Nico Gonzalez menambah gol Bianconeri menit 52'! Dusan Vlahovic menang duel dengan Joey Veerman di lini tengah, lalu membawa bola mendekati kotak penalti. Striker Serbia ini lantas memberikan umpan terobosan kepada Gonzalez yang terbebas di sisi kanannya, dan pemain Argentina itu bisa taklukkan Drommel dengan mudah.
Vlahovic masih belum menemukan harinya, usai peluangnya di menit 85' digagalkan Drommel. Koopmeiners melakukan sprint cepat ke pertahanan PSV, sejurus kemudian ia memberikan umpan mendatar pada Vlahovic di depan gawang. Malang bagi striker Bianconeri tersebut, sentuhannya masih membentur kaki kiper lawan.
Satu lagi peluang didapatkan Vlahovic semenit berselang. Tembakannya memanfaatkan umpan tarik di sisi kiri masih melayang di atas mistar.
Ismael Saibari memperkecil kedudukan di menit 90+3'! Menerima umpan dari Bakayoko, Saibari melakukan tembakan keras kaki kiri yang menjadi penanda gawang Di Gregorio bobol pertama kalinya musim ini. Laga pun berakhir usai gol tersebut.
Kenan Yildiz, Suksesor Alessandro Del Piero
Nama Alessandro Del Piero tentu masuk sebagai salah satu legenda terbaik Juventus sepanjang masa. Mengenai sosok Kenan Yildiz, Alex (sapaan Del Piero) pernah mengeluarkan statement bahwa ia malakukan approved atas dipakainya nomor punggung 10 yang menjadi trademarknya.
"Yildiz tentu saja merupakan salah satu pemain muda yang paling saya sukai, dia telah menunjukkan beberapa kemampuannya," kata Del Piero kepada Radio Serie A via bola.com.
"Saya akan memberinya kaos nomor 10. Musim lalu, Nicol Fagioli dan Fabio Miretti telah melakukan hal-hal hebat, dan mengingat mereka adalah orang Italia, hal ini bagus untuk Juventus dan Timnas Italia."
Ini merupakan sebuah bentuk pengakuan yang besar kepada pemain Turki lulusan primavera Juventus tersebut. Sebuah laga debut di UCL, ia warnai dengan memecahkan rekor milik idolanya tersebut.
Kelebihan utama dari seorang Kenan Yildiz, adalah ketenangannya dalam menentukan setiap pergerakan. Ia memiliki kontrol bola yang sempurna dan memiliki timing yang tepat dalam memilih manuver cepat ataupun melakukan delaying.
Di usia 19 tahun, tentu ini menunjukkan besarnya kedewasaan dalam bermainnya. Bola hampir tidak pernah hilang darinya, sebab ia paham memitigasi resiko dalam menyerang.
Sekalinya mempunyai ruang tembak, kaki kanannya mirip tajamnya dengan sang legenda, Alessandro Del Piero. Sebuah finishing yang hampir mirip dengan Alex ia tunjukkan di laga ini, Yildiz melakukan plesing bola melengkung dengan mantap ke sudut gawang.