Hasil imbang 1-1 yang didapatkan Malaysia saat menghadapi Thailand di matchday terakhir (25/7/2024), cukup untuk mengantar mereka menjadi juara Grup C. Dengan demikian, semifinal AFF Cup U-19 akan mempertemukan Indonesia versus Malaysia, serta Australia melawan Thailand.
Akan bertanding di Gelora Bung Tomo, Surabaya pada Sabtu (27/7/2024) malam WIB, Garuda Muda punya keuntungan sebagai tuan rumah dan waktu istirahat dua hari lebih banyak dibandingkan Harimau Malaya.Â
Namun itu tak serta merta menjamin keberhasilan Kadek Arel dkk lolos Final, pasalnya secara historis di empat pertemuan terakhir, Malaysia ternyata lebih unggul.
Pada gelaran AFF Cup U-19 tahun 2013, Indonesia bermain imbang 1-1 melawan Malaysia. Hasil itu adalah terakhir kalinya Garuda Muda tidak kalah, karena di tiga laga berikutnya kemenangan selalu diraih oleh Malaysia.
Indonesia kalah telak 1-4 pada hajatan AFF Cup U-19 tahun 2017, kemudian kalah adu penalti di tahun 2018 serta terakhir ditaklukkan Harimau Malaya 3-4 via extra-time edisi tahun 2019.
Catatan ini perlu diwaspadai oleh pasukan Coach Indra Sjafri, yang berhasil selalu menang di tiga partai fase Grup. Garuda Muda sukses menang 6-0 atas Filipina di laga perdana, kemudian menaklukkan Kamboja 2-0 dan menggulung Timor Leste 6-2 di laga terakhir.
Satu hal teknis menjadi dasar optimis atas permainan Timnas Indonesia U-19, adalah banyaknya opsi strategi yang bisa diterapkan Coach Indra Sjafri dan terbukti memberikan hasil maksimal di lapangan.
Torehan total 14 gol di fase grup menunjukkan "beringasnya" para pemain Garuda Muda menggelontorkan bola ke jala lawan. Sejauh ini ada tiga pemain yang sudah mencetak tiga gol, yakni Jens Raven, Iqbal Gwijangge dan Kadek Arel.Â
Dua nama terakhir adalah punggawa barisan pertahanan Indonesia, jadi opsi untuk mencetak gol tidak terpatok pada lini serang saja. Ini dibuktikan juga dengan data, bahwa saat Iqbal dan Kadek Arel naik ke pertahanan lawan dalam skema tendangan sudut atau tendangan bebas, mayoritas berujung peluang berbahaya hingga gol bagi Indonesia.
Opsi lain yang ternyata "sukses" diterapkan Coach Indra Sjafri, adalah ketika menduetkan Arkhan Kaka dan Jens Raven di babak kedua melawan Timor Leste. Perpaduan ini bisa menjadi solusi jika formasi awal 3-4-2-1 mengalami kebuntuan.
Berikut akan dibahas preview pertandingan beserta prediksi jalannya laga Semifinal AFF Cup U-19 antara Indonesia versus Malaysia.
Cedera Welber Jardim Tidak Perlu Dikhawatirkan
Pada laga terakhir fase grup kontra Timor Leste (23/7/2024), punggawa lini tengah Garuda Muda Welber Jardim alami cedera lutut di akhir babak kedua. Kakinya dilabrak oleh Fabio Cannavaro (bukan eks kapten Gli Azzurri, ya) sehingga harus meninggalkan stadion dengan menggunakan kursi roda.
Sempat ada kekhawatiran bahwa cedera ini lumayan parah, yang tentu akan mengganggu kesiapan Timnas Indonesia U-19 berlaga di semifinal.
Meskipun di dua laga awal tidak menjadi starter, kehadiran Welber Jardim selalu membawa aura positif di setiap perubahan strategi Coach Indra Sjafri. Pemain yang di Piala Dunia U-17 menjalankan peran sebagai fullback ini mempunyai intelegensia dan visi bermain di atas rata-rata pemain lain.
Namun sang bintang akhirnya memberikan kabar gembira, Kamsi (25/7/2024) lalu. Dalam postingan akun Timnas Indonesia, Welber Jardim memberikan caption "Halo Sobat Garuda, saya baik-baik saja. Ayo semifinal!"
Tampaknya cedera lutut tersebut tidak terlalu serius dan ini tentu menjadi kabar gembira bagi pendukung Timnas Indonesia. Mau diturunkan sejak awal atau di babak kedua, Welber Jardim adalah elemen penting untuk menjaga intensitas permainan. Ia bisa dimainkan dengan Toni Firmansyah, Muhammad Kafiatur ataupun Figo Dennis dengan sangat fluid.Â
Satu yang menjadi kekurangan, hanyalah permainan flamboyan Welber cenderung kurang mendukung jika strategi direct-attacking diusung oleh Coach Indra Sjafri.
Persiapan Garuda Muda Jelang Laga
Menghadapi Malaysia, sebenarnya Coach Indra sudah punya kerangka tim inti yang tidak diubahnya di dua laga perdana. Kemungkinan susunan inilah yang akan kembali digunakan sebagai gebrakan awal menghadapi Harimau Malaya.
Dalam formasi 3-4-2-1, Ikram Algiffari dipastikan menjadi pengawal gawang Indonesia ditemani trio bek Alfharezzi Buffon, Kadek Arel dan Iqbal Gwijangge. Selain kompak dalam bertahan, trio bek ini sekaligus ancaman di setiap momen set piece milik Indonesia.
Empat di tengah akan diisi oleh Mufly Hidayat dan kapten Dony Tri Pamungkas di sisi sayap, plus Figo Dennis dan Toni Firmansyah menjadi motor permainan.Â
Lalu di lini serang, Arlyansyah dan Riski Afrisal yang diistirahatkan ketika melawan Timor Leste akan diharapkan punya tenaga ekstra membantu Arkhan Kaka sebagai penyerang depan.
Formasi tanpa kejutan ini bisa menjadi senjata awal, yang oleh Coach Indra Sjafri sudah dipersiapkan karena keunggulan waktu istirahat. Kaki-kaki yang sudah tidak berat karena dapat jatah relaks tiga sampai lima hari, bisa langsung digenjot sejak awal permainan.
Sebelum mengetahui siapa lawan di semifinal, Coach Indra hanya berfokus pada kesiapan timnya. Ini diungkapkan dari nadanya berbicara saat ditanya wartawan lebih prefer bertemu Thailand atau Malaysia.
"Nanti, kita punya waktu beberapa hari, persiapan untuk semifinal. Siapapun lawan nanti, kalau tidak salah, kita berhadapan dengan juara grup C. Apakah itu nanti, Thailand, apakah Malaysia, kita siap-siap saja," ujarnya ringan dikutip dari rri.co.id.
Sedikit trivia, sebenarnya Coach Indra Sjafri mempunyai rekor kurang menyenangkan ketika bersua Malaysia di AFF U-19. Melihat lagi data di awal artikel, hasil 1-1 yang terjadi di putaran grup AFF U-19 tahun 2013 mewarnai perjalanan Evan Dimas dkk menjadi kampiun kala itu bersama Coach Indra.
Pertemuan kedua adalah tahun 2018 di babak semifinal. Berbagi skor 1-1 hingga extra time, Garuda Muda asuhan Coach Indra Sjafri harus takluk lewat drama adu penalti. Sebuah catatan yang harus segera dihapus dengan kemenangan pada hari Sabtu nanti!
Prediksi Indonesia U-19 vs Malaysia U-19
Dengan memiliki kepercayaan terhadap permainan sendiri, Garuda Muda di tengah dukungan publik Surabaya dan sekitarnya harus segera tancap gas menguasai permainan di awal babak.
Tidak perlu terlalu memburu gol dan grusa-grusu, sebab Malaysia pasti akan waspada terutama jika Indonesia mendapatkan set piece. Yang harus dihindari justru adalah emosi berlebihan yang bisa menyebabkan satu momen kesalahan fatal.
Supaya diingat lagi, satu momen saja bisa membuat adik-adik Timnas Indonesia U-16 harus kalah melawan Australia di babak semifinal AFF Cup U-16 melalui kartu merah di babak pertama.
Jadikan itu sebagai pengingat dan kewaspadaan, karena Malaysia akan bermain pragmatis dan reaktif terhadap penguasaan bola dari Timnas Indonesia. Mampu menahan imbang Thailand 1-1, juga merupakan wujud bahwa lini bertahan Malaysia tidak dapat diremehkan.
Lalu serangan Malaysia juga sudah terbukti "galak", dengan gelontoran kemenangan 11-0 atas Brunei dan 5-0 atas Singapura di fase grup. Ini menjadi kewaspadaan tersendiri bagi Kadek Arel untuk tidak terlalu tinggi meninggalkan pos nya dalam skema build-up serangan.
Pelatih Malaysia, Juan Torres, secara langsung memuji tim Indonesia sebagai skuad yang memiliki kematangan bermain. Ini adalah buah blessing in disguise kala amburadul di turnamen Toulon 2024, yang justru bisa menambah waktu Training Center (TC) dibandingkan kontestan lainnya.
Terakhir adalah opsi pilihan pemain. Jika hingga babak kedua Timnas Indonesia masih buntu dalam menyerang, maka ada banyak opsi yang bisa dijalankan Coach Indra. Antara lain memasukkan Welber Jardim dan Muhammad Kafiatur untuk memperkaya variasi serangan, atau menduetkan kembali Jens Raven dengan Arkhan Kaka.
Jika mampu jalankan strategi dengan baik, niscaya Garuda Muda akan menang dan menuju partai puncak AFF Cup U-19.Â
Semangat dan Semoga Berhasil di Semifinal ini, Garuda Muda! Doa kami akan selalu menyertaimu.
Salam olahragaÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H