Mohon tunggu...
Greg Satria
Greg Satria Mohon Tunggu... Wiraswasta - FOOTBALL ENTHUSIAST

Learn Anything, Expect Nothing

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Persipura, Insiden Boaz Solossa, dan Dukungan Seluruh Penjuru Negeri

16 September 2024   17:17 Diperbarui: 17 September 2024   11:58 14389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosok Boaz Solossa, legenda sepakbola Indonesia. Sumber : Instagram/@boazsolossa via tribunnews.com

Jika ada sebuah klub sepak bola Indonesia yang mempunyai pendukung di hampir seluruh penjuru negeri, mungkin itu adalah Persipura. Permainan elok dan menawan Tim Mutiara Hitam, menghasilkan empat gelar Liga Indonesia. Namun kini, Persipura dan Kakak Boaz Solossa yang telah ber-reuni sedang butuh dukungan moril.

Membaca banyak berita nasional maupun lokal, Persipura yang musim ini dilatih oleh mantan bek Timnas Indonesia Ricardo Salampessy baru memutuskan di menit-menit akhir untuk mengikuti Liga 2 musim 2024-2025. Padahal musim lalu, mereka hampir saja terjerembab ke Liga 3, jika saja tidak mengalahkan PSCS Cilacap di babak play-off.

Ini menunjukkan betapa butuhnya dukungan untuk tim kebanggaan masyarakat Papua, yang juga merupakan salah satu klub legendaris Indonesia bersama Persija, Persebaya, Persib, PSM Makassar, PSMS Medan, PSIS Semarang dan Arema Malang.

Jika musim lalu masalah terbesar Persipura adalah tentang sponsor, maka musim ini mereka terkesan "dalam diam" membangun ulang skuadnya dengan waktu mepet, hanya lima hari menjelang kick-off.

"Persipura Jayapura siap untuk mengikuti kompetisi Liga 2, pemain sudah melakukan kontrak," kata Ketua Umum Persipura, Benhur Tomi Mano dikutip dari kompas.com (6/9/2024). 

"Mohon doa dan dukungan kepada pecinta sepakbola dan masyarakat Papua untuk mendukung Persipura di Liga 2," imbuhnya.

Pelatih Ricardo Salampessy tetap dipertahankan menangani Tim Mutiara Hitam. Semakin diperkuat lagi dengan adanya dua asisten yang juga mantan pemain Persipura, Ridwan Bauw dan Imanuel Wanggai.

Puncak segala kesiapan menyongsong musim baru, adalah kembalinya sang jenderal yang sempat merantau, Boaz Solossa! Pemain legenda 38 tahun ini akan kembali bermain bersama dua kawannya yang setia membela panji tim merah-hitam, Yustinus Pae (41 tahun),dan Ian Kabes (38 tahun).

Manajemen juga memperkuat tim dengan mengontrak dua pemain asing, yakni Jonathan Campbell dari Amerika Serikat dan Ali Nouri dari Iran. Kedua nama ini bukan pemain baru di Indonesia, karena sebelumnya membela klub Liga 2 di musim 2023/2024.

Laga pembuka Liga 2 sudah dimulai pada Minggu (8/9/2024) lalu. Tim Mutiara Hitam harus mengakui keunggulan tuan rumah RANS Nusantara FC dengan skor 1-0.

Analisis Laga Perdana Persipura

Coach Ricardo Salampessy pada laga perdana ini menggunakan formasi 4-3-3. Kiper diisi oleh Rivki Mokodompit, sementara di depannya ada empat pemain bertahan Kaleb Sobor, Alex Dusay, Ferry Ayomi, dan David Rumakiek.

Double-pivot diisi oleh Ian Kabes bersama dengan Fridolin Yoku serta gelandang tengah Gelfias Waicang. Lini depan mengandalkan pemain yang cukup malang melintang di Timnas Indonesia, Ramai Rumakiek, bersama dengan Elisa Basna serta striker Arody Uopdana.

Starter line-up tanpa pemain asing ini mengindikasikan Coach Ricardo percaya dan ingin mematangkan formasi menggunakan para pemain lokal yang sudah dipersiapkannya dari Jayapura. Barulah di babak kedua, Ali Nouri, Boaz Solossa, Gunansar Mandowen, Yohanis Nabar, serta Marinus Wanewar bergantian diturunkan.

Bermain di Stadion Untung Suropati, Pasuruan, yang menjadi markas sementara dari RANS Nusantara, dari sisi individual para pemain Persipura masih bisa menunjukkan kebolehannya berlaga di lapangan yang tidak cukup rata ini. Sementara tuan rumah, memilih melakukan strategi umpan panjang yang ditujukan kepada target-man Ismael Dunga.

Dunga pula yang mencetak gol semata wayang di laga ini, usai memanfaatkan blunder tangkapan Rivki Mokodompit di menit 31'.

Ramai Rumakiek berulang kali mencoba memberikan ancaman dengan pergerakan individualnya, namun berujung kegagalan hingga akhir jalannya laga.

Secara pola permainan memang kita masih belum melihat umpan-umpan pendek khas Tim Mutiara Hitam. Asumsi dari persiapan yang mepet masih bisa dijadikan pertimbangan. Babak pertama dikuasai RANS Nusantara, sementara Persipura perlahan bangkit di 45' menit kedua.

Pada laga berikutnya, Sabtu (21/9/2024) diharapkan Coach Ricardo Salampessy dan tim asuhannya bisa tampil lebih baik menjamu Persibo Bojonegoro di Stadion Mandala Jayapura.

Sosok Boaz Solossa, legenda sepakbola Indonesia. Sumber : Instagram/@boazsolossa via tribunnews.com
Sosok Boaz Solossa, legenda sepakbola Indonesia. Sumber : Instagram/@boazsolossa via tribunnews.com

Sanksi Atas Tindakan Agresif Boaz Solossa dan Gunansar Mandowen

Pada laga perdana tadi, ada dua buah insiden yang mengharuskan Persipura menerima hukuman sanksi. Pertama, adalah kartu merah yang diberikan wasit kepada Gunansar Mandowen bersama pemain RANS Vikra Seifahlepi di babak kedua.

Vikra melakukan sebuah pelanggaran keras dengan mengangkat kaki hingga mengenai kepala Gunansar. Tidak bisa menerima kejadian ini, pemain 23 tahun ini beraksi berlebihan hingga menciptakan sedikit keributan di atas lapangan. Wasit pun menghadiahi kartu merah untuk kedua pemain.

Insiden kedua, baru viral di media sosial tiga hari belakangan ini. Dalam sebuah video pendek, terlihat Boaz Solossa melakukan pemukulan kepada steward pertandingan, tanpa diketahui apa motifnya. Tindakan agresif ini cukup disayangkan oleh pecinta sepak bola Nusantara.

Usai mendalami kedua kejadian, Komisi Disiplin PSSI akhirnya memberikan hukuman kepada Gunansar Mandowen dan Boaz Solossa berupa sanksi dua laga, serta hukuman uang lima juta rupiah. Dipastikan kedua pemain tidak akan bisa memperkuat Tim Mutiara Hitam di laga kandang pekan ke-2 dan ke-3.

Coach Ricardo Salampessy tentu harus memutar otak dengan kondisi ini. Menjamu Persibo Bojonegoro, ia akan menggunakan pemain lain sebagai alternatif dalam mengunci laga dengan kemenangan.

"Kedua pemain ini sangat penting, apalagi Boaz yang kembali ke Persipura dinantikan penampilannya bagi pencinta sepak bola di tanah Papua," ungkapnya, Senin (16/9/24) via beritapapua.co.

 "Kami punya banyak pemain, yang nantinya mengisi kekosongan yang ditinggalkan Boaz dan Gunansar di dua laga kandang," imbuhnya. 

Tetap Hargai Jejaknya, Hukuman Sudah Diberikan

Lalu kini ramailah di media sosial seputar tindakan agresif yang dilakukan oleh Boaz Solossa. Kakak Boaz, begitu ia selalu dipanggil oleh pemain-pemain juniornya dari Indonesia Timur, adalah panutan dan salah satu legenda sepak bola Indonesia.

Begitu menawannya aksi Boaz kala berseragam Timnas Indonesia, hingga-hingga ia dijuluki salah satu talenta terbaik Asia pada Piala Tiger tahun 2004. Semua jejaknya, patutlah untuk dikenang dan dihargai oleh semua pendukung Timnas Indonesia.

Ujaran-ujaran negatif, hingga membanding-bandingkannya dengan skuad Timnas Indonesia yang kini ditangani Shin Tae-yong sangatlah tidak berdasar. 

Semua orang ada masanya, dan semua masa pasti ada orangnya. Sesimpel itu dalam menghargai prestasi seorang atlet, yang bisa dikatakan salah satu yang terbaik dari tanah Indonesia. 

Di belahan bumi yang lain, Diego Costa mantan striker Atletico Madrid, Timnas Spanyol, dan Chelsea, juga terlibat keributan ketika memperkuat Tim Junior Gremio. Tidak ada olok-olok dari media dan fans Spanyol terhadapnya, selain mereka juga kurang tahu apa motifnya.

Sanksi sudah diberikan, jadi mari sebagai pendukung Timnas Indonesia, yang kini sangat berharap banyak pembibitan bisa berhasil dilakukan di level grassroot, memberikan dukungan selalu untuk kebangkitan Tim Persipura Jayapura. 

Para legend seperti Boaz, Ricardo Salampessy, Manu Wanggai, Tinus Pae, dan Ridwan Bauw sudah turun gunung untuk membantu keberlangsungan klub. Harapannya, ada pihak-pihak lain di sektor non teknis yang bisa melirik lagi klub kebangaan masyarakat Papua pada khususnya, dan Indonesia secara umum.

Jangan disilaukan terus oleh prestasi Timnas Indonesia di luar sana. Tentu kita bangga dengan prestasi Timnas Garuda di Kualifikasi Piala Dunia 2026, tetapi ingat selalu wajah asli sepak bola Indonesia ada di level klub, domestik. 

Insiden perempatfinal PON XXI sedang diselidiki, dan insiden di laga RANS vs Persipura sudah selesai di ranah disipilin. Mari kita saling mendukung daripada menjadi kaum mendang-mending yang lupa bahwa musuh itu di luar, bukan di dalam.

Salam olahraga

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun