Mohon tunggu...
Greg Satria
Greg Satria Mohon Tunggu... Wiraswasta - FOOTBALL ENTHUSIAST. Tulisan lain bisa dibaca di https://www.kliksaja.id/author/33343/Greg-Satria

Learn Anything, Expect Nothing

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Jelang Indonesia U23 vs Guinea U23, Menang Kusanjung, Kalah Tetap Kudukung!

8 Mei 2024   21:59 Diperbarui: 9 Mei 2024   10:45 859
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemain Indonesia menyanyikan lagu kebangsaan sebelum melawan Irak di perebutan tempat ketiga Piala Asia U-23. (AFP/KARIM JAAFAR) via kompas.com

Indonesia U-23 dijadwalkan akan melakoni partai play-off melawan Guinea U-23 untuk mengisi slot terakhir dari 16 peserta Olimpiade 2024 Paris cabang olahraga Sepakbola Pria. Laga yang akan digelar di Clairefontaine, Prancis akan kick off pada Kamis (9/5/2024) pukul 20.00 WIB. 

Bagaimana penggemar Timnas? Sudah move-on dari kegaduhan di dunia maya perihal komentar FOMO terhadap Marselino Ferdinan, belum? 

Ayo saatnya satukan doa kembali seperti laga-laga Piala Asia U-23 lalu. Bagaimanapun Garuda Muda dalam posisi underdog di segala sisi, jadi tugas kita menyemangati secara postif. Terkait hasil akhir, "menang ku sanjung, kalahpun tetap ku dukung!" 

FIFA memutuskan laga yang mempertemukan dua peringkat empat AFC U23 dan AFCON U23 digelar secara tertutup. Sesuai alasan yang dikemukakan FIFA, faktor keamanan menjadi pertimbangan dasarnya. Namun meski tanpa dihadiri penonton, laga antara Garuda Muda dan Syli Nationale tetap akan ditayangkan di kanal FIFA+ dan juga televisi nasional.

Pemenang di laga ini akan tergabung di Grup A Olimpiade 2024 Paris Cabor Sepakbola Pria. Disana sudah menunggu tuan rumah Prancis, Amerika Serikat dan Selandia Baru.

Persiapan kedua tim cenderung tertutup, terutama karena ini merupakan pertemuan maha penting dimana kebocoran informasi harus bisa diminimalisir. Tetapi ada sesuatu yang mirip diantara kedua tim, yakni backbone tim-tim muda ini merupakan langganan Timnas seniornya.

Jadi, mari kita bahas laga yang punya potensi berjalan cukup keras ini.

Aklimatisasi Suhu dan Bongkar Pasang Skuad Garuda Muda

Seperti disampaikan Coach Shin Tae-yong (STY) kepada wartawan setibanya di Prancis (6/5/2024), bahwa faktor cuaca cukup mempengaruhi hari-hari awal Garuda Muda di sana. Setelah menjalani sebulan kompetisi di Qatar dengan suhu 35-36 derajat Celcius, mereka disambut Paris yang bersuhu 12 derajat Celcius.

Aklimatisasi suhu tentu menjadi fokus utama yang harus dilakukan, dan biasanya membutuhkan waktu dua hari. Latihan ringan mungkin akan dilakukan pada tanggal 7 Mei, kemudian baru bisa difokuskan kepada taktikal-plan pada hari ini (8/5/24).

Timnas kedatangan tenaga baru, setelah Alfeandra Dewangga menyusul ke Paris dan tiba pada tanggal 7 lalu. Ia pun segera mengikuti latihan bersama rekan-rekan yang tentu sudah tidak asing lagi baginya. 

Sekedar catatan, Dewangga merupakan salah satu pemain utama tim Sea Games 2023 Kamboja dimana Indonesia sukses meraih medali emas. Ketidakikutsertaannya di Piala Asia U-23 disebabkan harus menjalani operasi minor terhadap cederanya.

Sementara ketidakpastian masih menyelimuti kabar seputar bergabungnya Elkan Baggott dan Justin Hubner. Elkan secara resmi sudah mendapatkan panggilan dari PSSI, yang seharusnya sih tidak terlalu susah untuk dilepas. 

Pasalnya, ia baru saja tunaikan masa peminjamannya ke Bristol Rovers pada 30 April lalu, sementara Ipswich Town (tim inangnya) juga sudah dipastikan lolos ke EPL musim depan. Plus, laga nanti juga berlangsung di Eropa yang tidak jauh dari jangkauannya.

Kemudian Justin Hubner, yang dipastikan mendapat pemutihan kartu kuning usai koleksi keduanya di laga melawan Irak ternyata harus pulang dahulu ke klubnya Cerezo Osaka seusai tampil di Piala Asia U-23. Ini adalah bentuk kesepakatan antara Hubner, PSSI dan klub bahwa masa baktinya di Timnas awalnya hingga sampai usainya turnamen saja.

Namun apa mau dikata, Timnas ternyata sukses lolos hingga semifinal sehingga kemungkinan lakoni laga play-off pun tak terelakkan.

Kini tentu sedang dilakukan lobi-lobi kembali kepada pihak Ipswich Town dan Cerezo Osaka untuk bisa membawa Elkan dan Hubner bergabung ke Clairefontaine. Dikabarkan, jalur birokrasi melalui Duta Besar juga dilakukan untuk mengusahakan bergabungnya Justin Hubner. Semoga Kamis (9/5/2024) pagi ada kabar bahagia..

Sementara untuk Rizky Ridho, yang mendapatkan kartu merah di semifinal Piala Asia U-23 melawan Uzbekistan, sepertinya tetap tidak akan dapat dimainkan. PSSI sempat menanyakan bahwa kartu merah langsung yang berakibat absensi dua laga tersebut bukanlah terjadi di turnamen yang sama.

Namun sepertinya FIFA dan panpel Olimpiade bersikukuh menganggap laga play-off ini masih terkorelasi dengan Piala Asia U-23. Kita akan lihat bagaimana Coach STY akan meramu ketiadaaan tiga pemain bertahan ini jika kemungkinan terburuk bakal terjadi.

Foto udara Clairefontaine, lokasi laga playoff antarkonfederasi Timnas U23 Indonesia vs Guinea. (DOK CNF CLAIREFONTAINE) via kompas.com
Foto udara Clairefontaine, lokasi laga playoff antarkonfederasi Timnas U23 Indonesia vs Guinea. (DOK CNF CLAIREFONTAINE) via kompas.com

Guinea Berambisi Lolos dan Panggil Punggawa Senior

Nama Guinea U-23 sebenarnya masih asing di telinga kita dibandingkan dengan negara-negara besar Afrika lainnya seperti Kamerun, Nigeria, Mesir, Maroko, Aljazair ataupun Pantai Gading. Namun prestasi tim Afrika Barat ini cukup moncer di dua turnamen level kontinental.

Timnas senior Guinea menjadi perempatfinalis AFCON 2023 lalu setelah dihentikan Republik Demokratik Kongo denga skor 1-3 (3/2/2024). Naby Keita (ex-Liverpool), Amadou Diawara (ex-AS Roma) dan Sehrou Guirassy (VfB Stuttgart) adalah beberapa pemain senior top yang dimiliki timnas asuhan Kaba Diawara.

Di level U-23, sama seperti Indonesia yang berperingkat empat di turnamen kategori umur, skuad yang sebenarnya dilatih oleh Morlaye Cisse harus kalah adu penalti melawan Mali di perebutan peringkat ketiga AFCON U-23 (8/7/2023). Sebelumnya kedua tim berbagi hasil imbang tanpa gol hingga berujung ke babak tos-tosan.

Bulan April 2024, posisi Morlaye Cisse langsung digeser oleh pelatih Timnas Senior Guinea, Kaba Diawara, untuk persiapan laga play-off ini. Bahkan guna menambah amunisi terbaiknya, Guinea memanggil sejumlah punggawa yang kerap malang melintang di Timnas senior.

Saya mengamati ada dua nama yang harus diwaspadai oleh Garuda Muda, yakni Ilaix Moriba (21 tahun) dan Aguibou Camara (22 tahun). 

Moriba merupakan produk akademi La Masia milik Barcelona, yang sempat mencatatkan namanya sebagai pemain termuda yang tampil di La Liga. Namun rekor itu akhirnya diputus oleh winger Blaugrana, Lamine Yamal. 

Posisi bermainnya adalah pemain tengah dengan kemampuan fisik dan distribusi bola cukup bagus. Hanya saja, pemain milik RB Leipzig yang musim ini dipinjamkan ke Getafe, sedari awal mempunyai perangai negatif dalam hal emosional.

Menjadi berita cukup menghebohkan kala setahun usai dipromosikan Barcelona (musim 2020/2021), Moriba dan agennya menuntut Barca untuk menempatkannya di slot pemain inti. Gayung ternyata tidak bersambut, dan pada prosesnya Moriba malah dilego ke RB Leipzig dan luntang-lantung dipinjamkan ke Valencia serta Getafe.

Sementara Aguibou Camara, gelandang menyerang milik klub Yunani, Olympiacos, tunjukkan performa gemilang kala bermain di AFCON 2023 (senior) dan kini dipinjamkan ke Atromitos Athen.

Posisi bermainnya tepat di belakang striker, yang selain sebagai pengatur dapat juga difungsikan menjadi penyelesai serangan. Ivar Jenner akan head to head langsung dengan pemain yang satu ini.

Dalam berita yang beredar, ada juga pemain-pemain berkualitas lainnya yang dipanggil Kaba Diawara. Mereka adalah Momo Cisse (penyerang-ex Stuttgart), Algassime Bah (penyerang-Olympiacos B) serta Amadou Keita (gelandang-K.A.S Eupen). Ya, nama terakhir ini, Amadou Keita, adalah rekan setim dari Shayne Pattynama di tim yang sayangnya harus terdegradasi dari Liga Utama Belgia.

Perkiraan Formasi dan Potensi Laga Keras

Di kubu Garuda Muda, dengan kemungkinan ketiadaan Elkan Baggott, Justin Hubner dan Rizky Ridho, tentu Coach STY harus memutar otaknya dengan keras. 

Formasi 3-4-2-1 sepertinya akan dipertahankan, dimana Ernando Ari diharapkan tampil super mengawal gawangnya nanti. Trio Muhammad Ferrari, Komang Teguh dan Alfeandra Dewangga bisa dicoba sebagai poros baru di lini pertahanan, sementara Fajar Fathurrahman sera Pratama Arhan tetap bermain di sisi flank.

Duet Ivar Jenner dan Nathan Tjoe-A-On tentu tidak bisa mengelak pertarungan keras melawan Moriba-Camara. Mereka berdua punya keuntungan terbiasa tampil di Eropa, sehingga proses aklimatisasi cuaca bukanlah problem terbesarnya.

Witan Sulaeman, Marselino Ferdinan dan Rafael Struick tetap akan menjadi andalan di lini serang. Terkhusus Marselino Ferdinan yang lumayan mendapat perundungan dari publik sendiri seminggu terakhir , harus tetap menemukan kebahagiaan dalam permainannya. 

Seperti yang pernah saya bahas di beberapa laga Piala Asia U-23 lalu, kesan individualis memang tidak bisa dipisahkan baik dari Marselino, Witan ataupun Struick. Pasalnya dari ketiga pemain ini tidak ada yang bertipe finisher murni. Rataan gol mereka di sepanjang turnamen juga menunjukkan tiadanya superioritas dalam cetak gol. 

Potensi laga keras tentu tak terhindarkan di laga nanti. Sebagai tim Afrika yang andalkan speed dan fisik, Guinea akan menggunakan atribut ini melalui bola-bola atas. Coach STY mempunyai kebiasaan menahan serangan di awal laga, agar pemain beradaptasi dengan gaya bermain lawan.

Garuda Muda secara peringkat FIFA memang kalah dari Guinea (Rank #134 dibanding #76) pun juga dari kualitas individual pemain. Tetapi keuntungan Timnas adalah kekompakan yang sudah terjalin di turnamen yang baru dilalui. Ini yang tidak dimiliki Guinea, karena mereka terakhir bermain bersama adalah Juli tahun lalu.

Kompak dan disiplin menjalankan arahan Coach STY, terutama dalam bertahan, niscaya akan mendapatkan ganjaran ruang terbuka untuk menyerang. Masalah utama Timnas negara Afrika adalah kedisiplinan strategi. Sayap-sayap Garuda Muda punya potensi besar jika efektif manfaatkan setiap peluang yang didapat.

Menghindari dari konfrontasi akibat duel keras, menjaga ketenangan pikiran, dan berpikir nothing to lose. Itulah tiga hal yang saya harap dilakukan Marselino Ferdinan dkk. Sudah berada di Paris untuk play-off Olimpiade sudah merupakan kebanggaan. Jadi tidak usah dipikirkan semua kalimat negatif dari saudara sebangsa sendiri, ya.

Selamat berjuang Garuda Muda, Menang Ku Sanjung Kalah Tetap Ku Dukung!

Salam Olahraga

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun