Masih besar kontribusi seorang Cristiano Ronaldo bagi Timnas Portugal. Terbukti, pada laga melawan Skotlandia, Senin (9/9/2024) dini hari WIB, golnya di akhir laga mampu memenangkan Selecao das Quinas lewat comeback dengan skor 2-1. Ini merupakan gol yang ke-901 dalam karier sepakbolanya. Kawal terus menuju Centurion!
Bertanding di Da Luz, Estadio Do Benfica, Skotlandia mengejutkan dengan gol cepat yang dihasilkan oleh sundulan Scott McTominay di menit ke-7'. Alami kebuntuan, pelatih Roberto Martinez akhirnya memasukkan Cristiano Ronaldo di babak kedua menggantikan Pedro Neto, yang disusul oleh gol Bruno Fernandes menit 54'.
Di menit 88', CR7 memasukkan namanya ke papan skor sekaligus mencetak gol penentu kemenangan Portugal di matchday 2 UEFA Nations League Grup 1. Portugal kini memuncaki klasemen dengan enam poin, sementara Kroasia dan Polandia berada di bawahnya dengan tiga poin.
Pada laga semalam, sekalipun Ronaldo menjadi penentu kemenangan, Man of the Match berhasil digondol oleh Bruno Fernandes. Sepanjang 90' menit, kapten Manchester United ini mampu memberikan ancaman ke pertahanan Skotlandia.Â
Mantan rekan setim Bruno, Scott McTominay membuka skor di menit ke-7' melalui sundulan kepala. Ia terlepas dari penjagaan Ruben Dias dkk, sehingga mampu menyambut umpan matang Kenny McLean secara bebas.
Melihat rekannya di lini depan kesulitan mencetak gol sejak babak pertama, pada menit 54' Bruno Fernandes melepaskan tembakan kaki kiri akurat dari luar kotak penalti yang tak bisa dihalau oleh kiper Skotlandia, Angus Gunn.
Menekan terus hingga akhir laga, di menit 88' umpan Nuno Mendes dari sisi kiri masih luput dari sodoran kaki Diogo Jota di tiang dekat. Namun dengan sangat oportunis, Cristiano Ronaldo berhasil menjangkau bola tersebut untuk memastikan kemenangan Selecao das Quinas.
Gol yang juga menjadi catatan ke-enamnya dalam enam laga beruntun bersama Al Nassr dan Timnas Portugal di awal musim 2024/2025. Semoga musim ini "Bang Dodo" terlepas dari cedera dan terus menapaki namanya menuju 1.000 gol, centurion!
Babak Pertama, Bagaimana Portugal tanpa Ronaldo?
Pelatih Roberto Martinez sebenarnya mengisyaratkan akan memberikan "libur" kepada Cristiano Ronaldo di laga ini. Pada babak pertama ia tidak memainkan sang kapten dalam skema 4-3-3.
Tiga pemain yang mengisi lini depan adalah Rafael Leao, Pedro Neto, dan Diogo Jota. Bruno Fernandes, Bernardo Silva, serta Joao Palhinha menjadi tiga motor permainan dari lini tengah.
Ini menjadi jawaban atas pertanyaan banyak pihak, bagaimana seandainya Portugal bermain tanpa Cristiano Ronaldo? Ball-possesion tetap mereka kuasai dengan pemain kaliber di atas, namun belum ada sosok yang mampu menjadi target-man dan penyelesai peluang.
Inilah yang membuat Cristiano Ronaldo masih mempunyai peran besar di Selecao. Diogo Jota di awal laga tampil sebagai ujung tombak, namun permainan Portugal berbeda dengan Liverpool. Selecao das Quinas cenderung lambat dan lebih memilih "lama untuk menguasai bola".Â
Merubah gaya khas Latin tersebut memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Penyebabnya jelas, para pemain masih memiliki egosentris untuk menunjukkan kemampuan individunya. Bruno Fernandes dan Bernardo Silva sama-sama meminta bola dari posisi pasif, sementara hanya Diogo Jota yang coba membuka ruang dengan pergerakan progresif.
Di sisi sayap, sama juga dengan Leao dan Pedro Neto. Mereka berdua meminta bola pendek, baru melakukan akselerasi. Ini menghambat momentum untuk melakukan penyerangan Memang mereka bisa mengecoh satu atau dua pemain, tetapi pemain lawan lainnya sudah siap menutup ruang di belakangnya.
Berbeda jika yang dialirkan adalah bolanya. Pemain lawan, dalam laga semalam berarti Skotlandia, akan kelabakan jika bola membombardir depan gawang mereka. Sayangnya di babak pertama hal ini tidak terjadi. Tiadanya target-man di lini depan, membuat Scott McKenna dan Grant Hanley hanya tinggal mendorong mundur Diogo Jota dengan fisiknya.
Jadi masih menjadi pekerjaan rumah yang sangat besar bagi Timnas Portugal, untuk menemukan suksesor sekaligus kompetitor bagi Cristiano Ronaldo di lini depan. Kalaupun mau menggunakan false-nine dalam sosok Diogo Jota, maka skema permainan mereka yang harus dirubah.Â
Cristiano Ronaldo Bagaikan Dua Mata Pisau
Hal inilah yang membuat kehadiran Cristiano Ronaldo bagaikan dua mata pisau bagi Timnas Portugal. Di sisi baik, ia bisa menjadi pemimpin, inspirator, sekaligus penyelesai peluang yang bisa diandalkan. Ini persis dengan ucapan Bruno Fernandes usai laga melawan Skotlandia semalam.
"Pengaruhnya selalu sama, terlepas dari apakah dia memulai dari bangku cadangan atau tidak. Setiap orang yang masuk telah membuat perbedaan. Cristiano mempunyai sebuah gol, hari ini dia mencetak golnya yang ke 901 dan sekarang dia sedang menuju ke angka seribu, yaitu apa yang dia inginkan" ujarnya dikutip dari goal.com.
Sisi negatifnya bakalan menjadi banyak pula. Selain adanya ketergantungan pada sosok Cristiano Ronaldo yang bisa menjadi mindset destructive, pemain-pemain Portugal harus tetap fokus pada kemenangan tim, bukan menghitung gol dari Cristiano Ronaldo.
Dalam arti, pemain Portugal tidak boleh menganggap milestone CR7 menuju 1.000 gol adalah tujuan utamanya! Karena kalau ini terjadi, keseimbangan tim akan menjadi berkurang, sekaligus lawan akan mudah memainkan strategi bertahan, yakni matikan saja pergerakan "Bang Dodo".
Maka dari itu, peran Roberto Martinez sangatlah besar dalam dua ajang yang mungkin menjadi kompetisi terakhir Cristiano Ronaldo di Timnas Portugal, UEFA Nations League dan Piala Dunia 2026. Dengan umur 39 tahun lebih, jatah main sang kapten memang harus dirotasi oleh pemain lainnya.
Jadi, strategi bermain tanpa Cristiano Ronaldo harus segera ditemukan oleh Martinez. Dengan pemain kaliber dunia yang ia miliki, seharusnya tidak sulit membentuk mesin kemenangan bernama Selecao das Quinas!
Salam olahraga
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H