Sebagai satu-satunya harapan Indonesia yang tersisa di Olimpiade 2024 Paris cabang badminton, Gregoria Mariska Tunjung sukses menang atas Ratchanok Intanon 25-23 dan 21-9 di babak perempatfinal! Ini membuat Indonesia masih menjaga asa tradisi medali emas, yang dimulai sedari Olimpiade 1992 Barcelona. Bravo, Jorji!
Kemenangan ini menunjukkan aktualisasi performa kedua pemain di tahun 2024, karena Gregoria Mariska Tunjung mempunyai performa yang lebih konsisten daripada lawannya ini.Â
Kedua pebulutangkis mempunyai gap yang lumayan jauh dalam peringkat BWF terkini. Jorji, panggilan akrab Gregoria Mariska Tunjung, kini menghuni peringkat #8 BWF. Sementara sang laan yang bearasal dari Thailand berada di peringkat #21.
Perjalanan Jorji menuju partai perempatfinal ini cukup berliku, meski bisa melalui fase grup tanpa melewati kehilangan satu set-pun. Pada 28 Juli 2024, Jorji mengalahkan Polina Buhrova dari Ukrania dua set langsung, 21-10 ; 21-15. Partai kedua melawan Tereza Svabikova dari Ceko (31/7/2024) juga bisa dimenangkan 21-12 ; 21-18.
Pada babak 16 besar, srikandi andalan Indonesia berusia 24 tahun ini sukses kalahkan Kim Ga-Eun dari Korea Selatan dengan rubber-game 21-4 ; 8-21 ; 23-21 yang cukup membuat para penonton deg-degan dengan kejar-kejaran poin di set ketiga.
Melawan Ratchanok, Jorji sebenarnya mempunyai handicap yang besar. Meski keduanya terakhir bertemu pada perempatfinal Uber Cup 2024 dengan Gregoria Mariska Tunjung bisa mengungguli Ratchanok 2-0 (3/5/2024), Jorji total kalah delapan kali pada pertemuan sebelumnya.
Satu dari delapan kekalahan Jorji atas Ratchanok dialami di Olimpiade 2020 Tokyo, pada babak 16 besar. Jadi kemenangan ini memperbaiki rekor pertemuan menjadi 2-8, dimana masih unggul Ratchanok yang berusia 29 tahun.
Jorji sebagai unggulan ketujuh di Olimpiade 2024 Paris, menjadi unggulkan di laga ini.
Jalannya Set Pertama
Poin pertama diperoleh Jorji dengan skema netting dan mengincar forehand Ratchanok. Namun dua kesalahan membuat Jorji kehilangan dua poin berikutnya.
Tinggi badan Ratchanok (168 cm) membuat Jorji harus mewaspadai bola di depan net sehingga memberi bola belakang. Dua kali pukulan pemain Thailand itu keluar dan skor sempat imbang 3-3.
Jorji berbalik unggul 8-6, usai melakukan adu net dan mempercepat permainan. Disini terlihat Ratchanok unggul jika bisa mendikte serangan, namun dorongan nya sering terkena net atau keluar arena.
Kembali berjalan ketat, akhirnya Jorji menutup rehat lewat skor 11-10 setelah smash menyilangnya tak kuasa dibendung Ratchanok.
Saling berbalas poin hingga 15-15, Ratchanok berbalik unggul 17-15 setelah dua kali pukulan Jorji menyangkut net. Sepertinya Jorji masih memikirkan kegagalan tersebut, sehingga smash berikutnya kembali tersangkut.
Drop shoot dari Jorji bisa menipiskan skor menjadi 18-19, dan smash keluar Ratchanok menyamakan skor menjadi 19-19. Poin berikutnya, challenge dari Ratchanok untuk menilai pukulannya yang keluar. Review menyatakan out, dan game point bagi Jorji yang sukses dapatkan 3 poin beruntun.
Namun Ratchanok sangat ulet hingga memaksakan deuce. Ratchanok meraih game poin pertamanya, namun Jorji kembali samakan kedudukan 21-21.Â
Sangat disayangkan service error dari Jorji di kesempatan berikutnya, namun masih bisa kesalahan tersebut ditebusnya dengan pukulan menyilang, 22-22.
Pukulan netting sempurna Ratchanok, membuat Jorji harus terjatuh memungut bola berikutnya untuk Ratchanok. Namun pemain Thailand ternyata membuat kesalahan dengan pukulan yang melebar, 23-23.
Game point bagi Jorji, pukulannya menembus pertahanan Ratchanok! Dan akhirnya game pertama diselesaikan Jorji 25-23 usai pukulan Ratchanok tipis keluar arena. Set yang sangat mendebarkan dengan durasi 29 menit!
Jalannya Set Kedua
Kembali poin pertama diperoleh Jorji setelah Ratchanok salah membaca bola lobnya. Adu net kemudian terjadi di bola ketiga, diakhiri smash tajam dan membawa Jorji unggul 2-1.
Di lapangan selatan dari layar televisi, terlihat Jorji unggul angin. Itu sebabnya ia sering membuat kesalahan sehingga berbalik tertinggal 3-5 karena kesalahan sendiri.
Poin berikutnya Jorji bisa mulai beradaptasi dengan angin, dan akhirnya ritme bisa didapatkan hingga berbalik unggul 7-6.
Sudah mendapatkan turning poin di angka 6, Jorji semakin percaya diri dan menjauh dengan 10-6, dan akhirnya menutup rehat dengan permainan rally yang sempurna, 11-6.
Netting di sebelah forehand Ratchanok menjadi incaran Jorji berikutnya, hingga bisa memperlebar skor menjadi 13-6. Momentum sudah didapat, dan stamina Ratchanok terlihat berkurang dengan kehilangan 11 poin beruntun.
Semakin jauh, Jorji tak memberi nafas sama sekali bagi lawannya. Bahkan keberuntungan pun menjadi kawannya setelah nettingnya masik menyentuh bibir net, 17-6.
Dua poin didapatkan lagi oleh Jorji, semua jadi serba salah bagi Ratchanok. Hingga akhirnya poin beruntun Jorji terhenti di 19-7.
Sayang Jorji memberikan dua poin berikutnya pada lawan. Dua kali pukulannya gagal menyeberang ke net.
Akhirnya match poin bisa didapatkan dengan smash keras ke arah forehand Ratchanok. Dan akhirnya, kesalahan pemain Thailand ini menutup laga dua set di skor 25-23 dan 21-9. Bravo!
Laga Selanjutnya, Semifinal!
Review dari laga tadi, Jorji sangat prima memanfaatkan keunggulan staminanya. Bola netting dilanjutkan smash menyilang kerap menyulitkan Ratchanok yang sedikit kesulitan di arah forehand-nya pada set kedua.
Pada babak semifinal, Gregoria Mariska Tunjung akan bertemu unggulan pertama An Se-young asal Korea Selatan. An se-young sukses menang rubber set 15-21 ; 21:17 ; 21-8 atas Akane Yamaguchi dari Jepang.
Jelas, laga yang akan berlangsung besok, 4 Agustus 2024 jam 13.30 WIB, akan lebih sulit bagi Jorji.
Meski demikian, masyarakat Indonesia pasti akan memberikan doa dan dukungan kepada pemain yang akan berulang tahun pada 11 Agustus nanti.
Bravo Jorji, kamu bangga padamu!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H