Mohon tunggu...
Greg Satria
Greg Satria Mohon Tunggu... Wiraswasta - FOOTBALL ENTHUSIAST. Tulisan lain bisa dibaca di https://www.kliksaja.id/author/33343/Greg-Satria

Learn Anything, Expect Nothing

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Declan Rice dan Erling Haaland Jadi Decisive-Player Perburuan Gelar EPL

5 Mei 2024   13:06 Diperbarui: 5 Mei 2024   20:34 1033
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Erling Haaland usai menorehkan hattrick dalam laga antara Man City vs Wolves (4/5/24). Sumber : (Darren Staples / AFP) via kompas.com

"Misi sukses" berhasil dilalui Arsenal dan Manchester City di pekan ke-36 English Premier League (EPL) musim 2023/2024. Sosok Declan Rice dan Erling Haaland muncul ke permukaan, menjadi pemain penentu (decisive) lewat performa super bagi kemenangan masing-masing timnya!

Bertanding lebih dahulu di Emirates, Sabtu (4/5/2024) sore WIB, Arsenal sukses menggulung Bournemouth 3-0. Sempat ada keluhan mengenai performa wasit David Coote dan tim VAR, nyatanya The Gunners memang berhak menang usai Declan Rice tampil heroik sumbangkan satu gol dan satu assist.

Penalti Bukayo Saka menit 45' membuka keran gol Arsenal. Di babak kedua, gol Leandro Trossard menit 70' dan Declan Rice di penghujung laga menutup perlawanan The Cherries yang sebelumnya bisa menang dua laga berturut-turut.

Empat jam berselang, ketika banyak pihak berharap Manchester City tergelincir di hadapan Wolverhampton, ternyata menunjukkan performa super untuk menghabisi lawannya itu. Citizen menang telak 5-1 di Etihad, yang diwarnai quattrick (empat gol) Erling Haaland.

Rentetan gol Haaland menit 12', 35', 45+3' dan 54' sempat diperkecil oleh Hwang Hee-chan di menit 53'. Pemain Argentina Julian Alvarez tidak mau ketinggalan usai muncul dari bench lewat gol penutup di menit 85'.

Pada dua laga ini, tentu seluruh pemain Arsenal dan City mempunyai peran yang sangat penting bagi keberlangsungan persaingan dua calon juara EPL. Tetapi jika dilihat lebih tajam, Declan Rice serta Erling Haaland merupakan sosok paling menentukan dalam performa timnya pada bulan terakhir musim ini.

Untuk sementara Arsenal masih bercokol di puncak klasemen EPL lewat torehan 83 poin dari 36 laga. Petahana Manchester City menguntit di bawahnya lewat 82 poin, dimana baru memainkan 35 laga. Laga tunda City melawan Tottenham Hostpur akan jadi sangat menentukan bagi The Citizen.

Energi Tak Terbatas Rice dan Kontroversi David Coote

Leandro Trossard dan Declan Rice berselebrasi seusai gol kedua Arsenal ke gawang Bournemouth (4/5/2024). Sumber : (JUSTIN TALLIS/AFP) via kompas.com
Leandro Trossard dan Declan Rice berselebrasi seusai gol kedua Arsenal ke gawang Bournemouth (4/5/2024). Sumber : (JUSTIN TALLIS/AFP) via kompas.com

Mikel Arteta dihadapkan pada berita miring sebelum laga ini, dengan hembusan kabar media bahwa Gabriel Jesus masuk daftar jual di akhir musim. Tak mau larut dalam jurang mind-games, Arteta pun menjawab tegas bahwa berita tersebut adalah bohong. Kendatipun tetap saja, Gabsus tidak menjadi pemain inti di laga semalam.

Kai Havertz, Leandro Trossard, dan Bukayo Saka kembali dipilih Arteta karena performa stabil mereka di penghujung musim ini. Menurunkan pemain terbaik adalah "jalan ninja" bagi pelatih asal Spanyol, sebab mereka tinggal fokus di kompetisi EPL saja. 

Tersingkirnya Arsenal dari UEFA Champions League (UCL) dan Piala FA, menurut saya banyak membantu fokus mereka untuk bersaing dengan City hingga akhir musim. Seperti yang pernah saya tulis di artikel ini, kedalaman skuad The Gunners hanya mampu untuk menandingi skuad Pep Guardiola jika berfokus ke ajang liga saja. Mereka berkaca betul dari kegagalan tahun lalu.

Declan Rice menunjukkan bahwa ia adalah pembelian terbaik di EPL musim ini. Menyeberang ke klub sekota, dari West Ham ke Arsenal, ia tetap tidak dihujat publik The Hammers karena sudah menjadi kapten yang membanggakan selama tiga musim. Arsenal mendapat paket lengkap, kualitas dan leadership.

Laga melawan Bournemouth dimulai dengan sangat meyakinkan oleh The Gunners. Kecepatan pengambilan keputusan Odegaard dan Rice mampu diimbangi kekuatan Thimas Partey sebagai jangkar. 

Gol pembuka dihasilkan Bukayo Saka via penalti menit 45'. Penalti ini cukup kontroversial, karena Kai Havertz yang dijegal kiper Mark Travers disinyalir sengaja mengerem kaki belakangnya untuk ditabrak oleh kiper Irlandia tersebut. David Coote memilih untuk sejenak berkonsultasi dengan VAR, dan ia konsisten pada keputusan awalnya menghukum The Cherries.

Bukayo Saka mengarahkan bola pelan ke sisi kanan gawang Travers, mampu mengecoh kiper muda tersebut untuk menutup babak pertama dengan keunggulan satu gol bagi Arsenal.

Pada babak kedua, Bournemouth menCoba mengimbangi lewat permainan yang lebih terbuka. Pasukan Mikel Arteta tentu senang dengan momen ini karena punya ruang lebih terbuka di lini serang.

Alhasil Leandro Trossard mampu gandakan keunggulan Arsenal menit 70'. Declan Rice yang melakukan sprint dari tengah lapangan, mendapat ruang untuk menyambut bola kedua di kotak penalti Bournemouth. 

Bek The Cherries masih bisa menghadangnya, namun sekelebetan mata, Rice memutar tubuh untuk sodorkan bola kepada Trossard. Winger Belgia tidak menyia-nyiakan umpan matang ini untuk mengirim bola melengkung ke jala Travers.

Energi Declan Rice benar-benar luar biasa usai kembali lakukan coming-from-behind di menit 90+7'! Sembari menunggu Gabriel Jesus menggocek bola di depan kotak penalti, Rice berlari membuka ruang di sisi kanan. 

Gabsus melihat pergerakan ini dan memberikan umpan terobosan kepada pemain andalan Timnas Inggris. Sempat sekali melakukan fake-shoot, Rice menghujamkan bola dengan keras ke jala Travers. Gol yang sekaligus mengakhiri laga di Emirates malam itu.

David Coote menjadi pembahasan lini masa karena tiga keputusannya di laga ini. Pertama karena penalti Bukayo Saka, dimana Kai Havertz dengan cerdik menahan ayunan kaki belakangnya agar tertabrak kaki Travers. 

Kedua adalah pelanggaran keras Ryan Christie terhadap Bukayo Saka di babak pertama. Keduanya terlibat perebutan bola fifty-fifty, namun telapak sepatu Christie terindikasi mengarah ke tulang kering winger Inggris tersebut. 

Saka ajukan complain kepada Coote dengan menunjukkan bekas luka yang ia alami, namun tidak mengubah keputusan Coote untuk sama sekali tidak menghadiahi kartu kepada Christie. Wasit VAR juga menolak untuk melakukan review atas peristiwa ini.

Kontroversi terakhir adalah gol Bournemouth yang dianulir pada babak kedua. Terlibat perebutan bola udara, David Raya tidak mampu meninju dengan sempurna karena dihalangi oleh Dominik Solanke. Bola mengarah ke pemain Bournemouth, dan Antoine Semenyo sukses masukkan bola ke gawang Raya.

Sesuai keputusan pertamanya dan melalui tinjauan VAR, David Coote bersikukuh bahwa Solanke melakukan pelanggaran kepada David Raya karena indikasi "gerakan agresif"nya.

Menjadi masalah bagi pengamat bola, adalah Arsenal kerap kali melakukan taktik screening kepada kiper ini di banyak gol set-piece mereka. Ben White menjadi aktor utama strategi "bola basket" ini, kala setiap sepak pojok ia akan memblok pergerakan kiper lawan dengan berdiri di jalur larinya. Tapi menurut saya, memang Solanke terlalu agresif dalam momen tadi.

Kemenangan yang sangat pantas didapatkan Arsenal. Mikel Arteta hanya bisa berharap Manchester City terpeleset di satu dari tiga laga tersisa mereka.

Erling Haaland usai menorehkan hattrick dalam laga antara Man City vs Wolves (4/5/24). Sumber : (Darren Staples / AFP) via kompas.com
Erling Haaland usai menorehkan hattrick dalam laga antara Man City vs Wolves (4/5/24). Sumber : (Darren Staples / AFP) via kompas.com

Ledekan "Pemain Championship" Malah Meledakkan Haaland

Sementara itu di Etihad, Pep Guardiola benar-benar ingin pasukannya marah usai kegagalan di UCL melawan Real Madrid. Erling Haaland yang sempat diistirahatkan ketika melawan Brighton, menjadi starter lagi dan memberondong jala Jose Sa lewat torehan quattricknya.

Ini menjadi bukti bagaimana Roy Keane, pundit Britania yang juga mantan kapten Manchester United, telah salah pernah menyebutnya hanya punya kualitas striker Championship Division (divisi kedua Inggris).

Asumsi ngawur Roy Keane itu diberikan karena Haaland gagal stand-out di laga penting melawan Liverpool, Arsenal dan Real Madrid, sehingga timnya gagal peroleh hasil positif.

Paska laga semalam, Haaland ditanya perihal ini oleh media di mixed-zone, dan ia menjawab, "Saya tidak peduli dengan yang dikatakan orang itu (Roy Keane)"

Ya, nyinyiran Keane hanya membuat Haaland akan semakin meledak. Striker Norwegia kini menjauhi Cole Palmer dan Alexander Isak di puncak topskorer dengan raihan 25 gol, unggul 5 gol atas keduanya. 

Tidak ada kejutan yang bisa disuguhkan Gary O'Neil dan anak asuhnya, karena Pep Sudah mengunci lini tengah dengan high-defensive-line plus dua pivot, yakni Rodri dan Mateo Kovacic. Kevin De Bruyne, Phil Foden serta Bernardo Silva punya kebebasan mengacak-acak pertahanan Wolves tanpa membagi fokus bertahan.

Penalti didapatkan City menit 11' usai Rayyan Ait-Nouri menghadang Josko Gvardiol dengan mengangkat kaki terlalu tinggi. Erling Haaland sukses lesakkan gol pembuka lewat eksekusi ke arah kiri.

Menit ke 35', Haaland menyundul dengan akurat umpan dari Rodri untuk menggandakan keunggulan Citizen. Tak cukup sampai disitu, ia sukses mengkonversi penalti keduanya di menit 45'. Penalti ini terjadi ketika pergerakan Haaland dihentikan oleh tackling Nelson Semedo.

Pada babak kedua menit 53', Ederson melakukan kesalahan kala gagal dengan sempurna menghalau crossing dari sisi kirinya. Bola tinjuan kiper Brasil malah tepat mengarah ke Hwang Hee-chan, dimana langsung arahkan bola dengan mudah ke gawang yang telah kosong.

Hanya butuh semenit berselang, umpan manja Phil Foden mampu dikontrol dengan baik oleh Haaland sebelum melepaskan tembakan keras ke sudut kanan gawang Jose Sa. 

Julian Alvarez yang masuk gantikan Haaland di penghujung laaga tak mau ketinggala mencetak gol. Sepakan lemah kaki kirinya sukses mengarah ke sudut sempit kanan gawang Wolves. Manchester City menang meyakinkan, menepis harapan banyak pihak untuk tergelincir di laga ini.

Ujian terberat bagi Citizen sebenarnya adalah kala bertandang ke markas Spurs 15 Mei nanti. Pasalnya, mereka punya tren buruk tidak bisa menang di sana sejak tahun 2019 di ajang Premier League. Sisi positifnya, armada Pep mampu jungkalkan pasukan Ange Postecoglu di Piala FA musim ini di Tottenham Hotspur Stadium.

Menarik untuk dilihat sisa musim EPL yang tinggal menyisakan Arsenal dan Manchester City sebagai dua kuda pacu perebut trofi. Arsenal juga harus memikirkan partai berikutnya melawan MAnchester United yang cukup tricky. 

Menaklukkan United di Old Trafford, akan jadi momen menekan sang juara bertahan City di akhir musim.

Salam olahraga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun