Mohon tunggu...
Greg Satria
Greg Satria Mohon Tunggu... Wiraswasta - FOOTBALL ENTHUSIAST. Tulisan lain bisa dibaca di https://www.kliksaja.id/author/33343/Greg-Satria

Learn Anything, Expect Nothing

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Preview Belanda Vs Inggris, Felix Zwayer di Antara Dua Negara "Maniak" Sepak Bola

9 Juli 2024   20:59 Diperbarui: 9 Juli 2024   21:12 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Stefan De Vrij usai mencetak gol pada laga Belanda vs Turki di Euro 2024. Sumber : AP Photo/Matthias Schrader via www.bola.net

Sebuah pertarungan seru diharapkan akan terjadi di Signal Iduna Park, Kamis (11/7/2024) dinihari WIB. Dua negara yang selalu mengaku "maniak" atau "paling bola" di Eropa, Belanda dan Inggris, akan saling bertempur di semifinal EURO 2024. Namun ada satu yang menjadi sorotan, sang yakni pengadil di lapangan Felix Zwayer.

Felix Zwayer, wasit asal Jerman berusia 43 tahun, pernah diskors oleh UEFA selama enam bulan pada 2005. Ia divonis terbukti menerima suap sebesar 300 ribu Euro dari sesama perangkat pertandingan, yakni Robert Hoyzer pada laga SV Wuppertal dan tim amatir Werder Bremen tahun 2004.

Seusai masa skorsing, Zwayer menemukan lagi integritasnya sebagai pengadil di lapangan, namun pernah membuat keputusan kontroversial di laga Der Klassiker antara Bayern Munchen versus Borussia Dortmund tahun 2021.

Ia tidak memberikan penalti bagi Der Borrusen saat Mats Hummels yang kala itu masih membela Bayern, melakukan handsball di kotak terlarang. Usai laga, Jude Bellingham yang masih berseragam Dortmund memberikan cibiran keras pada Feliz Zwayer, yang berujung sanksi 40 ribu Euro dari otoritas Bundesliga.

"Anda memberi wasit, yang pernah mengatur pertandingan sebelumnya, pertandingan terbesar di Jerman, apa yang Anda harapkan?" ucap Bellingham usai laga yang berakhir dengan kekalahan Dortmund 2-3 dari sekutu terbesarnya di Jerman tersebut, dikutip dari skysports.com.

Apakah kejadian tiga tahun silam masih membekas di ingatan Felix Zwayer dan Jude Bellingham? 

Yang pasti, laga antara Belanda dan Inggris akan melibatkan tensi cukup tinggi. Fans kedua negara mengaku paling maniak atau paling bola di dataran Eropa. Belanda dengan Total Football-nya, sementara Inggris dengan slogan "Football is coming home". 

Siapa yang akan menang? Berikut akan coba saya bahas kesiapan kedua tim dan prediksi jalannya pertandingan.  

Sosok wasit asal Jerman, Felix Zwayer. Sumber : Getty Images via www.timor.heloindonesia.com
Sosok wasit asal Jerman, Felix Zwayer. Sumber : Getty Images via www.timor.heloindonesia.com

Sorotan Kepada Southgate Melebihi "Football is coming home"

Pada gelaran EURO 2024 ini, seruan "Football is coming home" dari fans Inggris tidak sekeras Euro 2020 ataupun Piala Dunia 2022 lalu. Pada dua turnamen mayor tersebut, dimana Inggris berhasil menembus Final dan Semifinal, harapan fans untuk membawa pulang trofi sangatlah besar.

Pasalnya, performa The Three Lions sejak pertandingan pertama selalu mendapat atensi dan sorotan negatif. Terutamanya, pemilihan pemain dan strategi permainan dari pelatih Gareth Southgate.

Ada tiga hal yang membuat Southgate cukup "dipertanyakan" oleh fans Inggris, terkait materi pemain yang dibawa. Pertama, ia meninggalkan Jack Grealish dan Marcus Rashford untuk Erebechi Eze dan Anthony Gordon. Kedua, ia membawa Luke Shaw yang sedang cedera dan baru akan pulih di fase 16 besar. Ketiga, ia masih mencari sosok seperti Kalvin Philips.

Perihal ketiga, yakni mencari "Kalvin Philips", tengah menjadi olok-olok di lini masa. Sebab, pernyataan itu keluar sendiri dari mulut Southgate, kala mencoba Trent Alexander-Arnold yang notabene seorang fullback, mengisi posisi nomor 8 dari Kalvin Phillips.

Beruntung, justru pemuda 17 tahun Kobbie Mainoo mampu tampil impresif kala diberi kesempatan memainkan posisi "Kalvin Philips" tersebut. Berduet dengan Declan Rice sebagai duo gelandang, Mainoo terlihat tak canggung kendati memainkan turnamen besar pertamanya.

Pe-er besar berikutnya bagi Southgate, yang masih saja dikritik kendati sudah sampai semifinal, adalah strategi menyerangnya. Ini terlihat dari mandeknya raihan gol Harry Kane yang hanya cetak dua gol, padahal dikelilingi talenta-talenta super seperti Bellingham, Bukayo Saka, Phil Foden dan Cole Palmer.

Namun pada perempatfinal kontra Swiss lalu (6/7/2024), Southgate sudah menunjukkan perubahan formasi yang lumayan menjanjikan. Ia meninggalkan patron 4-2-3-1 dan menggantinya dengan formasi 3-4-2-1 mirip ketika menjadi finalis di Euro 2020 lalu.

Menghadapi Belanda di semifinal, ada satu tenaga yang sudah kembali dan bisa jadi pilihan di pos yang seharusnya menjadi miliknya, yakni Luke Shaw. Kieran Trippier selalu dipasangkan di posisi bek kiri selama ini, dan ia sering memperlambat tempo menyerang karena butuh memindahkan bola ke jalur kaki kanannya.

Dengan adanya Shaw, formasi 3-4-2-1 Southgate akan lebih sempurna. Jordan Pickford tetap ditemani trio Kyle Walker, John Stones dan Marc Guehi. Sementara Declan Rice plus Kobbie Mainoo menjadi dua dinamo tim bersama Bukayo Saka di kanan, serta Luke Shaw di sisi kiri.

Phil Foden serta Jude Bellingham akan bergerak free-role di belakang Harry Kane. Jika menilik laga melawan Swiss, Foden akan beroperasi agak ke kanan untuk bisa dekat dengan Saka. Barulah Harry Kane dan Bellingham siap menunggu umpan mereka di dalam kotak penalti.

Maka dari itu, laga semifinal ini akan menjadi penghakiman terbesar bagi Gareth Southgate karena ia sudah mempunyai full-team dengan adanya Luke Shaw. Teriakan "Football is coming home", mungkin baru akan terdengar jika ia berhasil taklukkan Belanda.

Jika kalah, lemparan gelas kosong dan teriakan "Southgate Out" mungkin akan menggema, lagi.

Stefan De Vrij usai mencetak gol pada laga Belanda vs Turki di Euro 2024. Sumber : AP Photo/Matthias Schrader via www.bola.net
Stefan De Vrij usai mencetak gol pada laga Belanda vs Turki di Euro 2024. Sumber : AP Photo/Matthias Schrader via www.bola.net

Tiga Variasi Senjata Ronald Koeman

Kemenangan "Timnas Pusat" Belanda 2-1 melawan Turki di partai perempatfinal, membuka semua strategi penyerangan seorang Ronald Koeman. Turki sudah berhasil memainkan sepakbola progresif plus catenaccio dengan baik, namun harus diakui bahwa Ronald Koeman sangat mengenal kelebihan dari masing-masing pemainnya!

Melawan Inggris nanti, strategi awal mungkin tidak banyak berubah dengan formasi 4-2-3-1. Bart Verbruggen bersama kuartet Denzel Dumfries, Stefan De Vrij, Virgil van Dijk dan Nathan Ake sudah merupakan komponen bertahan yang sangat solid.

Jerdy Schouten kendati diragukan "sana-sini", terbukti bisa mengawal lini tengah dengan apik bersama Tijjani Rijnders. Tiga pemain cepat, Xavi Simons, Cody Gakpo serta Donyell Malen, tampaknya lebih pas untuk menemani striker false-nine Memphis Depay. inilah strategi pertama Koeman, dengan peragakan permainan bola pendek dan cepat.

Jika dirasa masih buntu dan membutuhkan gol, Koeman akan mengeluarkan variasi keduanya yang bertumpu pada Wout Weghorst. Penyerang setinggi 1.97 meter ini akan menjadi target bola atas yang akan merepotkan bek-bek lawan. Terbukti ketika melawan Turki, pergerakannya berperan signifikan terhadap dua gol tim Oranje.

Ketiga, adalah para penyerang cepat dan agresif. Cody Gakpo, Donyell Malen, Joshua Zirkzee  dan Steven Bergwijn masing-masing mempunyai kelebihan dalam duel melewati lawan satu-lawan-satu. Para pemain ini akan diberi kebebasan membawa bola sekaligus mengeksekusi sendiri atau memberi umpan kunci.

Nah, berdasarkan uraian di atas, saya memprediksi Belanda lebih berpeluang untuk mengalahkan Inggris di partai ini. Ronald Koeman sudah mempunyai variasi permainan yang jelas, sementara Gareth Southgate masih "miskin taktik" dan banyak berharap pada kualitas individual pemainnya.

Tapi bukannya tanpa peluang, justru di tengah pandangan "miskin taktik" terhadapnya, sebuah perubahan besar akan membuat lawan kaget. Persis terjadi di babak pertama melawan Swiss.

Semoga laga ini bisa menghasilkan tontonan menarik dan tercipta banyak gol. Yang pasti, banyak pendukung "Timnas Pusat"Belanda dari Indonesia mengharapkan van Dijk dkk melaju dan bergumam, inilah negara dengan filosofi yang jelas. Total Football!

Salam olahraga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun