Apapun hasil nanti di fase grup Piala Asia U17 ini, mereka telah memiliki bekal berlaga di level Internasional membela Merah-Putih. Sebuah kesempatan langka, yang harus dijadikan titik pijakan untuk mencapai level selanjutnya secara individual. Yang pasti, PSSI harus menjamin keberlangsungan Timnas ini untuk diikutkan kompetisi-kompetisi lainnya.
Persiapan yang sebelumnya dikeluhkan Claudia, akan membaik seiring bertambahnya waktu mereka bersama sebagai sebuah tim. Hasil dari turnamen ini tentu akan menjadi bahan evaluasi untuk membentuk tim yang lebih baik kedepannya bersama Coach Satoshi.
Berikutnya kesempatan kedua adalah bagi remaja putri lainnya yang belum ikut serta dalam audisi ataupun bermain di level klub amatir/pro. Gap skill-nya tidak terlalu jauh untuk dikejar, akan membuat suatu dorongan bagi siapapun remaja putri Indonesia ingin yangmengembangkan karier di dunia sepakbola.
Persaingan tidak seketat dan sebanyak pemain putra, maka para orangtua yang merasa anak gadisnya berbakat dalam olah bola, sudah sewajarnya mengambil kesempatan besar di depan mata ini.
Sinergitas Dalam Mengelola Sepakbola Putri Indonesia
Lalu akan muncul pertanyaan, bagaimana mungkin sepakbola putri sustain (berlanjut), wong belum ada Liga-nya?
Inilah yang akan menjadi proyek besar selanjutnya bagi semua stakeholder sepakbola. Sinergitas banyak pihak diperlukan untuk membangun ekosistem sepakbola putri yang baik.
Langkah pertama sudah dilalui, dengan mewujudkan Timnas dari kategori umur hingga senior sebagai muara sepakbolanya. Berikutnya adalah memikirkan membuat Liga Sepakbola Putri di Indonesia yang profesional dan berjenjang.
Profesional harus jadi poin penting, karena disisi inilah para pemain dapat menggantungkan hidupnya dalam karier sebagai pesepakbola. Plus point jika mampu serempak dengan proses berjenjang, seperti adanya Suratin Cup dan Elite Pro Akademi (EPA) di sektor pria.
Realitasnya bagaimana? Hanya pada tahun 2019, Liga 1 Putri digelar selama semusim, dan vakum hingga saat ini! PSSI sebenarnya mempunyai target untuk menggulirkan Liga 1 Putri pada tahun 2024 ini, dengan minimal 10 tim yang berpartisipasi.
Sepuluh tim tersebut tentu merupakan klub Liga 1 (pria) yang sanggup untuk membentuk tim sepakbola putri. Bisa jadi mungkin kompetisi hanya akan diselenggarakan di Pulau Jawa saja untuk meminimalisir anggaran.Â
Lebih baik diusahakan ada saja dahulu,berbarengan dengan Liga 1 musim depan sembari dievaluasi untuk tahun berikutnya. Daripada menunda hingga waktu yang tidak bisa dipastikan.