Mohon tunggu...
Greg Satria
Greg Satria Mohon Tunggu... Wiraswasta - FOOTBALL ENTHUSIAST

Learn Anything, Expect Nothing

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Cristiano Ronaldo dan Perang Melawan Waktu

8 Juli 2024   00:17 Diperbarui: 9 Juli 2024   04:26 1418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tuntas sudah perjalanan Cristiano Ronaldo dos Santos Aveiro di EURO 2024. Ia resmi akhiri turnamen bersama Timnas Portugal usai dikandaskan Prancis via adu penalti di babak perempatfinal. Tak bisa cetak satu gol-pun, Ronaldo harus menutup lembaran Piala Eropa yang sudah diikutinya sebanyak enam edisi. Kini saatnya ia merenung dan berperang melawan waktu!

Setelah berderai air mata di babak 16 besar melawan Slovenia, Cristiano Ronaldo ditanya oleh wartawan terkait rencana pensiunnya. Ia tidak membahas Piala Dunia 2026, tetapi sudah dipastikan EURO 2024 adalah kompetisi Piala Eropa terakhirnya.

"Tentu saja, ini akan menjadi kejuaraan Eropa terakhir saya," kata Ronaldo, dikutip dari O Jogo via kompas.com.

Di usia yang sudah menginjak 39 tahun, Ronaldo secara kompetitif sebenarnya mempunyai fisik lebih baik dibanding pemain lain seusianya.

Kontrak yang ditandatangani bersama Al Nassr, juga masih tersisa hingga 30 Juni 2025, atau ketika ia genap berusia 40 tahun. Artinya, kita dipastikan masih akan melihat penampilan Cristiano Ronaldo di Saudi Pro League setidaknya hingga akhir musim depan.

Lalu bagaimana dengan kariernya di Timnas Portugal? Bagaimana pula dengan peluang ia bermain usai Juni 2025? 

Que sera, sera. Mulai sekarang inilah pencetak rekor gol terbanyak di level Timnas ini akan mulai berpikir, dan berperang melawan waktu!

Pandangan Sir Alex Ferguson 

Sebagai seorang yang berjasa dalam karier sepak bola Cristiano Ronaldo, Sir Alex Ferguson mempunyai pandangan realistis terhadap mantan anak asuhnya tersebut. Disebutnya, Piala Dunia 2026 sepertinya sulit untuk bisa diikuti oleh Ronaldo dengan tuntutan fisik sepakbola modern sekarang ini.

"Saya tidak dapat membayangkannya dia akan bermain pada tahun 2026. Sepak bola akan menjadi lebih cepat dan lebih atletis di tahun-tahun mendatang. Selain itu, ruang bagi penyerang sentral akan semakin mengecil. Berbeda dengan pemain bertahan, lebih sulit bagi penyerang untuk bermain di level tertinggi ketika mereka sudah tua." kata Ferguson kepada SportBild, dilansir bola.com. 

Analogi Sir Alex ini tentu merujuk kepada rekan setim Ronaldo, yakni Pepe, yang kini memegang rekor sebagi pemain tertua di Piala Eropa dengan usia 41 tahun.

Seorang bek hanya akan melakukan lari atau sprint ketika di momen bertahan dari pergerakan individual lawan. Pada momen lain, para bek akan melakukan pendekatan zona-marking, yang terkadang hanya membutuhkan lari-lari kecil untuk menyinkronkan posisi.

Sedangkan penyerang, ada kalanya ia harus sprint ketika diberi umpan terobosan oleh rekannya. Dalam membongkar pertahanan lawan, ia juga dituntut bisa berlari dengan bola untuk melewatinya. 

Dan yang paling bikin capek, adalah pergerakan tanpa bola dalam mencari ruang di depan gawang. Kadang diumpan, seringkali tidak.

Di laga-laga Portugal pada EURO 2024 ini, saya acapkali melihat Ronaldo selalu skip pada kesempatan kedua dalam pergerakan tanpa bolanya. Misalnya di satu fase transisi ia bergerak meminta bola tetapi rekannya tidak mengoper, ia akan diam pasif dan tidak berusaha melakukan gerakan kedua.

Ini secara alami terjadi, bukanlah kemalasan dalam bermain, tetapi murni keterbatasan fisik. Di usia 39 tahun, tidak bisa menuntut Ronaldo untuk selalu mobile seperti Julian Alvarez ataupun Erling Haaland.

Satu-satunya senjata yang mungkin ditakuti oleh lawan dalam EURO 2024 ini, adalah lompatan vertikalnya. Ini bisa diminimalisir melalui memblok umpan silang, ataupun memberikan tekanan kepada Ronaldo sebelum melakukan lompatan.

Persis seperti Valentino Rossi di akhir karier MotoGP-nya, satu hal yang jelas "hilang" dalam permainan para bintang veteran adalah nyali. Jika terlalu menggebu, mereka paham batas fisiknya, dan tidak mau untuk mengakhiri karier dengan status cedera.

Momen pelukan antara Sir Alex Ferguson dan Cristiano Ronaldo di EURO 2016. Sumber : www.bola.okezone.com
Momen pelukan antara Sir Alex Ferguson dan Cristiano Ronaldo di EURO 2016. Sumber : www.bola.okezone.com

Apakah Portugal Bisa Hadirkan Striker yang Lebih Bagus?

Sebuah pertanyaan dari lingkup eksternal Ronaldo ini harus dijawab, untuk memberi ketenangan pada Sang Kapten bahwa Selecao das Quinas sudah memiliki sosok penggantinya. 

Namun sejauh ini, secara obyektif memang harus dikatakan "belum ada". Cristiano Ronaldo masih lebih baik daripada Goncalo Ramos yang jadi cadangan di PSG, pun juga lebih bagus daripada Fabio Silva penyerang tengah Portugal U-21. 

Kaderisasi penyerang Timnas Portugal memang sering alami kemandekan. Dari era Cristiano Ronaldo mulai berseragam Timnas (2004), berikut nama penyerang yang pernah menemaninya bermain. Nuno Gomes, Pauleta, Hugo Almeida, Liedson, Eder, Andre Silva dan Goncalo Ramos.

Jelas inilah masalah yang harus dipecahkan oleh Roberto Martinez dan PSSI nya Portugal jika mau bersiap main tanpa Ronaldo. Jika opsi pemain di posisi ujung tombak tidak ada, tentu menjadi tugas Martinez untuk lakukan perubahan formasi,

Portugal, seperti Indonesia dan Brasil, tengah dilanda surplus pemain sayap. Joao Feliz, Bernardo Silva, Diogo Jota dan Rafael Leao harus berebut dua tempat padahal mereka adalah pemain kunci di klub masing-masing.

Bisa jadi, Leao yang berbadan lebih tegap menjadi seorang false-nine. Atau Diogo Jota didorong menjadi shadow striker. Opsi-opsi ini harus dicoba pada pertandingan Portugal berikutnya, yang akan menyambut fase Kualifikasi Piala Dunia 2026.

Cristiano Ronaldo ketika melawan FC Istiklol di Liga Champions Asia musim lalu. (Sumber : Fayez NURELDINE / AFP via tribunners.com)
Cristiano Ronaldo ketika melawan FC Istiklol di Liga Champions Asia musim lalu. (Sumber : Fayez NURELDINE / AFP via tribunners.com)

Kegembiraan Bermain di Musim Depan Adalah Kunci

Pembahasan terakhir yang bisa menentukan lanjut tidaknya Cristiano Ronaldo di Timnas Portugal, adalah kebahagiaannya bermain di Al Nassr. Sejauh ini Al Nassr selalu berada di bawah bayang-bayang Al Hilal, dengan gelar yang bisa dipersembahkan Ronaldo dkk hanyalah trofi Liga Champions Arab 2023. 

Musim depan selain mengincar gelar Saudi Pro League, Liga Champions Asia juga menjadi incaran Al Nassr. Mereka musim lalu terhenti di perempatfinal, dikandaskan sang juara Al Ain asal Uni Emirat Arab.

Di awal musim depan, kabarnya ada beberapa bintang dunia yang sudah dihubungkan dengan Al Nassr. Peraturan baru Saudi Pro League dengan mengijinkan 10 pemain asing dimiliki sebuah tim, tentu akan disambut baik oleh Ronaldo dkk.

Pelatih Luis Castro harus bisa membangun tim terbaik guna bersaing dengan Al Hilal, Al Ittihad dan Al Ahli musim depan. Jika berhasil hadirkan gelar, tentu Ronaldo akan mempunyai "endorfin" untuk memperpanjang kariernya setahun lagi dan menutup dengan Piala Dunia 2026.

Namun jika ternyata Al Nassr gagal lagi, bisa jadi itulah sinyal perpisahan CR7 dengan lapangan hijau.

Sebagai intermezo terakhir, ada kemungkinan CR7 ingin berlaga secara profesional satu tim dengan anaknya Cristiano Ronaldo Jr yang kini berusia 14 tahun. Jika mau bertahan dua musim lagi, Ronaldo Jr yang berusia 16 tahun bisa naik kelas ke tim utama Al Nassr menemani ayahnya, dan bisa menjadi salah satu pelecut semangat CR7 membela Portugal lagi.

Selamat berpikir dan bertarung dengan waktu, CR7!

Salam olahraga

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun