Mohon tunggu...
Greg Satria
Greg Satria Mohon Tunggu... Wiraswasta - FOOTBALL ENTHUSIAST. Tulisan lain bisa dibaca di https://www.kliksaja.id/author/33343/Greg-Satria

Learn Anything, Expect Nothing

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Masterpiece STY dan Kokohnya Maarten Paes Bantu Timnas Indonesia Imbangi Arab Saudi

6 September 2024   04:18 Diperbarui: 6 September 2024   07:44 683
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ragnar Oratmangoen merayakan golnya ke gawang Arab Saudi bersama Witan Sulaeman, Jumat (6/9/2024) dinihari WIB.(dok PSSI via kompas.com)

Target meraih poin di kandang Arab Saudi akhirnya bisa dipenuhi Timnas Indonesia. Duel The Green Falcon melawan Timnas Garuda berakhir imbang 1-1, pada Jumat (6/9/2024) dini hari WIB. 

Dua faktor utama jadi penentu satu poin ini, yakni masterpiece strategi Coach Shin Tae-yong (STY) dan kokohnya Maarten Paes di bawah gawang!

Seluruh gol yang tersaji di Stadion King Abdullah Sports City terjadi di babak pertama. Indonesia berhasil unggul terlebih dahulu lewat tembakan Ragnar Oratmangoen di menit 19'. Namun sayang, sepakan Musab Al-Juwayr di menit 45+3' masuk ke jala Maarten Paes usai membentur tubuh Calvin Verdonk.

Dengan usainya matchday 1 di Grup C babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia ini, Indonesia dan Arab Saudi untuk sementara menempati posisi 3 dan 4 di bawah Jepang dan Bahrain yang memperoleh 3 poin.

Partai kedua akan berlangsung empat hari lagi, dengan Arab Saudi berkesempatan bertandang ke China, sementara Timnas Indonesia menjamu Australia di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta (10/9/2024).

Tentunya pendukung Timnas Indonesia sangat puas dengan hasil ini, terutama yang ditunjukkan Jay Idzes dkk di babak pertama.

Bravo Garuda! Kamu bangga pada kalian!

Jalannya Laga Arab Saudi vs Indonesia

Tuan rumah Arab Saudi yang dilatih oleh Roberto Mancini dan diasisteni oleh Yaya Toure memilih pendekatan wait and see di babak pertama. Mereka memainkan formasi 3-5-2 dengan bertumpu pada Salem Al-Dawsari ketika menyerang. Said Abdulhamid dan Abdulrahman Ghareeb disiapkannya sebagai amunisi pamungkas.

Sementara itu Coach STY membuat kejutan dengan memainkan formasi hybrid 4-3-2-1 ke 5-4-1 yang sangat fasih berubah ketika bertahan. Kiper Dallas FC, Maarten Paes menjalani debutnya di laga ini bersama kuartet bek Rizky Ridho, kapten Jay Idzes, Calvin Verdonk, dan Nathan Tjoe-A-On.

Sandy Walsh menjadi pemain hybrid yang bisa naik-turun di sisi sayap kanan, bersama dengan Thom Haye serta Ivar Jenner mengisi lini tengah. Witan Sulaeman, Ragnar Oratmangoen, dan Rafael Struick saling bermutasi di segitiga lini depan.

Formasi rapat yang dimainkan Indonesia membuat Arab Saudi tertekan di awal babak pertama. Salem Al-Dawsari harus mendapatkan man-marking ketat dari Rizky Ridho di sisi kiri, dan bila ia berputar ke sisi kanan ada Calvin Verdonk yang siap menyambutnya.

Gol pembuka dibuat Ragnar Oratmangoen menit 19'! Chaos terjadi di sisi kiri pertahanan tuan rumah saat Rafael Struick membagi bola pada Witan Sulaeman. Witan lalu meneruskan kepada Ragnar di kotak penalti, disambut dengan tendangan pemain FCV Dender itu. Bola sempat mengenai kaki Sandy Walsh yang melompat, membelokkan arah bola, dan masuk ke jala Al-Owais.

Sempat diperdebatkan siapa yang mencetak gol ini, namun perangkat pertandingan menilai arah tembakan Ragnar yang menuju ke gawang, menjadi penentu ia masuk papan skor.

Ragnar dua kali mendapat kesempatan berikutnya. Tembakannya dari luar kotak penalti masih lemah, sementara benturan dadanya ke bola masih melambung ke atas mistar gawang Al-Owais.

Mulai mendapatkan temponya di akhir babak pertama, sepakan Al-Juwayr sukses samakan kedudukan menit 45+3'! Tendangan pemain tengah The Green Falcon ini sebenarnya bisa dibaca Maarten Paes ke sisi kiri. Namun karena membentur badan Calvin Verdonk, sudut datangnya bola menjadi berubah.

Di babak kedua, Roberto Mancini gantian menunjukkan kemampuan strateginya dengan memasukkan beberapa pemain menentukan seperti Abdulrahman Ghareeb asal klub Al Nassr. Rekan Cristiano Ronaldo ini bertugas menjelajah sisi kiri, sementara Said Abdulhamid yang dimasukkan di babak pertama bertugas di sisi berlawanan.

Ini membuat Salem Al-Dawsari punya banyak kesempatan mengatur serangan dan praktis Arab Saudi mengurung Indonesia di sepanjang babak kedua.

Penalti bagi Arab Saudi menit 79'! Maarten Paes melakukan kesalahan dengan terlalu lama mengontrol bola, sehingga ketika hendak menendang, diserobot oleh Feras Al-Buraikan yang terjatuh karenanya sepakannya.

Namun kiper berusia 26 tahun tersebut mampu menebus kesalahannya. Arah tembakan Salem Al-Dawsari ke sisi kirinya mampu ditepis dengan gemilang.

Save tersebut menambah kepercayaan diri lini pertahanan Indonesia yang mendapat serangan bergelombang dari tuan rumah. Tembakan keras Mohammed Kanno di akhir laga mampu ditepis Paes dengan gemilang, serta beberapa upaya crossing Al-Juwayr mampu digagalkannya dengan sigap.

Timnas Garuda sempat mendapatkan peluang terbuka injury time, namun sepakan Shayne Pattynama masih jauh di atas mistar gawang Arab Saudi. 

Wasit Adham Makhadme asal Jordania akhirnya meniup peluit panjang usai 9 menit waktu tambahan. Hasil seri ini merupakan pencapaian bagi Indonesia, mengulang lagi catatan dengan skor identik di laga persahabatan tahun 1997 di Jeddah. 

Meski demikian, Arab Saudi masih belum bisa dikalahkan oleh Timnas Garuda sejauh ini. Semoga bisa di leg kedua nanti!

Masterpiece STY dan Kokohnya Maarten Paes

Kejutan diberikan Coach STY dalam adu strategi melawan Mancini di babak pertama. Paling mencolok adalah posisi Calvin Verdonk, yang ternyata menempati bek tengah sebelah kiri. Padahal, secara reguler ia kerap dimainkan di fullback kiri ataupun gelandang kiri.

Rupanya hal ini adalah untuk menutup semua sisi lapangan bagi Salem Al-Dawsari. Peran Rizky Ridho dan Calvin Verdonk yang mempunyai ketenangan dalam bertahan, tak bisa ditembus Al-Dawsari. Jikapun ia mencoba melakukan kombinasi dengan Abdullah Radif, ada Bang Jay Idzes siap membaca arah bola.

Kemudian permutasi tiga pemain di lini depan Indonesia cukup menyulitkan lini belakang Arab Saudi. Pemain berkualitas tinggi seperti Ali Lajami dan Al-Bulayhi harus pontang-panting menghadapi ke"ngeyel"an Ragnar dan kecepatan Witan serta Rafael Struick. 

Di proses gol Indonesia, bahkan ada saling tabrak antara Ali Lajami dengan Hassan Altambakti di kala menjaga pergerakan Ragnar Oratmangoen. Semua pergerakan ini tampak sudah dilatih selama latihan, menjadi buah masterpiece strategi Coach STY.

Faktor terbesar bagi satu poin di Jeddah ini, tentu adalanya Maarten Paes di bawah mistar gawang Indonesia. Paes mampu memberikan kenyamanan di depan gawang, membuat pemain Arab Saudi ragu untuk melepaskan umpan silang di babak pertama. 

Barulah ketika Abdulrahman Ghareeb masuk di babak kedua, opsi cutting inside dari Arab Saudi mendatangkan bahaya lebih besar ke gawang Maarten Paes.

Satu kesalahan dibuatnya kala terlalu lama mengontrol bola hingga berujung penalti. Namun track-recordnya sebagai shoot -stopper penalti di Major League Soccer (MLS) berhasil dibuktikan. Maarten Paes menunggu momen berhenti lari dari Al-Dawsari, sehingga bisa membaca arah tembakannya.

Evaluasi untuk Rencana Kedua (Plan B)

Tidak hanya hal baik, laga dini hari tadi juga menyisakan evaluasi besar bagi Timnas Indonesia. Faktor utamanya adalah kebugaran pemain. Thom Haye, Sandy Walsh, bahkan Ragnar Oratmangoen dan Nathan Tjoe yang tampil full-time terlihat kepayahan sejak babak kedua.

Untuk Thom Haye yang hingga sekarang belum memiliki klub, tentu menjadi ganjalan baginya bermain selama 90' menit. Maka dari itu, substitusi perannya dengan Ivar Jenner mutlak diperlukan. 

Masuknya Marselino Ferdinan diharapkan menambah tenaga di sektor tengah. Namun sama saja, Marselino juga kepayahan dalam hadapi tempo tinggi. Proses adaptasinya di Oxford United masih berjalan dan belum mendapatkan menit bermain.

Masalah inilah yang membuat Timnas Garuda ditekan habis oleh Arab Saudi di babak kedua. Pemain cepat seperti Ghareeb dan Said Abdulhamid dengan leluasa membombardir pertahanan Indonesia.

Jadi, untuk menghadapi Australia di legi kedua perlu Coach STY pikirkan plan B di babak kedua. Pemain dengan pemahaman permainan tinggi seperti Egy Maulana, Shayne Pattynama, dan Asnawi bisa jadi harus dilibatkan dalam menjaga koordinasi antar lini.

Laga ini juga masih menyisakan satu bagian lagi yang kurang di tubuh Timnas, yakni predator lini depan. Semoga para pemain depan yang sudah dibantu Coach Yeom Ki-hun bisa segera menunjukkan progres dalam partai melawan Australia.

Bravo Timnas Indonesia!

Salam olahraga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun