Kisah kehidupan tentang seorang pemain sepakbola yang mampu menapaki lagi tangga suksesnya, usai jatuh ke dasar jurang kesalahan. Mason Greenwood sudah move on dari Premier League, dan kini bersama Olympique Marseille siap jadi bintang di Ligue 1 Prancis musim 2024/2025.
Tentu masih kita ingat bagaimana Greenwood yang digadang akan menjadi masa depan sepakbola Inggris dan tim Manchester United, harus meratapi nasibnya diasingkan selama satu setengah tahun usai kasus KDRT terhadap pacarnya Januari 2022. Meski akhirnya berakhir rujuk, kasus ini sudah membuatnya kehilangan banyak aspek dalam kariernya.
Sponsor, klub, fans, bahkan sekedar kesempatan untuk berlatih sepakbola tak ia dapatkan sejak Januari 2022 hingga akhir musim 2022/2023. Bahkan ada satu video beredar kala itu, Mason Greenwood dengan postur sedikit ceking, tengah berlatih tendangan layaknya seorang pemain amatir.
Banyak yang memperkirakan kariernya akan tamat di usia muda. Apalagi, penolakan terhadap dirinya bermain di tanah Inggris dan beberapa klub Eropa sangat kencang dari para aktivis pembela wanita. Beruntung baginya, musim lalu ada klub yang mau menjadi katalis sekaligus "Kamar Taj" untuk meraih lagi seluruh kemampuannya, Getafe.
Itu adalah kisah lampau sekaligus pelajaran hidup yang sudah dilewati Mason Greenwood. Sabtu (17/8/2024), Greenwood melakoni laga perdananya berseragam Olympique Marseille melawan Brest di pekan pertama Ligue 1. Dua golnya di menit 3' dan 31', membantu tim yang diasuh Roberto De Zerbi menang 5-1.
Salut, Mason Greenwood!
Kepindahan Permanen ke Olympique Marseille
Musim 2024/2025 ini semoga menjadi buah manis dari perenungan dan kesabarannya. Setahun memanaskan mesin di Getafe, Spanyol, Mason Greenwood perlahan menemukan sentuhan magisnya lagi.
Pergi ke tanah Prancis, Mason Greenwood sudah melepas semua "rantai besi" yang membelenggunya di Inggris. Ia pindah secara permanen dengan mahar 26,6 Juta Pounds. Angka yang cukup "cengli" jika dilihat dari umurnya yang masih 22 tahun, dengan embel-embel kontroversi masa lalunya.
Memilih untuk melanjutkan karier di luar Britania Raya, sekarang merupakan opsi menarik bagi pemain Inggris yang mulai tersisih baik secara teknis maupun non teknis.
Gelombang besar dimulai dari eksodus pemain akademi Chelsea ke Serie A, dengan Tammy Abraham dan Fikayo Tomori sebagai pionirnya. Lanjut mengikuti, ada Ruben Loftus-Cheek serta Harry Winks mencoba peruntungan di Negara Pisa.
Lalu ada juga rekan setim Greenwood di Manchester United, Jadon Sancho. Terlibat masalah personal dengan Erik ten Hag, Sancho memutuskan balik ke Borussia Dortmund sebagai pemain pinjaman musim lalu.
Jauh dari tekanan, itulah yang ditawarkan bagi pemain Inggris yang merumput di luar negeri. Beban mereka yang sedari kecil di blow-up dan digadang-gadang menjadi pemain besar, perlahan bisa terangkat.
Di Marseille, Greenwood sudah mewarisi nomor punggung keramat, 10. Para pemain OM yang pernah mengenakannya antara lain Pierre-Emerick Aubameyang, Alexis Sanchez, Frank Anguissa, dan tentu legenda klub Dimitri Payet.
Wajah Baru Marseille dan Ligue 1
Pada laga di kandang Brest, Sabtu (17/8/2024) lalu, Mason Greenwood membuka skor di menit ke-3'. Ia terbebas dari jebakan offside lawannya di sisi kanan, dan mengeksekusi sendiri peluang tersebut dengan dingin.
Atas gol kedua OM yang dilesakkan Luis Henrique, Greenwood juga berjasa membuka ruang di sebelah kanan sebelum rekannya tersebut mencetak gol mudah.
Akhirnya menit 31', pemain yang fasih menggunakan kedua kakinya ini mencetakkan brace-nya lewat eksekusi tendangan penalti. Sebuah debut impian yang tentu akan melecutnya musim ini.
Pelatih Roberto De Zerbi usai laga, sangat senang dengan capaian Greenwood dan menyatakan ini akan meredakan kontroversi kedatangannya ke Prancis yang masih juga digaungkan beberapa aktivis.
“Saya senang dia mencetak gol. Ini akan meredakan kontroversi seputar kedatangannya.. Mason Greenwood adalah pemain yang berbeda dari yang lain, dia memiliki level yang luar biasa,” ujar pelatih asal Italia itu dikutip dari The Guardian.
Olympique Marseille sendiri tengah berbenah serius untuk arungi musim ini, setelah hanya menduduki peringkat 8 dan menjadi semifinalis Europa League musim lalu.
Klub milik pebisnis Amerika Serikat, Frank McCourt mendatangkan Roberto De Zerbi sebagai nahkoda, plus banyak pemain berbakat dunia. Selain Greenwood, musim ini OM merekrut Elye Wahi, Ismael Kone dan Derek Cornelius, serta meminjam Pierre-Emile Hojbjerg dan Valentin Carboni.
Pemain-pemain "fresh" ini, terutama keberadaan Mason Greenwood, akan menjadi elemen penting pula bagi wajah baru Ligue 1 secara umum. Dengan kepindahan Kylian Mbappe ke Real Madrid, praktis tidak ada pemain kaliber superstar yang ada di Ligue 1 sekarang ini.
Bersama Joao Neves yang direkrut PSG dari Benfica awal musim ini, Mason Greenwood diharapkan menjadi sosok yang bisa menggantikan posisi Mbappe di etalase depan Liga Prancis.
Prospek ke Depan dan Pilihan Tim Nasional
Masa depan cerah tentu akan menunggu Mason Greenwood, karena sebenarnya ia sudah terbukti bisa berprestasi di Premier League dan La Liga. Adaptasi juga bukan menjadi soal untuknya.
Bisa dimainkan sebagai sayap kanan, sayap kiri, maupun penyerang tengah, Greenwood sangat vital dalam strategi menyerang Roberto De Zerbi.
Dua gol yang dicetaknya di pekan perdana, juga bisa membangkitkan keyakinan fans Marseille bahwa ia akan menutup musim dengan banyak gol.
Lalu yang menjadi perhatian berikutnya, sekaligus rumor mencuat belakangan, adalah seputar pilihannya membela Tim Nasional mana. Mason Greenwood sudah mempunyai 1 caps membela Timnas Inggris di usia 18 tahun, ketika main hanya 12' menit melawan Islandia di UEFA Nations League, 9 Mei 2020.
FIFA mempunyai rule, bahwa seorang pemain masih bisa pindah representasi negara, apabila belum melebihi 3 caps membela negara awal, sebelum usia 21 tahun.
Lalu ke mana Mason Greenwood diisukan pindah kewarganeraan? Sang ayah Andrew, mempunyai darah Negara Karibia, Jamaika.
Dengan Piala Dunia 2026 akan diselenggarakan di tiga negara Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko, maka Jamaika akan memperoleh manfaat tanpa melawan mereka bertiga di fase kualifikasi. Peluang Timnas Jamaika besutan Heimir Hallgrimsson untuk lolos ke Piala Dunia 2026, praktis akan membesar.
Jamaika sendiri sekarang sudah diperkuat banyak bintang Premier League. Antara lain, Michail Antonio, Ethan Pinnock, Bobby De Cordova-Reid, dan Leon Bailey. Jika Mason Greenwood memutuskan pindah haluan ke Karibia, akan semakin dahsyat serangan tim yang gagal lolos fase grup Copa America 2024 ini.
Patut ditunggu apakah Greenwood memilih langah ini, atau ia akan setia menunggu panggilan Timnas Inggris yang sempat memblack-list nya?
Salam olahraga
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H