Jelas bahwa Spanyol di EURO 2024 ini, sekalipun banyak pihak menganggap levelnya masih di bawah era Xavi-Iniesta-Busquets, adalah tim yang sangat kolektif.
Pelatih La Roja, Luis De La Fuente, tidak akan mengubah winning formation 4-3-3 inverted fullback-nya. Unai Simon mengawal gawang, bersama Dani Carvajal, Robin Le Normand, Aymeric Laporte serta sang inverted fullback Marc Cucurella.
Rodri menjadi pivot di lini tengah, ditemani Fabian Ruiz sang deep-lying-playmaker dan Pedri sebagai gelandang box-to-box. Dua pemain cepat, Nico Williams serta Lamine Yamal akan menusuk sisi sayap, untuk memberikan bola akhir kepada Alvaro Morata.
Sementara Jerman yang usai mendapatkan pelajaran berharga ketika ditahan imbang Swiss 1-1 di matchday 3, akan menggunakan komposisi seperti melawan Denmark. Â
Tidak merubah skema 4-2-3-1, Nagelsmann masih mempercayakan Manuel Neuer di baah mistar, bersama kuarter bek Joshua Kimmich, Antonio Rudiger, Nico Schlotterbeck dan David Raum.Â
Robert Andrich menjadi "tukang angkut air" di samping Toni Kroos. Jamal Musiala, dan Ilkay Gundogan kemungkinan akan ditemani lagi pemain cepat Leroy Sane untuk mensupport Kai Havertz di lini depan.
Dari sisi pemain pengganti, kedalaman Jerman lebih menguntungkan bagi Nagelsmann. Florian Wirtz dan Niclas Fullkrug bisa menjadi pembeda di babak kedua, sementara Spanyol punya nama Mikel Oyarzabal plus Dani Olmo.Â
Tidak ada rahasia lagi dari kedua tim, karena banyaknya pemain yang punya klub sama, terutama di dua raksasa Spanyol, Real Madrid dan Barcelona.
Prediksi Laga Spanyol vs Jerman
Performa Marc Cucurella di awal laga, sangat mempengaruhi jalannya pertandingan. Apabila ia menjadi inverted-fullback, Leroy Sane dan Joshua Kimmich akan memaksanya kembali ke pos bek kiri.
Adu "otak" akan tersaji di lini tengah, antara Rodri dan Toni Kroos. Pedri menjadi pemain paling sibuk untuk mengganggu Toni Kroos, sementara Gundogan akan terlibat pertarungan langsung dengan eks rekan Manchester City tersebut.
Dua penyerang yang sering buang-buang peluang, Kai Havertz dan Alvaro Morata, harus menemukan sentuhan klinisnya. Sebab, kiper yang dihadapi sangat tidak mudah ditaklukkan. Rasa frustasi jika mereka tidak efektif, akan mempengaruhi kepercayaan diri tim kala menyerang.