Lewat hasil ini Indonesia berada di peringkat kedua Grup A, usai pada laga lainnya Qatar berimbang tanpa gol melawan Australia., Qatar menjadi pemuncak grup dengan 7 poin, diikuti Garuda Muda (6 poin), Australia (2 poin) dan Jordania (1 poin).
Pada babak perempatfinal, Timnas Indonesia U23 akan menghadapi juara grup B yang diperebutkan Korea Selatan dan Jepang. Kedua tim dijadwalkan melakoni duel penentuan tersebut, Senin (22/4/2024) malam WIB.Â
Partai perempatfinal ini akan digelar pada Jumat, 26 April 2024 dini hari WIB. Mencapai kelolosan terlebih dahulu, Timnas Indonesia diuntungkan waktu jeda lebih sehari dibandingkan Korsel atau Jepang sebagai calon lawannya nanti. Semoga masa rehat mampu dioptimalkan asuhan Coach STY untuk recovery dan pelajari taktik lawan.
Sementara evaluasi di laga ini ada dua hal, yang sebenarnya "sangat sedikit" minor. Pertama adalah diincarnya posisi bertahan Muhammad Ferrari oleh tim Yordania, menunjukkan dengan gamblang disitulah letak titik terlemah pertahanan Indonesia menurut lawan.Â
Ferrari yang diserang, awalnya sempat kehilangan kepercayaan diri, namun perlahan bisa bangkit setelah mendapatkan back-up dari Fajar dan Rizky Ridho. Coach STY pun akhirnya memasukkan Komang Teguh pada pertengahan babak kedua untuk gantikan Ferrari.
Menurut saya, ini mungkin juga diakibatkan ritme bermain Ferrari mulai drop usai tampil penuh di dua laga sebelumnya. Keberadaan pemain lain seperti Komang Teguh maupun Kakang Rudianto bisa menjadi rencana cadangan jika sewaktu-waktu Ferrari alami kelelahan. Tetapi tidak mengurangi fakta, bahwa Aref Haitham juga tidak bisa menembus sisi kanan Indonesia.Â
Kedua adalah proses gol dari Yordania. Pada momen ini, sedetik terlihat pemai belakang khususnya Justin Hubner kurang fokus menghadapi sepakan spekulasi tersebut. Hubner tidak pada "kuda-kuda" kuat untuk memblok tembakan, jadinya bola yang mengenai kakinya tetap melenting ke arah dalam.
Fokus bertahan mungkin sedikit berkurang karena keunggulan tiga gol, tetapi jika bisa dipertahankan maka clean-sheet adalah kado terbesar bagi seorang pemain belakang.
Jika bicara mengenai sisi positif, lebih banyak lagi yang bisa dijabarkan. Kematangan pemain Garuda Muda jelas berada di atas level pemain Yordania. Ini disebabkan banyaknya pemain sudah mengenyam level Timnas senior.
Kemudian pendekatan umpan-umpan pendek yang dilakukan di sepertiga pertahanan Yordania lebih presisi dibandingkan ketika hadapi Australia. Otomatis, momen mencipatakan peluang jadi lebih besar. Marselino Ferdinan dan Witan bisa dapatkan gol dari kerjasama apik tersebut. Untuk Struick, tetap semangat! Momen golmu pasti akan datang!
Sisi positif lainnya adalah bagimana Timnas bisa menguasai tempo di 90' menit jalannya pertandingan. Nathan Tjoe-A-On layak dapat kredit untuk hal ini. Pemain milik Swansea City berhasil menjadi dirijen permainan dan ia selalu berada dekat dengan pemain yang menerima bola.