Mohon tunggu...
Greg Satria
Greg Satria Mohon Tunggu... Wiraswasta - FOOTBALL ENTHUSIAST

Learn Anything, Expect Nothing

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Chelsea yang Kehilangan Akal di Tengah Gempita EURO 2024

27 Juni 2024   11:31 Diperbarui: 27 Juni 2024   12:32 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para pemain Chelsea merayakan gol Nicolas Jackson dalam laga melawan West Ham, Minggu (5/5/2024) (AFP/HENRY NICHOLLS) via kompas.com

Sudah menjadi kebiasaan, turnamen besar seperti Piala Eropa maupun Piala Dunia akan menghasilkan bintang-bintang baru. Inilah yang membuat klub-klub besar wait and see, karena memonitor para pemain yang bersinar di EURO 2024 Jerman sebelum bertindak di bursa transfer. Namun tidak bagi Chelsea, mereka seperti kehilangan akal di tengah gempita tersebut!

El Hadji Diouf meroket usai tampil di Piala Dunia 2002 hingga dipinang Liverpool. Giorgios Karagounis dibeli Inter Milan usai Yunani juara Piala Eropa 2004. Mesut Ozil dan James Rodriguez diboyong Real Madrid usai tampil gemilang di Piala Dunia 2010 serta 2014. Contoh terakhir, Enzo Fernandez dibeli Chelsea usai jadi pemain muda terbaik Piala Dunia 2022 Qatar.

Ya, sekalipun harga Enzo sangat mahal ketika dibeli dari Benfica (121 juta Euro), fans Chelsea masih merasakan vibes pembelian penting di awal kepemilikan Todd Boehly tahun 2023. Di umur 23 tahun, Enzo sudah jadi juara dunia sekaligus menggenggam gelar individual cukup prestisius.

Namun awal musim 2024/2025, entah apa yang ada di benak manajemen Chelsea. Mereka sudah mencuri start dibandingkan klub lain, untuk membeli pemain-pemain "tidak jelas". 

Saya labeli "tidak jelas" bukan karena kualitas para pemain baru, tetapi karena masih penuh sesaknya posisi dimana pemain baru tersebut bermain.

Seusai mengganti Mauricio Pochettino dengan pelatih "newbie" Enzo Maresca, Chelsea sudah amankan Tosin Adorabiyo (26 tahun) secara gratis dari Fulham. The Blues juga sudah melakukan agreement untuk mengamankan jasa Estevao Willian (17 tahun) dan baru bergabung awal musim 2025/2026.

Masih dari Brasil, ada pula nama Pedro Lima (17 tahun) yang menjadi salah satu punggawa Tim Samba Yunior di Piala Dunia U-17 Indonesia lalu hampir pasti direkrut. Terakhir, striker Spanyol U-17 yang juga berlaga di Indonesia, November 2023 silam, Marc Guiu juga mau ditebus Chelsea dari Barcelona.  

Intermezzo saja, jangan-jangan Welber Jardim, Ji Da Bin dan Arkhan Kaka juga mau direkrut Chelsea. hehehe. Lalu apa maksudnya Chelsea membeli pemain-pemain kelewat muda ini? Bukannya akademi Cobham adalah salah satu yang terbaik dalam hasilkan pemain masa depan berkualitas? Sebagai fans, saya rasa mereka sudah mulai kehilangan akal.

Todd Boehly (Sepertinya) Ingin Hapus Memori Abramovich

Rangkaian drama yang terjadi di Chelsea usai "penjualan paksa" Roman Abramovich ke Todd Boehly tahun 2022, bisa dikatakan adalah anekdot membuang memori lama The Blues.

Namun upaya ini masih bertepuk sebelah tangan dengan prestasi. Thomas Tuchel, Graham Potter, Frank Lampard bahkan Pochettino silih berganti menangani tim London Biru, tapi tak jua puaskan manajemen. Hingga langkah "ikut-ikut Arsenal" dilakukan dengan merekrut Enzo Maresca, eks asisten Pep Guardiola.

Dibuangnya beberapa pemain akademi juga mengundang tanya. Mereka adalah Mason Mount, Fikayo Tomori, Marc Guehi, Tino Livramento dan Lewis Hall, dilanjutkan dengan hengkangnya Ian Maatsen yang sudah "here we go" berseragam Aston Villa musim depan. Next, bisa jadi Armando Broja, Trevor Chalobah bahkan Connor Gallagher angkat kaki usai EURO 2024 berakhir.

Skuad peninggalan juara Champions League 2021 juga sudah dipereteli. Thiago Silva tak diperpanjang kontrak hingga akhirnya mudik ke Fluminense. Kai Havertz, N'Golo Kante, Jorginho, Loftus-Cheek, Christian Pulisic, Cesar Azpilicueta dan Andreas Christensen juga hijrah di momen kepemilikan Todd Boehly.

Upaya hapus memori ini, hanya bersisa pada sosok Reece James, Chalobah dan Ben Chilwell. Mereka dipertahankan, lebih karena mengisi stok pemain asli Inggris, meski kerap juga dilanda cedera berkepanjangan.

Menumpuknya Pemain di Dua Lini

Pembelian pemain-pemain muda musim ini bisa dipertanyakan sebagai "tidak jelas", karena mereka memenuhi posisi yang sudah penuh sesak dengan pemain lainnya.

Pembelian Tosin Adorabio, meski gratis hanya menambah gemuk barisan bek seperti Axel Disasi, Benoit Badiashile, Chalobah, Levi Colwill, Wesley Fofana serta Alfie Gilchrist. Memang sekarang Fofana masih cedera, tetapi jika ia sudah sembuh, akan ada satu pemain yang dikorbankan dan kemungkinan adalah Chalobah.

Berikutnya yang lebih mengkhawatirkan dari sisi kompetisi internal, adalah di lini depan. Marc Guiu, dimana kualitasnya tidak lebih baik daripada Armando Broja yang rencananya dilego, akan berkompetisi memperebutkan satu dari empat tempat di lini depan versus 10 pemain lain!

Mereka adalah Nico Jackson, Christopher Nkunku, Cole Palmer, Raheem Sterling, Noni Madueke, Mykhailo Mudryk, Armando Broja, Deivid Washington, David Datro Fofana dan Kendry Paez sang wonderkid Ekuador yang bersinar di Copa America 2024.

Lebih gilanya lagi, Chelsea masih mengincar tiga nama penyerang. Victor Osimhen, Samu Omorodion dan Alexander Isak! glekkk!

Menumpuknya pemain ini tentu tidak baik, karena mayoritas mereka berada di satu umur. Beda cerita jika tersebar di antara pemain akademi, bintang tim dan veteran. Komposisi yang ada sekarang ini bisa menimbulkan friksi, terutama dengan armada kepelatihan yang baru. 

Enzo Maresca Bisa Apa?

Kemudian pertanyaan akan diberikan kepada Enzo Maresca, yang hanya punya CV setahun melatih Leicester City (2023/2024). Kendati sukses mengantar The Fox juara Divisi Championship, Maresca jelas belum teruji di level Liga Inggris. Sama persis dengan Mikel Arteta kala pertama kali menangani Arsenal.

Apalagi dengan statusnya kini yang hanya sebagai "head coach", ia belum dapat kepercayaan penuh untuk membangun skuad jangka panjang. Bahan baku yang ada, merupakan keinginan manajemen eroa Todd Boehly dengan andalkan pembelian "by data".

Dua hal bisa menolong masa depan Enzo Maresca, muaranya adalah untuk posisi gelandang bertahan. Pertama ia harus meyakinkan Connor Gallagher untuk bertahan. Memang ada Andre Santos yang kembali dari masa peminjaman sukses di Ligue 1, plus Cesare Casadei yang perlahan dipercaya musim lalu, tetapi itu belum cukup.

Maka hal kedua adalah Maresca harus meminta satu pemain berpengalaman lain untuk posisi gelandang bertahan ini! Casemiro, Guido Rodriguez, Leandro Paredes serta Andre Onana (Everton) bisa dicoba untuk direkrut. 

Ini saran saja sih dari seorang fans Chelsea untuk menebalkan komposisi Enzo Fernandez dan Moises Caicedo.

Akhirnya konklusi dari artikel ini akan dikembalikan kepada allenatore asal Italia tersebut semusim ke depan. Fans Chelsea masih sama demanding-nya dengan Era Roman Abramovich, yang cukup pragmatis kepada titel juara. So, bisa apa Enzo Maresca?

Salam olahraga

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun