Tuntas sudah nasib Raheem Sterling yang sempat terbuang dari skuad utama Chelsea. Sabtu (31/8/2024) pagi WIB, Arsenal secara mengejutkan menuntaskan proses perpindahannya sebagai pemain pinjaman. Ini menjadi catatan tersendiri, karena Sterling akan dikenal sebagai pengelana The Big Six era Premier League.
The Big Six merujuk pada enam klub yang sering menjadi peringkat teratas English Premier League (EPL). Mereka adalah Manchester City, Arsenal, Liverpool, Chelsea, Manchester United dan Tottenham Hotspur. Dari enam klub itu, Raheem Sterling berarti sudah merasakan empat kostum diantaranya.
Karier Sterling dimulai di akademi Queens Park Rangers dan dibajak oleh Liverpool pada tahun 2010 ketika berusia 16 tahun. Kecepatan dan dribelnya yang yahud, membuatnya cepat naik tingkat ke tim utama The Reds. Musim tersuksesnya adalah mengantar Liverpool menjadi runner-up EPL 2013/2014, saat momen slip Steven Gerrard menjadi memori buruk di akhir musim.
Dua musim berselang, Pep Guardiola menilai tinggi bakatnya dan membawanya ke Etihad Stadium dengan mahar 64 Juta Euro. Harga yang cukup tinggi untuk pemain yang baru berusia 20 tahun kala itu.
Di Manchester City inilah Raheem Sterling bergelimang gelar. Empat trofi EPL, satu trofi FA Cup, dan lima trofi Carabao Cup berhasil ia persembahkan kepada Manchester Biru. Melengkapi torehan kolektif di atas, pada tahun 2019 Raheem Sterling dinobatkan sebagai English Footballer of The Year.
Situasi di Manchester City yang menuntut adanya kompetisi di level internal, membuat Sterling mulai kehilangan tempat. Datangnya Jack Grealish serta promosi Phil Foden ke tim utama membuatnya tersisih dan menerima pinangan Chelsea pada awal musim 2022/2023.
Citizens tak terlalu rugi, sebab The Blues mau membayar senilai 56 Juta Euro untuk pemain yang mulai mengalami penurunan performa.
Dua musim berseragam London Biru sebenarnya Sterling mempunyai cita-cita untuk menunjukkan kembali potensi besarnya. Namun sayang, kapal besar Chelsea tengah limbung usai pergantian kepemilikan ke era Todd Boehly. Secara total, Sterling menjalani karier di Chelsea dengan berganti manajer sebanyak enam kali, termasuk Enzo Maresca.
Pelatih asal Italia tersebut sempat menggunakan jasanya ketika pramusim di Amerika Utara. Sepulangnya tim ke Inggris, Enzo Maresca membuat keputusan penting untuk mereduksi 44 pemain yang ada di skuad kala itu. Dan, nama Raheem Sterling termasuk yang ada di dalam bursa jual.
Tentu tidak mudah menemukan klub yang mau membayar mahal transfer dan gaji besar Raheem Sterling. Pada tengah pekan ini, santer dikabarkan ia akan menjadi bagian swap-deal (tukar guling) dengan Jadon Sancho dari Manchester United. Rumor yang beredar, Chelsea bahkan mau nombok untuk mendapatkan Sancho.
Tetapi pada hari terakhir bursa transfer (31 Agustus 2024), pengumuman kepindahan Raheem Sterling ternyata tidak jadi ke Manchester United. Chelsea tetap mendapatkan Sancho secara pinjaman (dengan keharusan membeli di musim depan), sementara Raheem Sterling hanya berganti kostum merah di kota London.
Arsenal meresmikan kepindahan pemain 29 tahun itu secara pinjaman hingga musim ini berakhir. Tidak main-main, ia akan mengenakan nomor punggung 10, yang masih lowong sepeninggal Emile Smith-Rowe ke Fulham.
Plot twist yang memungkinkan, musim depan Sterling bisa saja berseragam Manchester United apabila tukar gulingnya dengan Jadon Sancho jadi untuk diteruskan! Kalau benar, maka tinggal Tottenham Hotspur saja yang belum menjadi tempat perkelanaannya.
Alasan Arsenal Meminjam Raheem Sterling
Mikel Arteta, adalah sosok yang akan bertanggung jawab atas proses kepindahan ini. Pelatih asal Spanyol tersebut tentu tak asing bagi Sterling, karena sempat menjadi asisten Pep Guardiola di Manchester City tahun 2016-2019.
Pada konferensi pers jelang laga Arsenal vs Brighton, Jumat (30/8/2024), saat transfer ini belum rampung, Arteta yang disinggung wartawan tentang kemungkinan proses ini masih bungkam. Namun ia tetap tidak bisa menjamin apa yang terjadi ke depan.
"Sterling? Saya tidak mau membicarakan pemain milik tim lain. Anda tahu betul bahwa saya tidak suka melakukan itu. Kita tahu bahwa segalanya mungkin terjadi di bursa transfer. Saya tidak mau menutup kemungkinan untuk apapun dalam hari terakhir bursa transfer ini,"Â ucapnya dikutip dari bola.net.
Proses perpinjaman selama semusim ini juga cukup menguntungkan bagi Raheem Sterling yang masih mengincar tempat di Timnas Inggris. Arsenal memberinya kesempatan untuk berlaga di Champions League, sedangkan jika bertahan di Chelsea ia hanya akan merasakan turnamen Conference League.
Selain itu adaptasi tempat tidak menjadi masalah baginya. Ia hanya akan bermigrasi dari London Selatan ke London Utara, yang sudah banyak pemain melakukannya. Di antaranya adalah Jorginho, Kai Havertz, serta Declan Rice yang dulu merupakan pemain akademi Chelsea.
Jika bisa berprestasi di Arsenal, niscaya Lee Carsley sebagai pelatih Timnas Inggris akan meliriknya di kemudian hari. Nama Raheem Sterling sudah dipastikan tidak dibawa ke skuad Tiga Singa di International Match pekan depan. Ia kalah bersaing dengan Jarrod Bowen, Noni Madueke, Phil Foden, Anthony Gordon, Jack Grealish, dan Bukayo Saka.
Potensi Duri Dalam Daging di Lini Depan Arsenal
Lalu apakah Raheem Sterling merupakan sosok yang memang dibutuhkan Arsenal? Secara logis saya harus menjawab, tidak. Dengan Eddie Nketiah yang sudah resmi menyeberang ke Crystal Palace, maka Arsenal mutlak membutuhkan seorang penyerang tengah. Nama Victor Osimhen-lah yang seharusnya mereka buru!
Raheem Sterling merupakan pemain keempat yang direkrut Arsenal musim ini setelah Riccardo Calafiori, Mikel Merino, dan Neto (pinjaman). Sementara striker yang mereka punya hanyalah Gabriel Jesus dan Kai Havertz.
Kedatangan Raheem Sterling ini justru akan menambah potensi sebagai duri dalam daging skuad The Gunners. Kita masih ingat minggu lalu, kala Leandro Trossard menunjukkan raut wajah tidak suka setelah mencetak gol ke gawang Aston Villa.
Pemain Timnas Belgia ini mungkin "muak" selalu menjadi pilihan kedua di bawah Gabriel Martinelli sejak awal musim. Lalu dengan Sterling yang mempunyai basic-position sama sebagai winger kiri, apa ini tidak menambah masalah?
Memang masih ada kemungkinan Sterling digeser ke kanan, tetapi proporsi mainnya jauh akan berkurang karena di sana ada anak emas dan kebanggaan The Gunners, Bukayo Saka. Bisa jadi, Sterling baru akan mendapat tempat jika Saka cedera, ataupun di level turnamen domestik.
Inilah yang masih harus dijawab sendiri oleh Mikel Arteta selama musim ini. "Hubungan khususnya" dengan Sterling di Manchester City memang bisa membantu beradaptasi dalam posisi false-nine sekalipun, namun sesaknya lini depan Arsenal bisa menjadi potensi mata pedang yang berbeda.
Sementara bagi Sterling, musim ini adalah penentuan apakah bisa menunjukkan kembali performa terbaiknya, atau musim depan ia akan dilepas Arsenal dan berkelana lagi ke klub Big Six lainnya. Manchester United, atau mungkin sesama London lain "Tim Ayam Sayur"?
Salam olahraga
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H