Banjir gol terjadi di hari pertama Champions League 2024/2025 yang mengusung format baru. Semalam, tidak ada laga yang berujung tanpa gol. Semoga ini membuat dua laga matchday 1 lainnya, Bologna vs Shaktar Donetsk dan Sparta Praha vs RB Salzburg berpotensi melanjutkan "kegilaan" serupa. Para tim papan bawah harus ambil poin di laga-laga ini!
Berbagai rekor pecah di hari pertama Champions League, Selasa (17/9/2024) waktu setempat. Di antaranya adalah rekor klub atas nama Kenan Yildiz, serta kemenangan dengan skor terbesar yang dihasilkan Bayern Munchen saat melumat Dinamo Zagreb 9-2.
Tampaknya klub-klub Eropa sangat antusias menjalani musim pertama UCL dengan format setengah kompetisi ini. Tentu, UEFA dan Presiden-nya Aleksander Ceferin bisa senyum-senyum bangga di buatnya.
Di Renato Dall'Ara, Bologna yang harus menantikan 60 tahun berlaga lagi di kompetisi kasta tertinggi antarklub Eropa, tentu ingin menyuguhkan penampilan apik di depan pendukungnya. Lawan yang anjangsana ke markas mereka, Shakhtar Donetsk, juga bukan sembarangan karena adalah juara Liga Ukraina dalam tiga musim terakhir.
Keunggulan pengalaman skuad asuhan Marino Pusic bisa dijadikan senjata melawan Rossoblu, yang awal musim ini masih sedikit tersendat di bawah allenatore anyar Vincenzo Italiano.
Sementara di Praha, Sparta akan terlibat pertarungan sengit dengan raksasa "franchise" dari Austria, RB Salzburg. Tim tamu yang dilatih mantan asisten Jurgen Klopp, Pep Lijnders, dua pekan lalu baru rasakan kekalahan perdananya di liga dari Rapid Wina dengan skor 2-3 (1/9/2024), punya waktu sangat panjang untuk mempersiapkan laga nanti.
Kedua match ini akan kick-off pada Rabu (18/9/2024) malam, pukul 23.45 WIB.
Bologna vs Shakhtar Donetsk, Semoga Bukan Jadi Ajang Numpang Lewat
Rossoblu Bologna menjalani musim cinderella tahun lalu, dengan meraih peringkat lima di Serie A. Melalui format baru, Italia yang berhak mendapatkan lima slot wakil di UCL langsung mengutus mereka untuk berpartisipasi pertama kalinya sejak tahun 1964.
Tentu persiapan musim ini tidak semudah yang dibayangkan. Di akhir musim, banyak elemen penting klub dipereteli oleh klub-klub besar. Joshua Zirkzee diboyong Manchester United dan Ricardo Callafiori hijrah ke Arsenal. Namun yang paling vital, tentu adalah kepindahan sang nahkoda Thiago Motta yang tak memperpanjang kontrak untuk menerima pinangan Juventus.