Mohon tunggu...
Greg Satria
Greg Satria Mohon Tunggu... Wiraswasta - FOOTBALL ENTHUSIAST

Learn Anything, Expect Nothing

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Level Uzbekistan Harus Dikejar dan Kritikan terhadap VAR

30 April 2024   00:45 Diperbarui: 30 April 2024   08:15 1088
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi skuad Indonesia U23 (atas) melawan Uzbekistan U23 (bawah) yang bertemu di semifinal Piala Asia U23 (29/4/24). sumber : tribunnews.com

VAR memang sangat membantu dalam sepakbola era modern ini. Tetapi ada beberapa momen kontroversial seperti dua kejadian di atas yang harus segera dijadikan bahan evaluasi. Tayangan lambat secara berulang di satu titik, bisa malah memframing keseluruhan momen yang terjadi. 

Permainan Luar Biasa Serigala Putih Adalah Target Berikutnya

Berbicara mengenai sistem-of-play kedua tim, seperti saya perkirakan sebelumnya akan cukup monoton di babak pertama. Kedua tim sama-sama tidak mau kecolongan gol cepat, dan baru akan memanfaatkan babak kedua sebagai momen menyerang.

Di sini harus diakui, bahwa kekompakan dan ketahanan fisik pemain Uzbekistan di atas kita. Abbosbek Fayzullaev menjadi dirijen tunggal di babak pertama dengan umpan-umpan akuratnya, sedangkan di babak kedua, Jaloliddinov dan Norchaev dimasukkan untuk menambah dimensi penyerangan. 

Timur Kapadze kali ini lebih berhasil dalam hal strategi dibandingkan Coach STY, karena terbantu kualitas merata seluruh pemainnya. Pemain di bangku cadangan mampu berikan impact langsung saat dimainkan.

Sementara di kubu Garuda Muda, ketiadaan Rafael Struick seakan jadi alasan utama mandeknya serangan. Bahkan motivasi untuk bermain di Final, jelas terlihat lebih tinggi dimiliki pemain Serigala Muda. 

Tiga peluang mereka membentur tiang dari 28 sepakan yang dilakukan sepanjang laga. Itu tak jua membuat mereka down dalam ketidakberuntungan. Fayzullaev dkk tetap berlari, melindungi bola dan mengkreasi peluang hingga akhirnya berhasil pada menit ke 68'.

Sesudah mencetak gol, semangat menyerang mereka tak kunjung padam. Uzbekistan tidak memberi ruang bagi Garuda Muda untuk kembangkan permainannya, dimana akhirnya membuat banyak kesalahan di area sendiri.

Bagi saya ini bukanlah kelemahan Timnas, karena hasil inilah yang masih membedakan level Timnas Indonesia dengan Uzbekistan. Bukan sesuatu yang laten! Jika Timnas terus membenahi diri, target untuk menyamai level Uzbekistan niscaya bisa digapai dalam waktu dekat.

Patron "potong generasi" yang digunakan Uzbekistan kurang lebih juga sama dengan yang dilakukan PSSI dan Timnas. Banyak pemain muda langsung "diceburkan" ke skuad senior untuk menambah jam terbang. Alhasil ketika berlaga di level umur yang seharusnya, terlihat kematangan ini menular ke seluruh tim.

Fayzullaev, Jaloliddinov, Norchaev, dan Umarali Rakhmonaliev juga melalui proses yang sama dengan Witan Sulaeman, Marselino Ferdinan, Rafael Struick, dan yang lain. Bedanya, Federasi Uzbekistan sudah lakukan hal ini sejak lima tahun lalu sedangkan Timnas baru mulai sejak persiapan Piala Dunia U-20 yang urung digelar di Tanah Air.

Perlu kesabaran dan perjuangan yang lebih lagi bagi Timnas Indonesia untuk konsisten menjadi Macan Asia. Paling tidak, kini kita bisa berbangga, bahwa Indonesia telah menjadi salah satu semifinalis Piala Asia U-23.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun