Wasit Adham Makhadme asal Jordania akhirnya meniup peluit panjang usai 9 menit waktu tambahan. Hasil seri ini merupakan pencapaian bagi Indonesia, mengulang lagi catatan dengan skor identik di laga persahabatan tahun 1997 di Jeddah.Â
Meski demikian, Arab Saudi masih belum bisa dikalahkan oleh Timnas Garuda sejauh ini. Semoga bisa di leg kedua nanti!
Masterpiece STY dan Kokohnya Maarten Paes
Kejutan diberikan Coach STY dalam adu strategi melawan Mancini di babak pertama. Paling mencolok adalah posisi Calvin Verdonk, yang ternyata menempati bek tengah sebelah kiri. Padahal, secara reguler ia kerap dimainkan di fullback kiri ataupun gelandang kiri.
Rupanya hal ini adalah untuk menutup semua sisi lapangan bagi Salem Al-Dawsari. Peran Rizky Ridho dan Calvin Verdonk yang mempunyai ketenangan dalam bertahan, tak bisa ditembus Al-Dawsari. Jikapun ia mencoba melakukan kombinasi dengan Abdullah Radif, ada Bang Jay Idzes siap membaca arah bola.
Kemudian permutasi tiga pemain di lini depan Indonesia cukup menyulitkan lini belakang Arab Saudi. Pemain berkualitas tinggi seperti Ali Lajami dan Al-Bulayhi harus pontang-panting menghadapi ke"ngeyel"an Ragnar dan kecepatan Witan serta Rafael Struick.Â
Di proses gol Indonesia, bahkan ada saling tabrak antara Ali Lajami dengan Hassan Altambakti di kala menjaga pergerakan Ragnar Oratmangoen. Semua pergerakan ini tampak sudah dilatih selama latihan, menjadi buah masterpiece strategi Coach STY.
Faktor terbesar bagi satu poin di Jeddah ini, tentu adalanya Maarten Paes di bawah mistar gawang Indonesia. Paes mampu memberikan kenyamanan di depan gawang, membuat pemain Arab Saudi ragu untuk melepaskan umpan silang di babak pertama.Â
Barulah ketika Abdulrahman Ghareeb masuk di babak kedua, opsi cutting inside dari Arab Saudi mendatangkan bahaya lebih besar ke gawang Maarten Paes.
Satu kesalahan dibuatnya kala terlalu lama mengontrol bola hingga berujung penalti. Namun track-recordnya sebagai shoot -stopper penalti di Major League Soccer (MLS) berhasil dibuktikan. Maarten Paes menunggu momen berhenti lari dari Al-Dawsari, sehingga bisa membaca arah tembakannya.
Evaluasi untuk Rencana Kedua (Plan B)
Tidak hanya hal baik, laga dini hari tadi juga menyisakan evaluasi besar bagi Timnas Indonesia. Faktor utamanya adalah kebugaran pemain. Thom Haye, Sandy Walsh, bahkan Ragnar Oratmangoen dan Nathan Tjoe yang tampil full-time terlihat kepayahan sejak babak kedua.
Untuk Thom Haye yang hingga sekarang belum memiliki klub, tentu menjadi ganjalan baginya bermain selama 90' menit. Maka dari itu, substitusi perannya dengan Ivar Jenner mutlak diperlukan.Â