Mohon tunggu...
Greg Satria
Greg Satria Mohon Tunggu... Wiraswasta - FOOTBALL ENTHUSIAST

Learn Anything, Expect Nothing

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Jiwa Besar Lucas Vazquez Antar Real Madrid Menangi El Classico, Campeon?

22 April 2024   09:51 Diperbarui: 22 April 2024   10:41 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jude Bellingham merayakan gol kemenangan pada pertandingan Real Madrid vs Barca (22/4/24) dini hari WIB. (AFP/OSCAR DEL POZO) via kompas.com

Senin (22/4/2024) dini hari WIB jadi bukti bagaimana perkasanya Real Madrid di La Liga musim ini. Melawan seteru abadinya Barcelona, pada helatan El Classico, Lucas Vazquez menunjukkan jiwa besar seorang pemain legend El Real. Aksi gemilangnya membantu timnya menang 3-2 dan semakin dekat menjadi campeon La Liga!

Bersama Nacho, Toni Kroos dan Luka Modric, Lucas Vazquez adalah deretan pemain senior El Real yang kontraknya akan habis akhir musim nanti. Dibandingkan pemain lain, Vasquez-lah sosok paling sulit menembus starting-eleven. Ia baru main ketika Dani Carvajal alami cedera atau skorsing.

Namun El Classico terakhir musim ini menjadi panggung terbaiknya. Di Santiago Bernabeu, Vazquez berperan atas semua gol El Real. Ialah penyebab penalti di gol pertama Madrid, sebelum melengkapi dengan satu gol plus satu assistnya pada babak kedua. Apakah ini jadi perpisahan terbaik pemilik nomor punggung 17?

Barcelona unggul terlebih dahulu melalui sundulan kepala Andreas Christensen menit ke-6'. Menit 18' El Real menyamakan kedudukan via penalti Vinicius jr. Penalti disebabkan oleh pelanggaran Pau Cubarsi terhadap Vazquez di kotak terlarang.

Di babak kedua, Fermin Lopez manfaatkan bola muntah untuk bawa Blaugrana kembali unggul menit 69'. Lucas Vazquez mampu samakan kedudukan di menit 73', sebelum epic comeback dilakukan El Real lewat gol pamungkas Jude Bellingham menit 90+1'.

Usai hasil ini, jarak kedua tim di klasemen La Liga menjadi 11 poin dengan 6 partai tersisa. Real Madrid (81 poin) hanya membutuhkan 7 poin lagi untuk secara matematis menjadi campeon musim 2023/2024. 

Xavi Hernandez dalam konferensi pers post-match mengatakan timnya bermain lebih baik dibanding El Real. Klaim subyektif yang sah saja, karena Los Cules unggul penguasaan bola dan jumlah total tembakan. Tetapi bagaimana hasil akhirnya? Pemain Barca seperti sudah lempar handuk atas kekalahan ini.

Taktik Jitu Xavi dan Jalannya Pertandingan

Harus diakui bahwa Xavi Hernandez sudah banyak belajar dari kekalahan telak 1-4 di Final Supercopa 15 Januari lalu. Ia tidak berfokus hanya menghadang Vinicius jr, tetapi secara kolektif menghadang serangan Madrid sejak di lini tengah.

Menggunakan formasi 4-3-3 hybrid 3-4-2-1, Marc Andre ter Stegen berada di bawah mistar bersama kuartet Jules Kounde, Ronald Araujo, Pau Cubarsi dan Joao Cancelo. Khusus Cancelo, ia mempunyai previlege untuk naik menjadi winger kiri karena Cubarsi sigap menjadi back up dibelakangnya.

Andres Christensen kembali mainkan peran baru sebagai holding-midfielder. Ia bahu membahu bersama Frenkie De Jong dan Gundogan untuk mensuport trio Lamine Yamal, Raphinha dan Robert Lewandowski.

Sementara tuan rumah yang punya handicap kelelahan paska perempatfinal UCL kontra Manchester City, memainkan beberapa perubahan, meski formasi 4-3-1-2 tetap menjadi andalan Carlo Ancelotti.

Andriy Lunin berada di lini belakang bersama Lucas Vazquez, Aurelin Tchouameni, Antonio Rudiger dan Eduardo Camavinga. Toni Kroos, Luka Modric dan Federico Valverde sebagai trio motor di tengah, mendukung Jude Bellingham, Vinicius jr serta Rodrygo di lini serang.

Start apik mampu dilakukan Barcelona. Xavi dengan jitu bisa mematikan lini tengah El Real lewat garis pertahanan tinggi serta tiga pemain compact di area tengah. Bola langsung diserahkan pada Yamal di sisi kanan, yang tampil eksplosif untuk kalahkan Camavinga di beberapa momen adu lari.

Blaugrana membuka skor pada menit ke-6' via Christensen! Serangan Yamal menghasilkan sepakan pojok di sisi kanan. Raphinha mengirimkan bola melengkung ke tiang jauh Madrid, yang gagal dijangkau oleh Lunin. Christensen menang lompat atas Toni Kroos, dengan mudah arahkan bola ke gawang kosong.

Los Blancos mendapat penalti menit 17'! Aksi individu Lucas Vazquez mampu melewati Joao Cancelo dengan mudah. Pau Cubarsi hendak melakukan blocking, malah mengganjal laju lompatan Vazquez. Dapat diperdebatkan, bahwa di momen ini Vazquez-lah yang berinisiatif mengganjalkan dirinya ke kaki Cubarsi. Pengalaman berbicara!

Vinicius jr sukses menaklukkan Ter Stegen meski kiper Jerman itu sudah menebak ke arah yang tepat.

Pada babak kedua intensitas serangan Barcelona semakin meningkat. Lamine Yamal kembali menjadi ancaman dan sukses membidani gol kedua timnya menit 69'.

Sepakan melengkungnya di dummy oleh Ferran Torres sehingga membuat Lunin harus menepis bola tersebut. Malang bagi Lunin, Fermin Lopez berada di jalur yang tepat untuk lesakkan bola muntah darinya.

Lucas Vazquez samakan kedudukan pada menit 73'! Dalam skema serangan balik, Vinicius jr melihat pergerakan Vazquez di sisi kanan. Ia mengirimkan crossing mendatar yang langsung dituntaskan Vazquez lewat sepakan keras. What a goal!

Perjuangan Vazquez menyisir sisi kanan akhirnya berbuah gol kemenangan bagi El Real menit 90+1'! Umpan cut-back nya gagal di back-heel oleh Joselu, namun Jude Bellingham mampu mencocor bola liar dengan kaki kirinya. Game Over bagi Barcelona.

Frenkie De Jong, Sudah Jatuh Tertimpa Tangga serta VAR yang Ghosting

Kekalahan ini pasti menyesakkan bagi semua punggawa Blaugrana. Tetapi tidak ada yang merasa se"sakit" Frenkie De Jong. Deep-lying playmaker Belanda harus tuntaskan laga lebih cepat pada akhir babak pertama.

Dalam sebuah perebutan bola fifty-fifty dengan Federico Valverde, De Jong kalah cepat dibanding tembakan sliding keras Valverde. Malang bagi De Jong, kakinya "kadung" terangkat dan dalam posisi lemah menghadapi terjangan bola. Engkelnya tertekuk dan alami rasa sakit yang kuat.

De Jong pun sambil terisak harus meninggalkan lapangan dengan ditandu paramadis. Selain meratapi timnya kalah, ia terancam tidak bisa membela panji Belanda di EURO 2024 nanti jika tidak pulih tepat waktu.

Akhir musim seperti ini memang menjadi dilema bagi pemain yang akan berlaga di turnamen major antarnegara. Profesionalitas mereka diuji untuk tetap menampilkan performa terbaik di lapangan. Semoga Frenkie De Jong lekas pulih.

Ada momen lain pula yang menunjukkan kelemahan VAR di laga sebesar ini. Di menit 28', skema corner kick Barcelona hampir menghasilkan gol. Umpan rendah Raphinha mampu disontek oleh Lamine Yamal. Lunin segera bereaksi dan mampu selamatkan bola tepat sebelum melewati garis.

Wasit Cesar Soto Grado terlihat meminta kejelasan dari VAR atas kejadian ini, karena di jam petunjukknya yang tertanam goal-line technology tidak menunjukkan adanya gol.

Butuh sekitar dua menitbagi penonton dan pemain menunggu, namun tidak ada angle kamera yang sempurna untuk melihat kejadian itu. Kamera di sisi kiri otomatis tertutupi badan Lunin, sementara kamera di sisi kanan sepertinya tidak bekerja dengan baik. 

Pemain Barcelona dan Xavi turut mengomentari hal memalukan bagi VAR di laga sebesar ini. Meski wasit sudah bertindak benar, namun VAR tidak bisa menunjukkan eviden kejadian tersebut secara jelas. 

Harusnya ada kamera yang bisa menangkap posisi terakhir bola, sehingga bisa terkalkulasikan oleh Artificial Intelegence gambar bola seperti di pertandingan tenis. Bukan wasitnya ya yang salah, tetapi VAR nya! 

Vamos Lucas Vazquez! Hala Madrid! Campeon sudah di depan mata!

Salam olahraga

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun