Mohon tunggu...
Greg Satria
Greg Satria Mohon Tunggu... Wiraswasta - FOOTBALL ENTHUSIAST

Learn Anything, Expect Nothing

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Ingin Percepat Transfer Ilmu, Apa Regulasi 8 Pemain Asing di Liga 1 Bisa Berhasil?

27 Juni 2024   00:43 Diperbarui: 27 Juni 2024   10:47 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Palu sudah diketok, PT Liga Indonesia Baru (LIB) telah menyetujui regulasi seputar pemain asing untuk Liga Indonesia (Liga 1) musim 2024/2025. Rabu (26/6/2024), Rapat Umum Pemegang Saham PT LIB mengesahkan masing-masing klub bisa merekrut 8 pemain asing (Asia maupun non Asia), dengan syarat hanya 6 yang bisa berada di lapangan!

Adapun satu-satunya tujuan regulasi "kontroversial" ini jika dilihat dari kacamata optimis, adalah untuk mempercepat transfer ilmu pemain lokal agar segera bisa menyamai kualitas pemain diaspora di Timnas Indonesia. Ini sesuai pernyataan Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, yang kini juga fokus "bersih-bersih" di Liga 1.

"Untuk liga sekarang satu tahun ke depan kita akan bongkar-bongkar akan bersih-bersih. Dan kita akan tranformasi liga nya, bagaimana pengelola klub ya harus sama-sama PSSI bersatu untuk menjadi yang terbaik. Gak mungkin sepak bola yang luar biasa ini masak liga di ASEAN rangking 6 di bawah Filipina, Keterlaluan."  

"Gak ada yang salah, tapi bukan saling menyalahkan makanya saya minta liga ini diperbaiki." ujar pria yang juga menjabat sebagai Menteri BUMN tersebut awal Juni 2024, dikutip dari bolasport.com.

PT LIB-pun sudah menyamakan persepsi dengan PSSI lewat pertemuan paska Internasional Matchday lalu. Garis besar tentang "transformasi" Liga 1 pun sempat bocor, terutama mengenai wacana regulasi 8 pemain asing.

Dan terbukti, Direktur Umum PT LIB Ferry Paulus mengkonfirmasi bahwa wacana tersebut sudah disahkan dalam RUPS PT LIB yang dihelat di Hotel Fairmont, Jakarta.

"Berdasarkan regulasi yang sudah ditetapkan, pemain asing berjumlah delapan pemain (negara) bebas, baik itu Asia atau non Asia. Delapan pemain ada di DSP (Daftar Susunan Pemain), kemudian enam pemain yang bisa bermain juga bebas. Kemudian ada slot dua pemain asing yang bisa berganti asing, asingnya juga bebas." jelasnya dikutip dari tribunnews.com.

Membuat regulasi ini, tentu PSSI dan PT LIB harus siap dengan berbagai konsekuensinya. Pada artikel kali ini saya akan membahas dari berbagai sisi, dari Asosiasi Pemain, Klub, maupun sudut pandang pemain lokal, secara optimistis. Meski secara pribadi saya bisa berpendapat angka 8 ini "terlalu banyak".

APPI Menolak Sejak Wacana Tersebar

BRI Liga 1 musim lalu (23/24) awalnya menerapkan aturan maksimal 6 pemain asing dalam satu klub. Rinciannya adalah 4 pemain bebas (Asia atau non Asia), 1 pemain Asia, dan 1 pemain Asia Tenggara. Namun seiring waktu, slot pemain Asia bisa diisi oleh pemain non-Asia.

Berkaca dari regulasi ini, sebagai contoh Persib Bandung sang juara musim lalu, bisa memainkan David Da Silva, Ciro Alves, Nick Kuipers, Alberto Rodriguez dan Stefano Beltrame sebagai pemain Asing bebas, serta Kevin Ray Mendoza sebagai slot pemain ASEAN.

Kondisi ini memang bisa memajukan klub yang bersangkutan. Tetapi jika dilihat dari kacamata Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia, Sang Presiden Andritany Ardhiyasa malah mengaku bingung jika PT LIB menambah 2 slot lagi di musim depan. Dikutip dari kompas.com, kiper Persija Jakarta melihat bahwa pemain lokal akan berkurang menit mainnya.

"Ya, itu membuat saya bingung, karena PSSI butuh 150 pemain, tetapi tempat pemain mendapatkan menit bermain malah dibatasi, Ya kalau masalah persaingan, kami setelah memutuskan sebagai profesional sudah siap bersaing dengan siapa pun. Kami bukan memperjuangkan orang-orang yang ada di sini. Kami juga memperjuangkan yang barusan dibilang tak disorot teman-teman media"

Satu yang bisa diperkirakan usai pernyataan PT LIB dan Andritany, sepertinya APPI tidak atau kurang didengar suaranya. Peran regulator disini lebih condong pragmatis mendukung usaha PSSI lakukan akselerasi cepat terhadap perkembangan Liga 1 plus pemain lokal, lewat penambahan slot pemain asing.  

Apa Semua Klub Mampu Datangkan Pemain Berkualitas?

Pertanyaan pertama yang harus dijawab oleh klub-klub Liga 1 usai regulasi ini disahkan PT LIB adalah, apa semuanya mampu mendatangkan 8 pemain berkualitas secara berimbang?

Kita tahu ada beberapa klub Indonesia yang sedang atau baru selesai dalam permasalahan pembayaran kontrak terhadap pemain asing mereka. Dengan menambah banyak slot pemain asing, sepertinya hanya beberapa klub saja bakal mempunyai kemampuan finansial rekrut 8 pemain yang seharusnya punya level di atas pemain lokal.

Hal ini bisa jadi pisau bermata dua. Di satu sisi, katakanlah ada lima klub besar yang mampu wujudkan harapan tersebut, akan terjadi persaingan hebat di papan atas Liga 1 musim depan.

Sisi negatifnya, gap dengan klub yang tak mampu datangkan 8 pemain asing berkualitas akan semakin jauh! Ini akan meminimalisir terjadinya kejutan, meski masih saja memungkinkan.

Harus ditemukan titik temu dari regulasi ini dengan level kompetisi. Mungkin bisa diberlakukan salary cap. Mungkin juga bisa ditambah aturan minimal dua pemain Indonesia U-23. Intinya harus ada "rider tambahan" untuk menjaga gap antara klub kaya dan klub dengan finansial terbatas tetap terjaga.

Karena kalau hanya mengatur 8 pemain asing saja, kemungkinan klub-klub membeli pemain asing bagai "kucing dalam karung" akan semakin besar. Jangan sampai, "Asal pemain asing, bisa dicoba jika bergaji minim". 

Ini malah bisa menurunkan daya saing pemain lokal Indonesia.

Harapan Untuk Pemain Lokal dan Liga 1 Musim Depan

Tentu kita harus melihat regulasi baru ini secara optimistis. Siapa tahu di musim depan, banyak pemain lokal alami peningkatan performa untuk bersaing dengan Ernando Ari, Rizky Ridho maupun Yakob Sayuri guna bisa menembus Timnas Indonesia.

Musim depan yang kembali menggunakan format full-kompetisi, juga bisa dijadikan ajang pemain muda unjuk gigi bersama klub. Hokky Caraka, Arkhan Kaka, Muhammad Ferrari dan yang lain harus segera bersaing membuktikan kemampuan mereka. Seperti kata Andritany, inilah tantangan terbesar untuk menjadi profesional. Yakni, kompetisi.

Jika bisa melewati hadangan di level Liga 1, peluang besar lain akan terbuka. Dunia yang lebih luas. Mereka bisa menyusul Jay Idzes, Calvin Verdonk, Nathan Tjoe dan yang lain berkarier di luar negeri!

Namun perlu diingat pula, perubahan regulasi ini tidak serta-merta hanya bisa dinilai dari sisi pemain. PT LIB juga harus semakin meningkatkan kualitas kompetisi Liga 1 musim depan.

VAR sudah akan digunakan, berarti akan ada atribut lain untuk dinilai dari kualitas wasit Indonesia. Diperbantukannya wasit asing, juga bagus untuk membiasakan level sepakbola Nasional bisa mengimbangi setidaknya level Asia. Ingat, peringkat Liga Indonesia masih di ranking 28 dari seluruh negara Asia!

Kualitas lapangan, pemberdayaan suporter, serta masalah non-teknis lainnya harus dicermati pula untuk semakin menyempurnakan persaingan klub-klub terbaik seantero Indonesia.

Masih banyak pekerjaan rumah PSSI dan PT LIB, jadi mari kita dukung (saja) dan terus evaluasi regulasi pemai asing ini, agar tercipta kompetisi yang baik di musim depan.

Salam olahraga

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun