Mohon tunggu...
Greg Satria
Greg Satria Mohon Tunggu... Wiraswasta - FOOTBALL ENTHUSIAST

Learn Anything, Expect Nothing

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

AC Milan vs Liverpool 1-3, Beda Kelas Antara Dua Tim Klasik yang Terpampang Nyata

18 September 2024   04:07 Diperbarui: 18 September 2024   04:13 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Duel antara dua tim klasik Eropa, AC Milan kontra Liverpool di San Siro, Rabu (18/9/2024) dini hari WIB berakhir dengan skor 1-3. Tampak ada beda kelas (gap) yang nyata di antara kedua tim, meskipun dalam pertemuan keduanya selalu tercipta banyak gol.

Rossoneri sempat mengejutkan dengan gol cepat Christian Pulisic menit ke-3'. Dua momen set-piece menjadi momok tuan rumah, yang dimanfaatkan Ibrahima Konate menit 23' dan Virgil van Dijk menit 41'.

Di babak kedua, Liverpool menambah derita AC Milan yang harus kehilangan Mike Maignan karena cedera, lewat gol Dominik Szoboszlai menit ke-66'.

Kekalahan ini akan semakin menambah kencang tekanan kepada Paulo Fonseca, yang baru meraih satu kemenangan bagi AC Milan sejauh ini. Itupun mereka raih kala melawan Venezia, klub Jay Idzes, pada akhir pekan lalu (skor 4-0).

Integerasi antar lini masih tampak lemah, dan permainan grasak-grusuk yang pernah diperlihatkan era Stefano Pioli kembali mengemuka. Ini tentu akan menjadi kesulitan tersendiri bagi AC Milan kala menghadapi tim dengan pakem compact seperti Liverpool.

Tim tamu yang dilatih oleh Arne Slot, berhasil mencetak kemenangan perdana Eropa di bawah kepemimpinan sang meneer. Ini mengembalikan lagi tren victory mereka yang sempat terhenti akhir pekan lalu kala menjamu Nottingham Forest di Premier League.

Susunan Pemain Kedua Tim

Paulo Fonseca menurunkan mayoritas skuad terbaik seperti saat mengalahkan Venezia akhir pekan lalu. Dalam pakem 4-2-3-1. Mike Maignan berdiri di bawah mistar bersama bek Davide Calabria, Fikayo Tomori, Strahinja Pavlovic, dan Theo Hernandez.

Youssouf Fofana serta Ruben Loftus-Cheek menjadi penyeimbang lini tengah. Berada di depan mereka ada pemain Belanda keturunan Indonesia, Tijjani Reijnders, Rafael Leao, dan Christian Pulisic yang mendukung striker peraih gelar EURO 2024, Alvaro Morata.

Liverpool yang baru saja dikalahkan Nottingham Forest di liga, mengandalkan 4-3-3 ala Arne Slot. Alisson Becker jadi tembok di depan gawang ditemani kuarter bek Trent Alexander-Arnold, Ibrahima Konate, Virgil van Dijk, dan Kostas Tsimikas.

Ryan Gravenberch yang awali musim dengan sangat gemilang, mengawal lini tenagh bersama Alexis Mac Allister dan Dominik Szoboszlai. Trio di depan diisi oleh Mohamed Salah, Cody Gakpo, plus Diogo Jota.

Untuk pertama kalinya di bench Liverpool bercokol nama Federico Chiesa. Rekrutan dari Juventus ini tantu sangat senang menatikan debut yang terjadi di negara asalnya.  

Poster logo klub AC Milan vs Liverpool. Sumber : www.sempremilan.com
Poster logo klub AC Milan vs Liverpool. Sumber : www.sempremilan.com

Jalannya Laga AC Milan vs Liverpool

AC Milan cetak gol cepat lewat Christian Pulisic menit ke-3'! Umpan panjang dari Mike Maignan mampu dikombinasikan oleh Davide Calabria dan Alavaro Morata, sebelum disodorkan kepada Pulisic. "Captain America" lalu unggul sprint dibandingkan Kostas Tsimikas dan dengan mudah menaklukkan Alisson lewat tendangan mendatarnya.

Sempat kaget dengan gol kilat tersebut, Liverpool berinisiatif menguasai ball-possesion dengan line yang cukup tinggi. Virgil van Dijk mempunyai peran besar untuk mengatur tempo permainan.

Mohamed Salah mengancam di menit 16'. Umpan pendek dari Szoboszlai kei kotak penalti, ditahan dengan sekali keeping sebelum menembakkan bola melalui kaki kanannya. Beruntung bagi Rossoneri, bola masih membentur mistar dan kembali ke lapangan. 

Kostas Tsimikas selanjutnya mendapat bola liar, namun tembakannya masih belum menemui sasaran.

Sundulan Ibrahima Konate menyamakan skor pada menit 23'! Sebuah pelanggaran Davide Calabria di sisi kanan harus dibayar mahal. Trent Alexander-Arnold mampu kirimkan umpan manis kepada Konate, yang unggul duel udara dibandingkan Tomori dan Mike Maignan. Ada protes terhadap indikasi pelanggaran van Dijk, namun wasit tidak menganggapnya foul.

Diogo Jota membuang peluang tiga menit berselang. Alexis Mac Allister sukses membawa bola ke dalam kotak penalti, sebelum membaginya kepada Diogo Jota. Tendangan kaki kiri pemain Portugal ini malah melebar dari sisi gawang Maignan. 

Selepas itu, Mohamed Salah mendapat peluang menembak, tetapi tepat di pelukan Mike Maignan. Sebuah sinyal bahwa pertahanan AC Milan sudah mulai bisa dieksploitasi pemain The Reds.

Tendangan Mo Salah membentur mistar lagi! Cody Gakpo menyisir dari sisi kiri, kemudian mengirimkan umpan tajam yang bisa ditepis Maignan. Bola rebound bisa diraih Salah, sambil memutar ia lepaskan sepakan kaki kiri yang kembali membentur mistar gawang dan kembali ke area permainan.

Mike Maignan gagalkan sepakan mendatar Mo Salah menit 40'. Lewat skema serangan balik Salah sukses perdayai Pavlovic sebelum melepaskan tembakan yang bisa dihadang Maignan menjadi sepak pojok.

Kembali set-piece menjadi momok AC Milan! Sundulan Virgil van Dijk kali sukses meneruskan umpan pojok Kostas Tsimikas, tepat di depan gawang AC Milan. Ada empat pemain Rossoneri hanya terdiam di saat van Dijk lakukan pergerakan menyambut bola.

Peluang terakhir di babak pertama dimiliki oleh Cody Gakpo menit 45+3'. Tendangan kerasnya dari sisi kiri masih bisa ditepis dengan gemilang oleh Mike Maignan. Babak pertama pun berakhir, tuan rumah hanya mampu berikan kesan apik di menit awal saja.

Babak kedua baru berjalan dua menit, Liverpool sudah dapatkan peluang emas lewat Diogo Jota. Cody Gakpo sukses berikan umpan ke depan gawang, disambut sodoran kaki Jota yang mampu dibendung Mike Maignan. Malang bagi Maignan, ia harus cedera di momen ini dan diganti oleh kiper muda Lorenzo Torriani.

Torriani melakukan save pertama di menit 56', usai tembakan kaki kiri Dominik Szoboszlai masih tepat ke arahnya.

Szoboszlai kembali gagal taklukkan Torriani di menit 64'. Pada momen satu laan satu, kapten Timnas Hungaria ini hanya bisa meratapi tendangannya dibendung oleh badan kiper berusia 19 tahun tersebut. Bola kedua didapatkan oleh Tsimikas, namun sepakannya masih melebar.

Akhirnya Szoboszlai mencetak gol di menit 66'! Cody Gakpo melewati Palvovic dengan mudah di sisi kiri lalu mengirim umpan pendek kepada Szoboszlai yang tinggal mencocor bola ke gawang Torriani. Pertunjukan pertahanan yang buruk dari tuan rumah di laga ini.

Pemain pengganti Matteo Gabbia mendapatkan kesempatan lewat sundulan kepala menit ke 88', namun masih melambung di atas mistar gawang Alisson.

Peluang terakhir dimiliki Rafael Leao di akhir laga. Sepakan kerasnya dengan gemilang mampu ditepis oleh Alisson dan bola membentur tiang gawang. Laga pun berakhir, mengembalikan tren kemenangan kembali ke Tim Merseyside Merah.

Kelas Premier League Masih di Atas Serie A

Pada laga ini, meskipun menguasai jalannya laga, Liverpool baru mampu mencetak gol ketika mendapatkan dua momen set-piece di babak pertama. Bukan tanpa kebetulan, sebab banyak klub Premier League sekarang melatih detail peluang dari tendangan bebas atau sepak pojok ini.

Tercermin dalam pergerakan pemain Liverpool pada dua gol dini hari ini, baik Ibrahima Konate maupun Virgil van Dijk menunjukkan sebuah skema yang dilatih secara intensif. 

Ini semakin menjelaskan bahwa klub Premier League sudah lebih maju dengan memperhatikan hal detail seperti itu. Arsenal, Manchester City, dan Chelsea diketahui juga merekrut pelatih spesialis untuk bola mati ini.

Selain itu, dari sisi permainan terbuka, AC Milan era Paulo Fonseca ini juga masih terlihat sama dengan era Stefano Pioli yang grusak-grusuk. Pergerakan antar lini tidak terlihat compact sehingga jarak pemain sangat jauh.

Berbeda dengan Liverpool, tiga lapis lininya mampu menjaga jarak sehingga punya banyak pilihan dalam memberikan umpan. Gap konsep permainan inilah yang harus direduksi oleh klub-klub Serie A, agar mereka bisa berprestasi di ajang Eropa. 

Mungkin, hanya Inter Milan yang bisa mengimbangi klub besar lainnya secara taktikal.

Salam olahraga

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun