Mohon tunggu...
Greg Satria
Greg Satria Mohon Tunggu... Wiraswasta - FOOTBALL ENTHUSIAST

Learn Anything, Expect Nothing

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

PSG, Pengalihan Isu Mbappe dan Peluang Quadruple dalam Kesenyapan

20 April 2024   17:36 Diperbarui: 20 April 2024   19:58 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Achraf Hakimi dan Kylian Mbappe, merayakan gol ke gawang Toulouse dalam laga Piala Super Perancis (AFP/FRANCK FIFE) via kompas.com

Melepas Lionel Messi dan Neymar ternyata berdampak positif bagi Paris Saint Germain (PSG). Lewat "jalan ninja" baru, Nasser Al-Khelaifi bahkan menahan diri terhadap "pembangkangan" Kylian Mbappe. Isu Mbappe dijadikan decoy (pengalihan) agar Luis Enrique bisa fokus menangani skuad. Sadar atau tidak, mereka kini berpeluang raih quadruple!

Rabu (17/4/2024) dini hari lalu Les Parissen sukses lakukan comeback atas Barcelona, sehingga menyegel satu tempat di semifinal UEFA Champions League (UCL) 2023/2024. 

Sempat bobol lebih dahulu oleh Raphinha, PSG manfaatkan betul kartu merah Ronald Araujo untuk gelontor gawang Ter Stegen lewat Dembele, Vitinha dan brace Kylian Mbappe. Menang 4-1 di Catalan, agregat total menjadi 6-4 bagi klub asal Paris.

Pihak Blaugrana memberi klaim kalau kekalahan mereka lebih disebabgkan kartu merah Araujo. Tetapi manajer PSG Luis Enrique, pede mengatakan bahwa dengan melawan 11 orang pun timnya akan tetap unggul.

Satu langkah lagi, jika kalahkan Borussia Dortmund di semifinal, PSG akan mengulang capaian UCL musim 2019/2020. Saat itu PSG harus takluk di Final melawan Bayern Munchen via gol tunggal Kingsley Coman. Musim ini, revans bisa terjadi. Die Roten juga lolos semifinal, dengan Real Madrid sebagai hadangannya.

Sementara itu di kompetisi domestik PSG juga berpeluang sapu bersih gelar. Piala Super Prancis sudah diraih dengan kalahkan Toulouse 2-1, Januari lalu. Di ajang Coupe de France atau Piala Prancis, Marquinhos dkk tinggal menyisakan partai Final melawan Lyon yang akan digelar 25 Mei 2024.

Di kompetisi Ligue 1, skuad asuhan Luis Enrique hanya butuh dua kemenangan lagi untuk menyegel gelar. PSG sekarang memuncaki klasemen dengan 63 poin dalam 28 laga, unggul 10 poin dari Brest yang sudah mainkan 29 match. Juara hanya tinggal menunggu waktu!

Lantas bagaimana bisa dengan Mbappe yang pasti pindah di akhir musim, malah menjadi andalan di UCL? Bukankah ada isu dia akan dibekukan dari skuad? Mari kita bahas menyeluruh bersama kedalaman skuad Les Parissien.

PSG Terinspirasi Kinerja Apik Real Madrid

Meneruskan pembahasan mengenai bersih-bersih bintang klub, Lionel Messi, Neymar jr dan Marco Verratti dilepas pada akhir musim lalu dengan mendapat pemasukan "lumayan". 

Leo Messi memang pergi secara gratis ke Inter Miami karena kontraknya usai, namun dana 1.5 triliun rupiah dari transfer Neymar ke Al Hilal serta 780 miliar rupiah untuk Marco Verratti cukup untuk membangun ulang skuad.

Nahkoda yang dipilih adalah Luis Enrique, legenda Barcelona yang pernah meraih treble winner kala menukangi Los Cules hampir sedekade lalu. 

Pada awal musim, satu tim sepakat bahwa akan membangun skuad dengan Kylian Mbappe sebagai porosnya. Mereka membeli pemain grade 2, seperti Ousmane Dembele, Kolo Muani, Goncalo Ramos, Lee Kang-in, Manuel Ugarte, Milan Skriniar, Lucas Hernandez dan Bradley Barcola.

Bersama Mbappe mereka bersinergi dengan skuad lama yang berisi Gianluigi Donnarumma, Achraf Hakimi, Vitinha, Nuno Mendes, Marquinhos, Fabian Ruiz dan pesona baru Prancis Warren Zaire-Emery.

Sempat kurang meyakinkan di pertengahan musim, termasuk menjadi runner-up fase grup UCL (Grup F), Luis Enrique dan manajemen PSG memutiskan untuk membangun tim masa depan pada transfer musim dingin. Salah satu inspirasinya adalah kesuksesan Real Madrid membangun skuad muda.

Maka dari itu PSG membeli Gabriel Moscardo dan Lucas Beraldo pada bursa transfer musim dingin. Mereka ingin mendahului klub lain yang berminat kepada dua starlet asal Brasil tersebut. 

Beruntung bagi PSG, tak butuh waktu lama untuk Bradley Barcola dan Lucas Beraldo tune-in bersama skuad inti. Barcola mampu menjadi senjata cadangan kala Kylian Mbappe sedang mampet. Sementara Beraldo mampu mengisi pos Marquinhos ketika sang kapten dibekap cedera.

Formasi 4-3-3 menjadi andalan Luis Enrique di PSG. Gigi Donnarumma menjadi pilihan utama di bawah mistar, dengan kuartet Achraf Hakimi, Marquinhos, Lucas Hernandez dan Nuno Mendes di lini belakang.

Vitinha tak tergantikan di lini tengah, dengan mayoritas laga ditemani oleh Zaire-Emery dan Fabian Ruiz. Trio Barcola, Dembele plus Mbappe menjadi andalan di lini serang.

Fokus utama dalam penyerangan PSG ada di letupan kedua sayapnya. Dembele dan Hakimi punya kebebasan mengolah serangan sekaligus mengeksekusi dari sisi kanan. Barcola di sisi kiri, kerap mendapat bantuan dari Mbappe untuk melakukan kolaborasi umpan pendek. 

Di lini tengah, Zaire-Emery dan Vitinha punya previlage melakukan tembakan langsung ke arah gawang jika memiliki ruang. Situasi tak terduga inilah yang repotkan Real Sociedad serta Barcelona di babak gugur UCL. Siapapun bisa mencetak gol!

Kemudian jika bicara kelemahan, jumlah kebobolan mereka menunjukkan sendiri faktor minor ini. Delapan kali bobol di fase grup UCL beserta lima kali bobol di dua babak fase grup adalah gambaran masih lemahnya koordinasi menjaga gawang Donnarumma.

Umpan terobosan menjadi ancaman paling susah dihentikan lini belakang Les Parissen. Faktor lambannya Donnarumma yang berbadan tinggi, serta kurang cepaatnya bek tengah menjadi kombinasi buruk dan harus segera ditingkatkan Luis Enrique.

Isu Mbappe (Masih) Menjadi Bola Panas

Gelar Ligue 1 praktis sudah ada di satu genggaman PSG. Dua kemenangan lagi tentu bukan hal sulit dilakukan, belum lagi sang pesaing Brest juga minim pengalaman berada di papan atas.

Jadi, empat atau lima laga berikutnyalah yang menjadi fokus Luis Enrique kedepannya. Yakni,dua leg semifinal melawan Dortmund, satu Final Coupe de France, serta jika berhasil lolos maka Final UCL di Wembley akan menanti.

Borussia Dortmund merupakan rekan seperjuangan mereka di Grup F, dan berhasil lepas dari hadangan AC Milan serta Newcastle United. Di fase grup, PSG unggul 2-0 di Paris atas Die Borussen kemudian berimbang 1-1 di Signal Iduna Park. Secara kalkulasi mereka cukup diunggulkan lolos Final.

Namun ada satu masalah non-teknis yang harus clear, sebelum di "goreng" oleh media. Yakni masa depan Kylian Mbappe!

Luis Enrique tidak pernah beranjak dari jawaban diplomatis kala puluhan kali ditanya masalah ini. Menurutnya, masalah kontrak Mbappe adalah urusan Mbappe dan manajemen. Dia sangat menantikan momen Mbappe untuk umumkan keputusannya sesegera mungkin.

FYI, Kylian Mbappe sudah pernah memberi clue akan menyebut bermain di mana musim depan, sebelum EURO 2024. 

Menurut saya, demi fokus tim PSG kedepan, Mbappe harus segera menfinalisasi rencananya dan menyatakan kabar tersebut kepada rekan-rekan setimnya. Jangan sampai isu ini menjadi bola panas, yang pasti akan menjadi bahan bagi media. 

Cukup di rekan setimnya saja. Mengapa? Karena PSG masih berpotensi menghadapi Real Madrid di partai Final. Jika Mbappe mendeklarasikan bergabung ke El Real, dimana inilah peluang terbesarnya, maka ia akan diklaim bermain dua kaki pada laga final nanti.

Sepengetahuan saya, partai Final yang menandingkan seorang pemain dengan calon klubnya tidak berjalan baik bagi klub lama pemain tersebut. Neymar pada tahun 2011 harus bersua melawan Barcelona kala transfernya rampung di tuntaskan. Hasilnya, Santos kalah telak 0-4 di laga Final Piala Dunia Antarklub.

Usai menyelesaikan perihal non-teknis ini secara internal, PSG mempunyai fokus menatap empat laga besar itu. Isunya biarkan saya menggelinding, tetapi kepastian sudah mereka dapatkan. Kylian Mbappe akan menyudahi musim dengan tenang, dan berdampak positif pula terhadap hasil yang bisa diraih.

Pada akhirnya kita akan melihat sejauh mana Luis Enrique dan Kylian Mbappe bisa merealisasikan quadruple di musim ini. Hanya Les Parissen-lah klub di liga top Eropa yang berpeluang sapu bersih gelar. Bayer Leverkusen berada di bawahnya lewat kemungkinan meraih treble.

Kedua tim akan menang di UCL dan UEL, lalu bertemu di European Super Cup awal musim depan? Who knows.

Salam olahraga 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun