Pernah terpikir tidak, mengapa para influencer sepak bola yang punya skill freestyle tingkat tinggi tidak masuk ke sebuah tim besar? Mungkin ada excuse karena mereka cedera saat aktif bermain, atau baru menekuni olah bola di usia dewasa. Dengan segala respek, satu alasan penting jarang mereka sebut, bahwa mereka kurang bisa bermain sepak bola tanpa bola.
Maksudnya bagaimana? Ya, sepak bola memang akan selalu dimainkan dengan satu bola di atas lapangan. Tapi data menunjukkan, seorang pemain mungkin hanya akan menguasai bola satu sampai lima menit saja selama 90' menit di lapangan!
Lalu apa saja yang dilakukan di 85' menit sisanya? Pergerakan tanpa bola!
Sebuah contoh apik tersaji kala Manchester United kalah 0-3 melawan Liverpool di laga English Premier League, Minggu (1/9/2024) lalu. Banyak pihak menyoroti dua kesalahan Casemiro yang berujung gawang Andre Onana bobol dua kali di babak pertama, sebagai sebuah kesalahan individual.
Apes saja Cesemiro dijadikan kambing hitam atas kekalahan tersebut. Sepertinya banyak yang lupa bagaimana kesalahan link-up Bruno Fernandes dan Joshua Zirkzee hampir membebaskan Diogo Jota mencetak gol di awal laga. Juga ada kesalahan Kobbie Mainoo dalam mengcover Ryan Gravenberch berujung gol Trent Alexander-Arnold yang (untungnya) dianulir VAR.
Semua momen ini plus kesalahan individual Casemiro, bisa diakibatkan karena kurangnya pergerakan tanpa bola di mayoritas pemain Setan Merah. Pemain-pemain di atas melakukan kesalahan, karena tidak memiliki banyak opsi untuk melakukan umpan.
Lalu siapa yang salah? Erik ten Hag atau pemainnya? Tidak semudah itu menyalahkan. Mari kita bahas.
Kutipan Legendaris Johan Cruyff
"Bermain sepak bola sangat sederhana, tetapi memainkan sepak bola yang sederhana sangat sulit," merupakan sebuah kutipan dari pemain legendaris Belanda, Johan Cruyff. Pria yang wafat pada 24 Maret 2016 ini akan selalu dikenang sebagai Bapak Total Football maupun Tiki-taka, dua bentuk strategi permainan di dunia sepak bola.
Maksud kutipan di atas sangatlah jelas, bahwa sepak bola seharusnya dimainkan dengan mudah. Tetapi karena ada pengaruh besar dari belahan dunia yang lain dari sisi sosial dan budaya, sepak bola menjadi lebih berwarna dengan beberapa aksi individual yang kita sering sebut sebagai skill.
Padahal jika dalam basic bermain sepak bola, skill itu didefinisikan sebagai kemampuan mengontrol, mengumpan, menggiring, menyundul dan melakukan tembakan. Barulah ketika sepak bola menjadi sebuah olahraga yang lebih rumit karena taktik-taktik hebat mulai berkembang, bertambah satu lagi elemen, yakni pergerakan tanpa bola.