Mohon tunggu...
Greg Satria
Greg Satria Mohon Tunggu... Wiraswasta - FOOTBALL ENTHUSIAST. Tulisan lain bisa dibaca di https://www.kliksaja.id/author/33343/Greg-Satria

Learn Anything, Expect Nothing

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kekalahan Mengejutkan Australia dan Kemenangan Telak Jepang Jadi Sajian Pembuka Grup C

5 September 2024   22:05 Diperbarui: 6 September 2024   00:56 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di saat jutaan mata pendukung Timnas Indonesia bersiap untuk menonton laga melawan Arab Saudi, empat negara lainnya sudah usai menjalani matchday 1 Grup C babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia. Kamis (5/9/2024) malam WIB, Bahrain memberi kejutan dengan mengalahkan tuan rumah Australia 1-0, sedangkan Jepang menang telak 7-0 atas China.

Dua laga ini untuk sementara menempatkan Jepang sebagai pemuncak Grup C dan Bahrain sebagai runner-up nya. Kemenangan Bahrain inilah yang sedikit menekan posisi Indonesia, di mana berharap untuk bisa optimis merebut peringkat 3 atau 4 terbaik.

Sebab, dengan asumsi Indonesia ada di empat besar, maka Bahrain dan China adalah lawan yang harus ditaklukkan untuk menjadi dua terbawah di Grup C. Untuk malam ini, semoga hasil di atas tidak mempengaruhi mental bertanding skuad asuhan Coach Shin Tae-yong.

Jalannya Laga Australia vs Bahrain

Mau dikata beruntung, tetapi kemenangan tetaplah kemenangan. Bahrain yang diasuh oleh Dragan Talajic sebenarnya dibombardir Australia sepanjang pertandingan, namun memperoleh angin di akhir-akhir laga yang dihelat di Cbus Super Stadium.

The Socceroos yang dilatih oleh Graham Arnold menurunkan formasi 4-2-3-1 untuk memperoleh keseimbangan permainan. Kiper senior Matt Ryan dan bek Harry Souttar menjadi punggawa bertahan, sementara itu Jackson Irvine menjadi motor di lini tengah.

Sementara Bahrain datang dengan formasi bertahan 4-4-2 flat, dengan serangan balik menjadi senjata mereka di laga ini. Bek Amine Benaddi mampu menjadi palang pintu kokoh di lini pertahanan dibantu oleh Sayed Baqer dan kiper Ebrahim Lutfalla.

Peluang pertama langsung didapatkan Alessandro Circati di menit awal. Tembakan kaki kiri full-back Parma ini masih membentur pemain Bahrain dan melenting ke sudut atas gawang Lutfalla yang sigap menepisnya.

Serangan balik sempat membahayakan gawang Australia di menit 10'. Harry Souttar harus melakukan tackle kepada Ali Madan yang lolos di depan kotak penalti. Bola liar disambar oleh Kamil Al Aswad untuk memberi umpan pada Mohamed Marhoon, namun sayang tembakannya bisa diblok oleh Circati.

Wasit melakukan review untuk potensi kartu merah terhadap tackle Harry Souttar, namun dinyatakan clean (bersih).

Tembakan spekulatif dari Marhoon menit ke 26' mengarah ke gawang Matt Ryan, tetapi masih sangat mudah ditangkap oleh kiper AS Roma tersebut.

Serangan Australia cukup monoton, dengan hanya berpaku pada crossing dari kedua sisi lapangan. Peluang terbaik mereka sebelum babak pertama usai diperoleh striker Kusini Yengi, namun sodorannya di depan gawang kosong masih melebar.

Di babak kedua, cukup mengherankan melihat Socceroos masih saja memaksakan umpan-umpan diagonal dari kedua sayapnya. Bahrain yang sudah menemukan pakem untuk menghentikannya, menambah strategi "wasting time dan teatrikal" untuk semakin membuat emosi pemain tuan rumah.

Akibatnya, menit 77' Kusini Yengi harus mandi lebih cepat karena dapatkan kartu merah. Kaki Yengi terlampau tinggi saat menyambut bola, sehingga mengenai dada pemain belakang Bahrain. Sudah ritme melambat karena teatrikal khas Negara Asia Barat, kartu merah ini memperparah konsolidasi Socceroos di lapangan.

Bahrain yang sebenarnya mengincar hasil seri, mendapat durian runtuh berupa gol bunuh diri Harry Souttar menit 89'! Aksi Abdulla Al Khalasidi sisi kiri hendak diakhiri dengan crossing mendatar. Namun Souttar yang menjulurkan kakinya malah merubah arah bola dan masuk ke jala Matt Ryan.

Kemenangan yang sangat berarti bagi Bahrain, bahkan bisa disebut mengejutkan. Tekanan ada di pihak Australia, dan ini bisa menjadi dua sisi saat melawat ke Jakarta tanggal 10 September. Mereka tampil on fire, atau semakin terpuruk?

Jalannya Laga Jepang vs China

Perbedaan kelas begitu terpampang nyata di laga ini. Pelatih Jepang Hajime Moriyasu menurunkan semua pemain terbaiknya yang tersebar di belantara Liga Eropa.

Dalam formasi 3-4-2-2 full-attacking, kiper Parma Zion Suzuki menjadi pengawal gawang. Ko Itakura, Shogo Taniguchi, dan Koki Machida menjadi trio bek tengah.

Ritsu Doan serta Kaoru Mitoma secara sengaja ditempatkan sebagai winger untuk menambah daya ledak penyerangan. Di tengah ada kapten Wataru Endo bersama pemain Sporting Lisbon Hidemasa Morita. Tiga di depan diisi oleh Takumi Minamino, Takefusa Kubo serta Ayase Ueda.

Serangan total dari Jepang baru berbuah hasil pada menit ke 12'. Sepak pojok Kubo sukses menemui kepada Wataru Endo yang gagal dijaga oleh pemain China asuhan pelatih Branko Ivanovic.

Sempat melambat, Jepang bisa menggandakan kedudukan di injury time babak pertama. Kaoru Mitoma kali ini sukses menyundul umpan lambung dari sisi kanan.

Di babak kedua, Jepang langsung ngegas untuk menambah pundi-pundi golnya. Takumi Minamino langsung mencetak brace pada menit 52' dan 58' usai melakukan tusukan ke jantung pertahanan China dengan kecepatannya.

Dari sini dapat dievaluasi, pertahanan China terkesan sangat mudah dibobol oleh pergerakan satu-dua sentuhan dan sprint jarak pendek. Fisik mereka memang besar, tetapi cukup lambat dalam menutup ruang.

Tiga gol tambahan bagi Jepang dicetak oleh Junja Ito (menit 77'), Daizen Maeda (menit 87'), serta ditutup oleh aksi Takefusa Kubo di akhir laga.

Kemenangan Tim Samurai Biru ini sudah bisa diprediksi karena mereka merupakan unggulan teratas lolos ke Piala Dunia di Grup C. Menjadi atsensi bagi Indonesia yang akan menghadapi mereka 15 November mendatang, konsentrasi dan kekompakan menjadi kunci untuk menghadapi gelombang serangan dari pemain-pemain berskill tinggi milik Jepang.

Kegagalan China menahan gempuran Jepang, juga bisa dilihat dari stamina mereka yang menurun di akhir laga. Tuntutan yang akan menambah pekerjaan rumah bagi Timnas Garuda nantinya.

Salam olahraga 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun