Rabu (15/5/2024) dini hari WIB, akan tersaji satu partai penentuan juara English Premier League (EPL) musim 2023/2024, di mana tuan rumah Tottenham Hotspur menjamu petahana Manchester City. Kecuali fans City, tentu banyak yang berharap Spurs bisa menjegal upaya back-to-back champions ke-4 klub asuhan Pep Guardiola.
Pasalnya, City kini tengah terlibat balapan "tikungan akhir" bersama Arsenal di puncak klasemen EPL. The Gunners memimpin sementara dengan perolehan 86 poin dari 37 laga. Pasukan Mikel Arteta hanya sisakan satu laga pamungkas melawan Everton di Emirates, Minggu (19/5/2024) depan.
Sementara Citizen menguntit di peringkat kedua dengan meraup 85 poin dari 36 laga. Selain laga tandang melawan Spurs, City menyisakan laga terakhir di Etihad melawan West Ham yang sudah tidak mempunyai kepentingan di liga.
Tentu menjadi lumrah, bahkan seorang Kai Havertz yang notabene pemain Arsenal selaku rival sekota Spurs, berseloroh dirinya akan menjadi fans berat Spurs selamanya, seandainya bisa mengadang Manchester City. Spurs adalah asa pamungkas dari Arsenal dan fans yang tidak ingin City kembali menjadi juara EPL lagi.
Pertanyaannya, apa iya Spurs mau membantu musuh terbesarnya sesama tim London menjadi juara EPL? Mari kita bahas.
Persiapan Kedua Tim Jelang Laga
Menyambut laga terakhir yang diadakan di Tottenham Hotspur Stadion musim ini, tentu fans Spurs berharap timnya bisa menang sekaligus menembus zona UEFA Champions League (UCL) di akhir musim.
Son Heung-min dkk masih memungkinkan mengejar poin Aston Villa di peringkat ke-4 sebagai batas akhir lolos ke UCL musim depan. Spurs di peringkat lima dengan 63 poin, tertinggal 4 poin dari Villa.
Aston Villa menyisakan partai kandang melawan Liverpool (13/5/2024) dan away ke Selhurt Park melawan Crystal Palace di laga akhir. Dua laga yang sulit bagi tim asuhan Unai Emery yang mulai gembos di akhir musim.
Jika Spurs sapu bersih dua laga terakhir yakni melawan City dan away ke Sheffield United (19/5/2024) dengan kemenangan, sementara Villa kalah beruntun, maka bisa dipastikan Spurs yang akan lolos ke UCL musim depan. Peluang masih terbuka, jadi tidak ada alasan rivalitas London akan mempengaruhi laga nanti.
Hal ini juga dijelaskan oleh Manajer Ange Postecoglu dalam jumpa pers sebelum laga. Pelatih asal Australia ini menegaskan dunia lebih luas jika hanya dibandingkan dengan rivalitas Spurs-Arsenal. Timnya dipastikan akan fight menghadapi Citizen.
"Saya memahami persaingan. Tetapi saya tidak pernah, dan tidak akan pernah, memahami jika seseorang menginginkan timnya sendiri kalah. Itu bukan tentang olahraga. Bukan itu yang saya sukai dari permainan."Â
"Menurut Anda apa yang akan kita lakukan sebagai sebuah tim, atau tim mana pun di planet ini? Bukankah kita hanya akan mencoba untuk menang? Itu premis yang sederhana."Â ujarnya dikutip dari BBCSport.
Namun jelas, bahwa kondisi Spurs terkini tidaklah ideal untuk berjumpa dengan City. Mereka baru saja menang dengan tidak meyakinkan, 2-1 atas Burnley, Sabtu (11/5/2024) lalu. Sempat kebobolan oleh gol Bruun Larsen di babak pertama, Pedro Porro dan Micky van de Ven muncul sebagai penolong comeback rumit tuan rumah.
Persoalan terbesar bagi Postecoglu adalah sisi kiri pertahanannya. Destiny Udogie sudah divonis akan cedera lama sementara Ryan Sessegnon dan Ben Davies yang biasa melapis juga tengah cedera.Â
Emerson Royal kerap dimainkan sebagai bek kiri, namun dia malah menjadi pesakitan akibat sering blunder di empat laga sebelum Burnley, yang berujung kekalahan. Olivier Skipp minggu lalu dicoba oleh Postecoglu di sisi ini, namun ternyata kurang bisa beradaptasi karena posisi aslinya adalah gelandang.Â
Kabar buruk tambahan, adalah kepastian cedera Yves Bissouma pada laga melawan Burnley, mengharuskannya absen hingga sisa musim ini. Ini akan menjadi kehilangan besar, selain cedera yang dialami Timo Werner dan Richarlison.
Sementara tim tamu City, datang dengan percaya diri usai menang enam kali beruntun di liga. Terbaru Erling Haaland dkk menggasak tuan rumah Fulham 4-0, lewat brace Josko Gvardiol beserta masing-masing satu gol dari Phil Foden dan Julian Alvarez (penalti).
Dari laga itu, yang cukup merisaukan Pep Guardiola hanyalah cedera yang dialami Nathan Ake di babak pertama. Kendati mungkin cederanya tidak terlalu parah, kemungkinan Pep tidak akan memaksakan bek Belanda untuk bermain. Karena City masih punya ajang lain untuk dipertaruhkan, yakni Final FA Cup.
Menjadi pertanyaan bagi skuad City, adalah sejauh mana mental juara mereka tetap kuat untuk tidak bosan menjadi juara EPL. Rasa lapar dan mindset harus menang di laga nanti, adalah tuntutan Pep Guardiola kepada anak asuhnya.Â
"Para pemain saya suka bermain dengan tekanan, mereka sudah terbiasa. Para pemain menikmati perasaan ini. Musim ini sama saja, jangan memikirkan apa pun selain pertandingan berikutnya. Fokus untuk memenangkan pertandingan berikutnya dan kita lihat apa yang terjadi. Kami pergi ke London dan mencoba untuk menang." ujarnya dikutip dari tribunnews.
Rekor Pertemuan Berpihak Pada Spurs
Pada pertemuan pertama di EPL musim ini, kedua tim berbagi hasil imbang 3-3 di Etihad (3/12/2023). Son Heung-min menjadi sorotan di laga itu karena berhasil cetak satu gol untuk timnya plus satu gol bunuh diri untuk City. Secara keseluruhan, City menunjukkan dominasi permainan namun Spurs lebih efektif dalam menyerang.
Nah, jika berbicara head-to-head kedua tim di EPL selama empat musim terakhir, Arsenal dan "persatuan fans yang berharap City tidak juara" wajib sumringah. Spurs selalu sukses kalahkan City pada empat partai kandang terakhir mereka di liga!
Bahkan data yang lebih luar biasa, dalam empat laga tersebut agregat kedua tim adalah 6-0. Alias tidak ada gol yang bisa diciptakan City di Tottenham Hotspur Stadium.
Tapi jangan terlalu gembira juga, sebab di tangan Ange Postecoglu musim ini, Spurs dicap sebagai tim yang jago menyerang tetapi rentan dalam bertahan. Pertemuan di FA Cup pada Januari lalu juga menunjukkan gejala ini, karena Spurs takluk 0-1 di kandang dari Citizen.
Gol tunggal Nathan Ake di penghujung laga menjadi penuntas 18 tembakan tim tamu yang hanya berbalas 1 tembakan Spurs sepanjang 90' menit! Nah lo.
Perkiraan Formasi dan Jalannya Laga
Ange Postecoglu dipastikan tidak akan meninggalkan formasi 4-2-3-1 andalannya. Guglielmo Vicario punya tugas berat mengadang barisan penyerang City ditemani kuartet Pedro Porro, Christian Romero, Micky van de Ven dan Radu Dragusin.
Pape Matar Sarr kemungkinan besar akan berduet dengan Rodrigo Bentancur paska cedera Bissouma. Mereka berdua akan mensupport James Maddison, Brennan Johnson, Dejan Kulusevski dan Son Heung-min sebagai penanggung jawab serangan.
Manchester City mempunyai formasi yang sering digunakan dalam dua bulan terakhir, yakni 4-2-3-1. Penjaga gawang Ederson akan lebih tenang karena empat bek sejajar, dimana diisi Kyle Walker, Ruben Dias, Manuel Akanji dan Josko Gvardiol tidak akan meninggalkan pos lagi sebagai inverted full-back.
Posisi dua pivot juga sudah nyaman ditempati Mateo Kovacic dan Rodri, membuat kinerja Kevin De Bruyne, Bernardo Silva, Phil Foden serta Erling Haaland di depan lebih mudah.
Jack Grealish yang sudah fit, bisa menjadi ancaman Spurs di babak kedua bersama Jeremy Doku plus Julian Alvarez. Kedalaman skuad adalah kunci Pep Guardiola menghabisi laga ini di babak kedua. Sementara Postecoglu, harus meminta Son serta Kulusevski tampil tajam dan efektif selama jalannya laga.
Laga ini akan sangat ditentukan sebagaimana Cristian Romero serta van de Ven mampu menjaga kedisiplinannya. Kedua bek Spurs ini memang punya kemampuan apik dalam hal intersep dan speed, tetapi juga kerap labil di fase-fase krusial. Mau tidak mau, Vicario harus siap mengalau banyak tembakan dari punggawa Citizen.
Erling Haaland tetap akan jadi tokoh sentral serangan City. Meski ia berhasil dikurung seperti pada laga melawan Fulham, dampaknya adalah membuka area kosong untuk dimanfaatkan pemain lainnya. Phil Foden bahkan Josko Gvardiol kerap manfaatkan celah ini.
Perang di tengah yang melibatkan dua pengatur serangan, De Bruyne dan Maddison, akan sangat menarik. Penting bagi Spurs untuk menekan Rodri melalui Son ataupun Bentancur, sebelum bola sampai di De Bruyne. Jika intersep bisa dilakukan, maka peluang serangan balik akan sangat menguntungkan tuan rumah.
Jika tidak ada detail kecil yang mempengaruhi laga, seperti kartu merah ataupun cedera pemain, City harusnya bisa menyegel kemenangan di laga nanti. Alasan utama adalah kenaifan strategi Ange Postecoglu karena gila menyerang, sangat disukai oleh City yang andalkan tiki-taka vertikal.Â
Semoga banyak gol yang tercipta, di laga yang akan menjadi perhatian seluruh pecinta EPL ini.
Salam olahraga.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H