Mohon tunggu...
Greg Satria
Greg Satria Mohon Tunggu... Wiraswasta - FOOTBALL ENTHUSIAST

Learn Anything, Expect Nothing

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Harry Kane, Singa "Terkutuk" yang Menjajal Final Lagi

12 Juli 2024   15:22 Diperbarui: 14 Juli 2024   14:09 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masih ingat betapa apesnya Bayern Munchen musim lalu? Membeli seorang missing puzzle dalam wujud Harry Kane, ternyata Die Roten tak hasilkan satupun trofi! Rentetan juara Bundesliga dalam 11 tahun terakhir praktis terhenti.

Inilah yang membuat kegagalan tersebut disangkakan kepada Harry Kane sebagai pemain yang "terkutuk" tanpa gelar. Hingga usianya menginjak 30 tahun, selain trofi individual, belum ada trofi juara yang mampir ke dalam CV nya.

Harry Kane yang berkarier di Tottenham Hotspur sebelum hijrah ke Jerman, memiliki lima final yang gagal dimenanginya. Bersama Spurs, Kane kalah di final Carabao Cup 2015 dan 2021, serta final Champions League 2019. Di Bayern, ia gagal pula di laga DFL Supercup awal musim lalu.

Catatan yang paling menyesakkan baginya, tentu adalah laga final EURO 2021 yang digelar di London. Sebagai tuan rumah, The Three Lions dengan Kane di sebagai pemimpinnya, harus takluk oleh Italia via adu penalti.

Senin (15/7/2024), tibalah kesempatan back-to-back Harry Kane memimpin The Three Lions melawan Spanyol di final Euro 2024. Sebuah momen menjajal kembali ketidakbenaran kutukannya, dengan pertaruhan yang sangat besar.

Jika kalah, Harry Kane akan semakin diolok-olok sebagai pemain "pembawa sial", plus kans merebut Piala Eropa baginya mungkin tertutup mengingat usianya. Atau jika menang, ia adalah kapten pertama Inggris yang mengangkat supremasi tertinggi sepakbola antar negara Eropa!

Bertempat di Stadion Olimpiade Berlin, bagaimana peluang "Singa Lapar" Harry Kane lepas dari kutukannya? Mari kita bahas.

Harry Kane mengeksekusi penalti dalam laga Belanda vs Inggris di semifinal Euro 2024, Kamis (11/7/24). (AP Photo/Thanassis Stavrakis via www.bola.net)
Harry Kane mengeksekusi penalti dalam laga Belanda vs Inggris di semifinal Euro 2024, Kamis (11/7/24). (AP Photo/Thanassis Stavrakis via www.bola.net)

Peluang Menjadi Top Skor Turnamen

Sempat diragukan sejak fase grup hingga babak semifinal, nyatanya Timnas Inggris berhasil mengembalikan prediksi banyak pihak sebelum turnamen digelar. 

The Three Lions sebagai salah satu kandidiat juara lolos ke final, dan Harry Kane yang diunggulkan sebagai calon top skorer kini bersanding dengan satu nama lain di peringkat teratas.

Ya, Harry Kane dan Dani Olmo dari Spanyol akan head-to-head langsung menentukan siapa peraih sepatu emas di laga final nanti. Keduanya sudah mencetak tiga gol sejauh ini, dan sangat decisive mengantar masing-masing negara ke partai puncak.

Harry Kane mencetak gol perdana saat Inggris bermain imbang 1-1 melawan Denmark di fase Grup (20/6/24). Kemudian gol kedua adalah sundulan di extra-time yang mengantar Inggris kalahkan Slovakia 2-1 di babak 16 Besar. 

Gol ketiga, adalah penalti "kontroversial"nya yang membuka keran kemenangan 2-1 Inggris atas Belanda di partai semifinal, Kamis (11/7/24) dinihari lalu.

Kendati demikian, secara peringkat kumulatif, Kane masih berada di bawah Dani Olmo. Sama-sama cetak 3 gol, Olmo lebih unggul karena sudah memproduksi 2 assist, sedangkan Kane masih kosong.

Jadi, partai final EURO 2024 nanti akan menjadi kesempatan turning-point yang sangat besar bagi seorang Harry Kane. Jika sukses menggondol Trofi Henry Delaunay plus gelar topskorer, kesialan musim lalu bersama Die Roten akan bisa hilang dengan sendirinya.

Kane yang Rela Bermain untuk Tim

Sudah membuktikan kapasitasnya bertengger sebagai salah satu kandidat top skorer, nyatanya permainan Harry Kane di EURO 2024 jauh dari kesan oportunis. Sebagai pemimpin tim, ia jadi contoh terbaik dalam mengutamakan kepentingan timnya!

Laga melawan Swiss dan Belanda, kita sering melihat seorang Kane berjibaku hingga posisi gelandang bertahan saat timnya diserang. Ini sangat menyusahkan para lawan, sebab Inggris berarti surplus pemain di lini tengah.

Tetapi satu hal menjadi ganjarannya, ketahanan fisik Kane yang sudah 30 tahun kerap tak bisa dipaksakan hingga akhir laga. Di pertandingan melawan Swiss, Kane hampir saja sudahi dengan cedera usai insiden benturan di dekat bench pemain. Akhirnya Ivan Toney diperintahkan Gareth Southgate masuk menggantikannya menit 109'.

Di semifinal melawan "Timnas Pusat" Belanda, Harry Kane digantikan oleh penyerang lainnya, yakni Ollie Watkins yang menjadi match-winner pada menit 80'.

Satu yang menjadi perhatian utama, ia tidak pernah marah atau mengeluh saat diganti! Sepertinya ia sadar, bahwa Timnas Inggris mempunyai banyak pemain bintang dan dirinya hanyalah satu elemen dari kesolidan skuadnya.

Inikah Kesempatan Terakhir Kane untuk Timnas Inggris? 

Bagi penonton netral yang tidak mendukung siapapun di final nanti, saya mengajak sedikit saja kirimkan doanya untuk seorang Harry Kane, ya. hehehe. 

Sosok yang dalam kariernya hampir selalu tenggelam dalam bayang-bayang duopoli Cristiano Ronaldo-Lionel Messi. Serta karena hanya membela Tottenham Hotspur masih juga di bawah Robert Lewandowski dan Karim Benzema, meski ia cetak gol secara lebih konsisten.

Inilah the moment of truth dalam sejarah sepakbola. Apakah dunia akan mengenal Harry Kane sebagai pesepakbola hebat yang punya "kutukan" kalah di final? Atau memang "dewa sepakbola" menyimpan kisah indahnya mendekati penghujung karier.

EURO 2024 mungkin adalah kesempatan terakhir Kane menjadi penyerang utama Timnas Inggris. Di Piala Dunia 2026 nanti, ia akan berusia 32 tahun, serta kini telah ada sosok Ivan Toney, Ollie Watkins, Cole Palmer ataupun Dominic Solanke yang bisa sewaktu-waktu menggantikannya.

EURO 2028 apa lagi. Mungkin saja ia sudah di penghujung karier, karena jarang ada pemain Inggris yang pensiun di usia 35 sampai 40 tahun.

Selamat berjuang Harry Kane dan Timnas Inggris! Melawan Spanyol memang berat, tetapi pengalaman kalah di final tiga tahun lalu, adalah keunggulan yang tak dipunyai La Furia Roja.

Salam olahraga

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun