikan banyak legenda sepak bola Indonesia. Elie Aiboy, Erol Iba, dan Joice Sorongan tercatat sebagai asisten pelatih, sementara Robertino Pugliara awalnya terdaftar sebagai penerjemah eks pelatih Juan Esnaider.

Namun di laga kemarin, para legend ini terlihat berdiskusi bersama dengan Marcos Samso yang bertindak sebagai head-coach sementara. Transfer strategi tentu tidak akan susah, karena di lapangan berdiri dua pemain gaek naturalisasi, Fabiano Beltrame dan Beto Goncalves.

Tulang rusuk inilah yang dilengkapi dengan bakat-bakat muda Papua seperti Jeam Kelly Sroyer, Todd Ferre, dan Marcko Merauje dalam skema 3-4-3. 

Menjadi andalan di tiap lini, tersedia pemain asing yakni bek Julian Velazquez dan Jaime, pemain tengah Williams Lugo dan Takuya Matsunaga, serta striker haus gol Alexsandro plus Abel Arganaraz.

Sebenarnya ada juga potensi besar dalam skuad ini, yang memiliki pemain Timnas U-19 Meshaal Hamzah yang sedang mengikuti pemusatan latihan. Nama yang cukup fenomenal dua musim lalu, Barnabas Sobor juga ada di tim untuk meraih kembali penampilan terbaiknya.

Solidnya perpaduan ini, siapapun pelatih utamanya kelak, akan sangat menentukan perjalanan Badai Pasifik dalam gelaran BRI Liga 1 musim 2024/2025. 

Laga kandang PSBS Biak di Stadion Cendrawasih di Liga 2 musim 23/24. (Sumber: rri.co.id)
Laga kandang PSBS Biak di Stadion Cendrawasih di Liga 2 musim 23/24. (Sumber: rri.co.id)

Skill Khas Papua Bercampur dengan Latin akan Ciptakan Sepak Bola Indah

Berikutnya, menjadi ciri khas juga bahwa tim dari tanah Papua kerap berkolaborasi dengan pemain berdarah Amerika LAtin. Bukan tanpa alasan, karena ada kedekatan budaya permainan bola pendek yang dipadukan dengan skill individu khas dari Papua.

Apabila PSBS Biak bisa menemukan ritme ini, mereka tidak akan kesulitan menyamai pola permainan sepak bola indah Persipura Jayapura di masa jayanya dulu. Meskipun ada satu yang masih menjadi halangan, yakni laga kandang mereka di Gianyar akan mereduksi jumlah penonton setia dibandingkan jika berlaga di Stadion Cendrawasih.

Mari kita dukung terus sepak bola Indonesia Timur, dengan PSBS Biak di Liga 1 dan Persipura di Liga 2, untuk terus bisa menelurkan bakat-bakat hebat pesepak bola Indonesia. 

Niscaya dengan pengelolaan yang tepat, gap antara pemain naturalisasi dengan pemain Liga Indonesia akan semakin kecil, sehingga bisa menjadi skuad Timnas Indonesia yang kompetitif.

Salam olahraga

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun