Mohon tunggu...
Greg Satria
Greg Satria Mohon Tunggu... Wiraswasta - FOOTBALL ENTHUSIAST

Learn Anything, Expect Nothing

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Pelajaran dari Keblinger-an Enzo Fernandez

18 Juli 2024   10:30 Diperbarui: 18 Juli 2024   12:54 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika kalah, berilah selamat kepada Sang Pemenang. Dan jika menang, hargailah perjuangan pihak yang kalah. Itulah respek dan semangat Fair Play yang seharusnya dijunjung tinggi dalam dunia olahraga. 

Tetapi bagi Enzo Fernandez dan sebagian skuad Argentina, sisi sombong manusiawi membuat mereka kebablasan dalam mengekspresikan juara beruntun di tiga ajang besar, Copa America 2021, Piala Dunia 2022 dan Copa America 2024.

Di dalam Bus Timnas Argentina usai memenangi Final Copa America 2024 di Miami, Enzo Fernandez melakukan live Instagram sembari memimpin sebuah chant atau nyanyian yang biasanya "bebas" dinyanyikan oleh suporter.

Namun entah ada angin apa, chant yang dinyanyikannya malah menyerang Timnas Prancis dan terutama Kylian Mbappe. Padahal, Argentina sudah lampau mengalahkan Mbappe dkk di Final Piala Dunia 2022 Qatar, dan mereka kini seharusnya dalam euforia memenangkan Copa America yang notabene tidak melawan Mbappe. Keblinger!

Beberapa patah kalimat chant bernada rasis sempat terdengar sebelum "mungkin" Enzo tersadar dan mematikan live Instagram tersebut. Nasi sudah menjadi bubur, seluruh kalimat berbau ejekan rasis sudah terekam dunia maya dan sontak membuat heboh jagat persepakbolaan dunia.

Saya tidak menampilkan chant tersebut artikel ini sebagai wujud tidak mendukung adanya rasisme di dunia sepakbola. Intinya adalah sindiran terhadap personal Mbappe dan Timnas Prancis yang secara mayoritas berisi pemain keturunan Afrika.

Lalu bagaimana nasib pemain Chelsea tersebut berikutnya? Padahal ada sejumlah pemain Prancis keturunan juga di kubu The Blues. Jadi, siap terima hukumanmu, Enzo Fernandez. Mulutmu harimaumu.   

Tangkapan layar momen live Instagram Enzo Fernandez. sumber : www.express.co.uk
Tangkapan layar momen live Instagram Enzo Fernandez. sumber : www.express.co.uk

Skuad Argentina yang Solid dan "Over-Exclusive"

Apa yang dilakukan Enzo, sebenarnya adalah sisi negatif dari sebuah tim yang sangat solid namun over-exclusive.

Tidak ada yang membantah, sejak ditangani Lionel Scaloni, Albiceleste memang menjadi lawan menakutkan bagi semua lawan di level antar negara. Timnas Indonesia sendiri pernah bersua mereka dan kalah 0-2 di SUGBK, 19 Juni 2023. 

Belajar dari pengalaman gagal Piala Dunia 2014, Argentina mengawali rentetan gelar di era Lionel Messi pada Copa America 2022. Memiliki rekan seangkatan di usia emas seperti Angel Di Maria dan Kun Aguero, Messi mendapat bantuan dari angkatan "tukang pukul" seperti Leandro Paredes, Cristian Romero, Emiliano Martinez dan Rodrigo De Paul.

Lalu muncullah generasi ajaib yang dipimpin oleh "trophy-killer" Julian Alvarez bersama Enzo Fernandez, Lisandro Martinez dan Alexis Mac Allister. Maka semakin lengkap kepingan puzzle Scaloni, hingga mereka sukses mengangkat Piala Dunia 2022 di Qatar.

Gelar back-to-back yang semakin membuat Argentina tersohor sebagai tim terbaik di dunia, apalagi dengan Lionel Messi sebagai pemimpin di lapangan. 

Hingga akhirnya, Senin (15/7/2024) pagi WIB lalu, Albiceleste meraih kembali gelar Copa America 2024 dan menyamai raihan Timnas Spanyol dalam merengkuh dua trofi kontinental dan satu trofi Piala Dunia beruntun. La Roja melakukannya pada periode 2008 sampai 2012.

Inilah yang membuat beberapa pemain Argentina merasa di atas angin, dan kerap menunjukkan momen "sangat-super-bahagia" ketika dipanggil untuk pemusatan latihan Timnas.

Bermain di Timnas Argentina, melebihi kebanggaan bermain di klub yang menggajinya. Tidak salah memang, karena ini berdasarkan prinsip bela negara. Tetapi kalau sudah over-exclusive dan merasa keblinger, chant Enzo Fernandez adalah gambarannya.

Tidak ada angin, harusnya mereka fokus merayakan keberhasilan di Copa America. Bukan menghina Kylian Mbappe dan skuad Timnas Prancis.

Bola Salju yang Semakin Membesar

Seusai tindakan Enzo tersebut, tentu aliran protes kepadanya menjadi bola salju yang kian membesar. 

Pertama adalah PSSI-nya Prancis (FFF) yang berjanji akan mengambil langkah hukum terhadap Timnas Argentina dan Enzo Fernandez. Mereka juga telah membuat protes keras kepada FIFA selaku induk tertinggi sepakbola, dan berharap bisa menghukum tindakan rasis tersebut.

Langkah ini diikuti oleh sejumlah punggawa Chelsea, yang mayoritas adalah pemain Prancis, untuk meng-unfollow semua akun media sosial rekan setimnya itu.

Secara terang-terangan, Wesley Fofama, pemain yang musim lalu berkutat terus dengan cedera memberikan cuitan "Sepakbola di 2024: rasisme tanpa hambatan" usai tindakan Enzo Fernandez.

Mengetahui kecepatan beredar videonya di dunia maya makin masif, Enzo Fernandez pun melakukan klarifikasi dan permintaan maaf atas apa yang telah terjadi. Dalam media sosialnya, ia menyebut tindakannya tidak menggambarkan karakter asli dirinya, karena ia hanyalah terhanyut dalam seleberasi juara Copa America 2024. 

"Saya ingin meminta maaf atas video yang di-posting di kanal Instagram saya saat tim nasional berselebrasi,"

"Lagu tersebut mengandung bahasa yang sangat menyinggung dan sema sekali tidak bisa ditoleransi kata-kata tersebut. Saya menentang diskriminasi dalam segala bentuk dan meminta maaf karena terjebak dalam euforia perayaan juara Copa America kami,"

"Video itu, momen itu, kata-kata yang keluar saat itu, tidak menggambarkan keyakinan saya atau karakter saya. Saya benar-benar meminta maaf," tandasnya dikutip dari goal.com.

Berikutnya yang menjadi repot, adalah Chelsea sebagai klub induk dari Enzo. Pernyataan resmi The Blues adalah, klub akan segera melakukan penyelidikan intern atas kasus ini.

Hingga artikel ini ditayangkan, kasus ini merembet hingga Wakil Presiden Argentina, Victoria Villarruel, memberikan statemen bernada defensif terhadap pemain yang sudah meminta maaf tersebut.

"Tidak ada negara kolonialis yang akan mengintimidasi kami karena sebuah lagu atau karena mengatakan kebenaran yang tidak ingin mereka akui." Cukup berpura-pura marah, munafik. Enzo, aku mendukungmu. Messi, terima kasih untuk semuanya! Warga Argentina, selalu tegakkan kepala! Hidup Argentina!" tulis Villarruel melalui akun X dikutip dari CNN Indonesia. Duh!

Dilaporkan pula, FIFA sudah memulai untuk melakukan investigasi atas protes keras FFF (Federasi Sepakbola Prancis) dan ini menjadi alamat buruk tidak hanya bagi Enzo, tapi seluruh pemain yang terekan bernyanyi di video tersebut.

Nasib Enzo Bersama Skuad Chelsea Musim Depan

Selanjutnya yang menjadi tanda tanya besar, adalah nasib Enzo Fernandez bersama Chelsea musim depan. Pelatih baru Enzo Maresca, sudah pasti tidak punya bargaining power untuk membela sesama "nama Enzo" di kasus ini. 

Maresca mempunyai tujuan lebih besar untuk menjadikan Chelsea lebih disegani lagi di kancah Liga Inggris, usai alami fase turun-naik bersama Mauricio Pochettino musim lalu.

Sudah menjalani pramusim dengan skuad yang tidak bertanding di Copa America ataupun Piala Eropa, sebenarnya Maresca sudah membeli anak emasnya di Leicester City yang posisinya persis Enzo Fernandez, yakni Kiernan Dewsbury-Hall.

Ini bisa menncepit posisi Enzo Fernandez di Chelsea, sekalipun ia pasti akan meminta maaf secara personal kepada para punggawa berkebangsaan Prancis dan akan diberikan sanksi.

Dari internal Chelsea, muncul statemen seorang Nicolas Jackson yang ingin Enzo dimaafkan oleh rekan-rekan lainnya. Ia memposting di instargram momen musim lalu ketika Enzo bermain dengan seorang fans cilik berkulit hitam seusai laga. Tentu dengan tag, Enzo yang dikenalnya bukanlah seorang berkarakter rasis.

So, ini bisa menjadi pelajaran buat semuanya. Pada dasarnya, mungkin karakter asli Enzo Ferandez memang bukanlah seperti ia tunjukkan di chant tersebut. Namun momen tersebut terjadi karena ia keblinger dengan rentetan prestasi bersama Albiceleste, Argentina. 

Salam olahraga 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun