Mohon tunggu...
Greg Satria
Greg Satria Mohon Tunggu... Wiraswasta - FOOTBALL ENTHUSIAST. Tulisan lain bisa dibaca di https://www.kliksaja.id/author/33343/Greg-Satria

Learn Anything, Expect Nothing

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Ga Ada Obat, Spanyol Gilas Jepang dan Lolos Semifinal Olimpiade 2024

3 Agustus 2024   01:31 Diperbarui: 3 Agustus 2024   05:57 654
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gelandang Spanyol #11 Fermin Lopez merayakan gol pertama timnya dalam laga perempat final putra antara Jepang dan Spanyol dalam Olimpiade Paris 2024 di Stadion Lyon, Lyon, 2 Agustus 2024.(AFP/ARNAUD FINISTRE)

Spanyol benar-benar ingin menyapu bersih seluruh gelaran sepak bola di tahun 2024. Bertanding pada perempat final Olimpiade 2024 Paris cabang sepakbola pria, La Roja menggilas Jepang 3-0 di Parc Olympique Lyonnais, Jumat (2/8/2024) malam WIB.

Bintang muda Barcelona, Fermin Lopez, menjadi bintang dengan mencetak brace (dua gol) pada menit 11' dan 73'. Sebuah gol lainnya dicetak oleh pemain anyar Girona, Abel Ruiz di menit 86'.

Pada tahun 2024, Spanyol benar-benar mendominasi gelaran sepak bola di seluruh level umur dan gender. Dimulai dari Real Madrid yang mengangkat gelar Champions League 2023/2024, dilanjutkan oleh kedigdayaan La Furia Roja menjuarai EURO 2024 Jerman.

Di level umur, tim muda Spanyol sukses pula memenangi Piala Eropa U-19 dengan mengalahkan Prancis 2-0 (29/7/2024). Lalu di sektor wanita, Timnas Femina Spanyol U-19 juga melengkpai kabinet juara dengan kalahkan Belanda 2-1 (27/7/2024).

Masih ada tiga ajang di tahun ini yang bisa dalam genggaman mereka. Olimpiade 2024 Paris, di mana Timnas Putra Spanyol selanjutnya akan melawan Maroko pada semifinal (5/8/2024) serta perjuangan Timnas Putri Spanyol meraih emas dengan menghadapi Kolombia di perempatfinal (3/8/2024).

Satu turnamen lainnya adalah Piala Dunia Wanita U-20 yang akan digelar di Kolombia, September 2024. Jika menilik kiprah negara yang terkenal dengan patron tiki-taka sejauh ini, bisa saja mereka membungkus semuanya karena Spanyol sudah "tidak ada obat".

Laga Jepang versus Spanyol semalam terjadi, setelah di luar dugaan Spanyol dikalahkan Mesir 1-2 pada matchday terakhir grup C. Sehingga, membuat posisi akhir La Roja adalah sebagai runner-up.

Di kubu Samurai Biru Muda, tim yang sukses menjadi juara AFC Cup U-23 ini tampil sempurna dengan tiga kemenangan di fase grup, sekaligus menjadi jawara Grup D mengalahkan Paraguay, Mali dan Israel.

Pelatih Go Oiwa menurunkan formasi 4-3-3 dengan Leo Kokubo menjadi kiper ditemani Hiroki Sekine, Seiji Kimura, Kota Takai dan Ayumu Ogata di lini belakang.

Kapten sekaligus pemain terbaik AFC Cup U-23 lalu, Joel Chima Fujita memimpin lini tengah bersama Shunsuke Mito dan Rihito Yamamoto. Lini serang Tim Samurai Muda berisi trio Fuki Yamada, Koki Saito serta Mao Hosoya. 

Sebagai trivia, Tim Jepang di Olimpiade 2024 Paris ini tidak membawa satu pun jatah tiga pemain di atas 23 tahun. Artinya, Go Oiwa sangat percaya dengan kualitas juara muda Asia tersebut.

Sementara Spanyol arahan Santi Denia menggunakan formasi 4-2-3-1. Arnau Tenas berdiri di bawah mistar bersama kuartet Marc Pubill, Erick Garcia, Pau Cubarsi dan Juan Miranda. 

Di tengah ada double-pivot Pablo Barrios dan Alex Baena, dilengkapi oleh Aimar Oroz, Fermin Lopez plus Sergio Gomez sebagai gelandang serang, di belakang striker utama Abel Ruiz.

Dari sisi kedalaman skuad, jelas La Roja lebih unggul. Santi Denia masih menyimpan Samu Omorodion, Miguel Gutierrez dan Benat Turrientes di bangku pemain cadangan.

Abel Ruiz berseleberasi usai mencetak gol ketiga ke gawang Jepang, 2/8/24. Sumber : Getty Images/Claudio Villa via www.sport.detik.com
Abel Ruiz berseleberasi usai mencetak gol ketiga ke gawang Jepang, 2/8/24. Sumber : Getty Images/Claudio Villa via www.sport.detik.com

Jalannya Laga Jepang vs Spanyol

Fermin Lopez bisa membuat Spanyol unggul cepat di menit 11'! Tembakan gelandang Barcelona dari luar kotak penalti, tak mampu dihalau oleh Leo Kokubo yang baru bergabung dengan klub Belgia, Sint-Truiden.

Menit 42', Mao Hosoya sempat menyarangkan bola ke gawang Arnau Tenas lewat sepakan memutar. Namun setelah VAR melakukan tinjauan, gol ini dibatalkan karena Hosoya sudah terperangkap offside. Babak pertama pun berakhir dengan keunggulan satu gol La Roja.

Di menit 63', Fermin Lopez menggandakan keunggulan bagi Spanyol! Dengan tendangan dari luar kotak penalti sama seperti gol pertama, namun kali ini gol Fermin berawal dari set-piece sepak pojok yang diarahkan melebar kepadananya. Lagi-lagi Kokubo tak mampu menghalau tembakan pemain 21 tahun tersebut.

Di akhir laga, tepatnya menit 84', Abel Ruiz kembali memanfaatkan sepak pojok untuk mencetak gol pamungkas bagi timnya. Kemelut yang tercipta setelah sepak pojok, segera dimanfaatkan eks penyerang SC Braga tersebut secara klinikal. 

Spanyol akhirnya menang dengan skor 3-0, dan berhak melaju ke semifinal melawan Maroko yang membantai Amerika Serikat 4-0.

Potensi La Roja Bayar Tuntas Dendam Piala Dunia 2022

Menghadapi Maroko di semifinal pada 5 Agustus esok, adalah sebuah momen bagi Spanyol untuk membalaskan dendamnya di Piala Dunia 2022 Qatar.

Kala itu tim asuhan Luis Enrique harus menelan pil pahit saat kalah adu penalti setelah berimbang tanpa gol di waktu normal plus extra-time. Sosok protagonis utama bagi Maroko, tentu adalah kiper Yassine Bounou yang kini memperkuat Al Hilal.

Pada laga tersebut, Eric Garcia sama sekali tidak mendapat jatah bermain dari Luis Enrique. Sementara Maroko yang dilatih Walid Regragui menurunkan Achraf Hakimi secara penuh dan memasukkan Abde Ezzalzouli sebagai pemain pengganti. Mereka akan terlibat bentrok yang saat aroma dendam di laga semifinal nanti.

Hanya berbatasan Selat Gibraltar, kiblat permainan dari dua negara ini tidak jauh berbeda. Sebagai negara Afrika, Maroko adalah tim yang paling beratribut bola pendek khas tiki-taka. Beberapa pemain juga mempunyai darah campuran kedua negara, salah satunya dalah Lamine Yamal.

Sementara itu Spanyol yang masih berkiblat ke tiki-taka, telah melakukan banyak terobosan untuk memodifikasi karyanya tersebut. Bola yang dulu disengaja berputar di sepanjang lapangan, kini lebih memiliki efisiensi dengan visi bermain ke depan atau direct. Penggunaan variasi inverted player juga bisa dilakukan dengan fasih.

Kembali membahas kedigdayaan Spanyol di sepak bola Eropa pada tahun 2024 ini, sepertinya Maroko akan kesulitan meredam niat La Roja membawa kepingan emas Olimpiade. Kali terakhir Spanyol meraih emas, adalah ketika menjadi tuan rumah di Olimpiade 1992 Barcelona. 

Waspada Singa Atlas, Matador kini sedang ga ada obatnya!

Salam olahraga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun