Mohon tunggu...
Greg Satria
Greg Satria Mohon Tunggu... Wiraswasta - FOOTBALL ENTHUSIAST. Tulisan lain bisa dibaca di https://www.kliksaja.id/author/33343/Greg-Satria

Learn Anything, Expect Nothing

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengenal Beato Carlo Acutis, Calon Santo Milenial Pertama Gereja Katolik

11 Agustus 2024   13:46 Diperbarui: 11 Agustus 2024   17:43 472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosok Carlo Acutis yang akan menjadi Santo Milenial Pertama (@SClareOfAssisi) via kompas.com

Pada hari Minggu (11/8/2024) pagi ini, saya mengikuti perayaan Misa Kudus di Paroki Redemptor Mundi Surabaya. Misa kali ini cukup berbekas di hati saya, sebab homili atau khotbah yang diberikan Romo Adrian Adiredjo, OP salah satunya membahas sosok tokoh yang hendak dikanonisasi, Beato Carlo Acutis.

Akhirnya sepulang Perayaan Misa, saya sempatkan riset singkat dan menemukan fakta serta cerita menarik mengenai Calon Santo Milenial yang dijuluki God's Influencer (Influencer Tuhan) ini. 

Seperti penjelasan Romo Adrian Adiredjo, OP, Beato Carlo Acutis akan menjadi Santo Milenial Pertama, sebab lahir pada 3 Mei 1991.

Beato Carlo Acutis, yang telah meninggal dunia pada 12 Oktober 2006, lebih muda dua tahun dari saya! Inilah yang membuat saya sangat tertarik untuk menuliskan artikel ini.

Perjalanan Hidup Carlo Acutis

Carlo Acutis lahir di London dan besar di Italia bersama dengan kedua orang tuanya, Andrea Acutis dan Antonia Salzano.

Berbeda dengan kebanyakan umat Katolik yang mendapatkan Komuni Pertama di usia 9 tahun atau biasanya setara kelas IV SD, Carlo Acutis mendapat keistimewaan khusus memperoleh Komuni Pertama di Paroki-nya pada usia 7 tahun, karena ia dinilai mempunyai kesalehan dan kedewasaan iman yang luar biasa dalam mengimani Tuhan Yesus Kristus.

Sejak menerima Komuni Pertama, Carlo Acutis semakin rajin mengikuti Ekaristi sebab di dalam Ekaristi inilah dia mengalami "Yesus yang Hidup".

Dalam khotbah Romo Adrian, orang tua Carlo Acutis juga akhirnya meneladani sang anak dalam mengikuti Misa Ekaristi. Lahir sebagai pemeluk Katolik sejak lahir, ibu Carlo, Antonia Salzano mengaku sebelumnya hanya pernah tiga kali ikuti Misa, sebelum rutin diajak anaknya ke Gereja.

Salah satu yang menjadi motivasi Carlo Acutis muda untuk taat beribadah, adalah ia membandingkan dengan kehidupan Jemaat Pertama ribuan tahun silam yang masih sulit untuk mengikuti Ekaristi. Di era modern ini, Gereja bisa ditemui di banyak tempat, sehingga Carlo Acutis menyebut, "Yerusalem berada tepat di depan pintu kita." (dikutip dari www.hidupkatolik.com) 

Dengan usia milenialnya, Carlo Acutis lantas memutuskan menjadi pewarta Mujizat-mujizat Ekaristi melalui berbagai blog dan platform dunia maya. Pewartaannya melalui internet inilah yang membuatnya mendapatkan julukan God's Influencer.

Satu karyanya yang bisa dinikmati Umat Kristiani di seluruh dunia, adalah Katalog Mujizat Ekaristi yang bisa dibuka di link ini.

Dikutip dari fundacioncarf.org, Carlo Acutis semasa hidupnya sudah berhasil merangkum 108 keajaiban di seluruh dunia yang diperoleh dengan melakukan ketekunan Ekaristi. 

Katalognya ini tak hanya bisa dinikmati secara daring, namun beberapa Negara sudah membuat pameran offline untuk menunjukkannya kepada banyak jemaat.

Pada saat berusia 15 tahun, Carlo Acutis mendapati tubuhnya mengidap penyakit leukimia. Namun kedua orang tuanya bersaksi bahwa anaknya tidak merasa takut terhadap penyakit ini, hidup Carlo Acutis tetap dipenuhi dengan sukacita.

Carlo Acutis mempunyai keimanan, bahwa Tuhan Yesus tidak akan meninggalkan dia.

Hanya berselang beberapa bulan setelah divonis kanker darah ini, Carlo Acutis meninggal dunia pada 12 Oktober 2006 di Monza, Italia. 

Makam Beato Carlo Acutis kini berada di Gereja Santa Maria Maggiore, Assisi. Pada tahun 2020 silam, sempat viral bagaimana jenazah Carlo Acutis yang disemayamkan pada peti kaca dan menjadi rumah ziarah, terlihat masih cukup utuh untuk sosok yang meninggal dunia 14 tahun silam.

Dokumentasi ziarah makam Carlo Acutis pada tahun 2020. Sumber : tribunnews.com
Dokumentasi ziarah makam Carlo Acutis pada tahun 2020. Sumber : tribunnews.com

Saat Misa Pembukaan Makam Kaca, 1 Oktober 2020, Uskup Agung Sorrentino dari Assisi mengungkapkan bahwa tubuh Carlo Acutis bisa "masih indah" seperti itu sebab disusun kembali dengan seni yang penuh cinta (www.liputan6.com)

Paling menarik adalah gambar atau foto Beato Carlo Acutis yang sudah dirilis oleh gereja Katolik, yang mana menunjukkan sosok Carlo Acutis memegang laptop dengan sibori di atas nya. God's Influencer.

Potret Beato Carlo Acutis. Sumber : Substack
Potret Beato Carlo Acutis. Sumber : Substack

Proses Beatifikasi dan Kanonisasi Carlo Acutis

Lalu kapan Vatikan akan mensahkan proses Kanonisasi Beato Carlo Acutis menjadi salah satu Santo atau Santa?

Hingga kini umut Katolik tentu masih menunggu kabar bahagia ini, dengan penuh harap dan doa pada calon Santo Milenial pertama di dunia.

Pada proses kanonisasi, setidaknya dibutuhkan dua mujizat yang mengiringi seseorang bisa diajukan sebagai Santo atau Santa.

Tokoh teladan tersebut harus melewati masa tunggu yang biasanya minimal lima tahun setelah wafatnya. Namun untuk Carlo Acutis, Paus Fransiskus memberikan kondisi khusus untuk bisa melanjutkan pada proses Beatifikasi.

Pengecekan terhadap Calon Beato tersebut juga mencakup bukti bahwa yang bersangkutan hidup secara kudus sehingga layak disebut sebagai "Hamba Tuhan".

Tahap selanjutnya ialah Beatifikasi, yang membutuhkan satu mukjizat terkait dengan doa yang dibuat untuk calon santo setelah kematian mereka. 

Laporan mujizat pertama yang membuat Carlo Acutis mendapatkan gelar Beato-nya tahun 2020 ini datang dari anak kecil Brasil yang bernama Matheus. 

Matheus sedari lahir mempunyai cacat pankreas sehingga tidak bisa mengkonsumsi makanan secara normal. Usai mendaraskan doa mujizat Carlo Acutis, anak tersebut dilaporkan mengalami kesembuhan.

Matheus Vianna dan Gabriel Terron berpose di depan relik Carlo Acutis pada tahun 2015. Sumber : americamagazine.org
Matheus Vianna dan Gabriel Terron berpose di depan relik Carlo Acutis pada tahun 2015. Sumber : americamagazine.org

Lalu proses Beatifikasi dilakukan di makam Carlo Acutis di Asisi, yang diikuti setidaknya jutaan umat secara langsung maupun daring pada Oktober 2020.

Pada Juli 2022, Valeria Valverde, mahasiswi asal Kosta Rika yang berusia 21 tahun, menderita pendarahan otak akibat cedera kepala usai kecelakaan sepeda di Florence, Italia. Dilaporkan secara medis, bahwa kemungkinan ia bertahan hidup sangatlah kecil.

Dikutip dari BBC, ibu Valeria. Liliana berinisiatif menuju makam Beato Carlo Acutis untuk berdoa dan meninggalkan sepucuk surat permohonan, dengan harapan putrinya akan sembuh.

Mujizatpun terjadi pada hari itu, Liliana mendapat telepon dari Rumah Sakit tempat Valeria dirawat. Mereka mengabarkan bahwa putrinya sudah bernapas lagi dan telah melewati masa kritis. 

Valeria Valverde lalu menjalani proses perawatan intensif, dan dilaporkan pada 11 Agustus dirinya sudah dipindahkan ke ruang rehabilitasi karena perdarahannya telah hilang.

Mukjizat kedua terkait Beato Carlo Acutis ini telah disetujui oleh Paus Fransiskus setelah pertemuan dengan departemen pengangkatan santo di Vatikan. 

Jadi, umat Katolik hanya tinggal menunggu pengukuhan atau Kanonisasi calon Santo Carlo Acutis, Santo Generasi Milenial pertama di dunia.

God Bless.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun