Mohon tunggu...
Greg Satria
Greg Satria Mohon Tunggu... Wiraswasta - FOOTBALL ENTHUSIAST. Tulisan lain bisa dibaca di https://www.kliksaja.id/author/33343/Greg-Satria

Learn Anything, Expect Nothing

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kena Comeback, Dua Wakil La Liga Gagal Lolos ke Semifinal UCL, Duh!

17 April 2024   06:46 Diperbarui: 17 April 2024   06:57 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kylian Mbappe pada momen penalti yang menjadi gol pertamanya di laga melawan Barcelona (17/4/24) WIB. sumber L (FRANCK FIFE/AFP) via kompas.com

Dua comeback terjadi di perempatfinal UEFA Champions League leg kedua, Rabu (17/4/2024) WIB dini hari. Korban seluruhnya adalah wakil La Liga, Barcelona dan Atletico Madrid, dimana sebenarnya diunggulkan karena kemenangan di leg pertama. Selamat pada PSG dan Dortmund yang akan bersua di semifinal. UCL musim ini memang benar-benar unpredictable!  

PSG memanfaatkan betul kartu merah Ronald Araujo di babak pertama, untuk menghancurkan tuan rumah Barcelona 4-1 di Stadion Olimpiade Lluis Companys. Dengan demikian agergat akhir kedua tim menjadi 6-4 setelah leg pertama Blaugrana menang 3-2.

Raphinha membuka gol bagi Barcelona menit ke-12', sebelum malapetaka kartu merah bagi Ronald Araujo terjadi menit 29'. Les Parissen sukses manfaatkan keunggulan pemain lewat gol penyama dari Ousmane Dembele menit 40'. Di babak kedua, tak terbendung lagi langkah PSG lewat gol Vitinha (54') serta dua gol Kylian Mbappe menit 61' dan 89'.

Sementara di Signal Iduna Park pada waktu bersamaan, tuan rumah Borussia Dortmund membombardir jala Jan Oblak lewat kemenangan 4-2. Agregat akhir yang tercipta adalah keunggulan Die Borussen 5-4 atas Atletico Madrid.

Kejar-mengejar skor terjadi di laga ini. Start apik membuat ruan rumah unggul dua gol terlebih dahulu via Julian Brandt  (34') dan Ian Maatsen (39'). Los Colchoneros berhasil tunjukkan semangat apik usai samakan kedudukan melalui gol bunuh diri Mats hummels (49') dan sepakan Angel Correa menit ke-64'.

Namun respons Dortmund sungguh luar biasa setelahnya, karena ledakan mereka tak terbendung usai sundulan Niclas Fullkrug menit 71' dan aksi Marcel Sabitzer menit 74' sukses taklukkan Jan Oblak yang tampil kurang sip malam ini.

Dengan demikian PSG dan Borussia Dortmund akan saling berhadapan di partai semifinal. Leg pertama akan tersaji di Signal Iduna Park, Selasa (30/4/2024) malam waktu setempat, dan setelahnya giliran PSG akan jadi tuan rumah di Parc Des Prince seminggu setelahnya.

Keyakinan Luis Enrique dan Malapetaka Ronald Araujo 

Sebelum laga ini digelar, Luis Enrique mengatakan bahwa ia sangat yakin bisa membalikkan kekalahan 2-3 di leg pertama. Meski Barcelona tengah dalam form yang baik, fakta bahwa ia mengenal skuad Blaugrana serta keunggulan individual skuad PSG adalah dua landasan utamanya.

Mind game juga Enrique berikan dengan statement bahwa taktiknya "lebih Barcelona" dibandingkan Xavi Hernandez. Tak lupa ia pamerkan keunggulan statistik penguasaan bola dan gelimangan gelarnya kala menangani El Barca dengan trio MSN (Messi, Neymar, dan Suarez) sebagai andalannya.

Di laga ini memang terbukti bahwa Luis Enrique lebih punya banyak pengalaman dibandingkan juniornya tersebut. Tidak ada kesalahan taktik seperti di leg pertama, plus Xavi Hernandez harus tinggalkan gelanggang lebih awal karena kartu merah di babak kedua.

Xavi menurunkan Pedri sebagai satu-satunya perubahan starting line-up awal leg pertama, menggantikan Sergi Roberto. Selebihnya adalah andalannya dalam formasi 4-3-3, yakni kiper Ter Stegen bersama kuartet lini belakang Jules Kounde, Ronald Araujo, Pau Cubarsi plus Joao Cancelo.

Sementara lini tengah dipercayakan pada Frenkie De Jong, Pedri dan Ilkay Gundogan untuk menopan Lamine Yamal, Raphinha serta Robert Lewandowski sebagai trisula di depan.

Sementara Luis Enrique lakukan banyak perombakan usai start buruk di leg pertama lalu. Achraf Hakimi masuk starting-eleven bersama kapten Lucas Hernandez dan Nuno Mendes untuk lindungi gawang Gianluigi Donnarumma.

Warren Zaire-Emery, wonderkid Prancis, dimainkan di lini tengah bersama Vitinha dan Fabian Ruiz. Sebagai tiga penyerang di depan, kecepatan Kylian Mbappe, Ousmane Dembele serta Bradley Barcola menjadi tumpuannya. Nama terakhir menjadi game-changer bagi Les Parissen.

Babak pertama coba dikuasai tuan rumah dengan keunggulan dukungan dari fans Catalan. Gol pembuka sukses dilesakkan Raphinha pada menit 12'!

Aksi individu Lamine Yamal di sisi kanan berhasil mengecoh Nuno Mendes agar ia bisa kirimkan umpan di mulut gawang. Raphinha berhasil lebih cepat selangkah dari Hakimi untuk menyontek bola masuk ke jala Donnarumma.

Kecerobohan Araujo hadirkan malapetaka bagi timnya menit 29'! Mengetahui Barcola sedang melakukan manuver di sisi kiri, bek asal Uruguay memilih untuk menghentikan paksa dengan menerjangnya. Araujo lupa, bahwa ia adalah pemain terakhir di lini pertahanan Barcelona dan wasit menilainya sebagai professional-foul.

Tentu akan ada pro dan kontra dalam kartu merah ini. Tetapi Araujo paling tahu bahwa ia telah lakukan kesalahan. Kakinya yang menyangkut pada kaki Barcola menjadi tuduhan terberat dari vonis tersebut. Tentu momen itu akan jadi pelajaran berharga baginya kelak.

Unggul jumlah pemain, PSG berhasil menyusul lewat aksi Ousmane Dembele menit 40'. Barcola tak henti hadirkan ancaman di sisi kanan pertahanan Barcelona, umpan tariknya gagal dijangkau oleh Kylian Mbappe di depan gawang. Namun di tiang jauh, Dembele sukses mengeksekusi peluang ini menjadi gol.

Di babak kedua, PSG balik unggul lewat Vitinha menit ke-54'! Mendapatkan sepak pojok, pemain PSG putuskan untuk lakukan umpan pendek. Achraf Hakimi melihat Vitinha bebas di luar kota penalti, memberikan bola yang segera ditendang dengan keras oleh gelandang Portugal tersebut. Ter Stegen tak kuasa tahan laju bola.

Agregat berimbang 4-4, fokus Barcelona mulai goyah. Xavi Hernandez melakukan protes berlebihan sehingga diusir langsung oleh wasit Istvak Kovacs. Ini adalah kartu merah keduanya dalam durasi sebulan terakhir.

Kemudian,  Joao Cancelo melakukan tackle berbahaya terhadap Dembele di dalam kotak penalti menit 58'! Wasit tak ragu untuk menunjuk titik putih, yang berhasil dimafaatkan dengan baik oleh Kylian Mbappe untuk leading atas Barca. Sepakannya keras mengarah ke sudut kanan atas jala Ter Stegen.

Sebagai gol penutup laga, kesalahan Jules Kounde dalam antisipasi bola muntah menit 89' menjadi kausalitas-nya. Bombardir tendangan dilakukan oleh Mbappe dan Marco Asensio membuat bek tuan rumah kelabakan. Kounde yang mendapat second-ball, malah mengembalikan bola ke posisi Mbappe. Bang! Tidak ada ampun untuk kesalahan ini.

Kelolosan ini membuka sebuah peluang happy-ending bagi Mbappe dan PSG yang akan berpisah di akhir musim. Sementara Barcelona akan meratapi, karena hanya tersisa trofi La Liga sebagai target sisa musim. Itupun jika mereka bisa susul ketinggalan 8 poin dari Real Madrid. 

Marcel Sabitzer (kanan) luapkan kegembiraan usai cetak gol penutup di laga melawan Atletico Madrid. sumber : (INA FASSBENDER/AFP) via kompas.com 
Marcel Sabitzer (kanan) luapkan kegembiraan usai cetak gol penutup di laga melawan Atletico Madrid. sumber : (INA FASSBENDER/AFP) via kompas.com 

Parade Ledakan Gol di Signal Iduna Park

Kemenangan 2-1 Atletico di Civitas Metropolitano minggu lalu seharusnya bisa hadirkan ketenangan hadapi tuan rumah Dortmund malam ini. Tapi nyatanya tidak, bukan karena Atleti yang kurang sigap, tetapi karena ledakan Dortmund kelewat dahsyat di awal laga.

Edin Terzic menurunkan Julian Brandt sebagai satu-satunya perubahan di skuad, untuk gantikan Felix Nmecha sebagai attacking midfielder. Ia ditemani oleh Jadon Sancho dan Karim Adeyemi di sisi sayap untuk mendukung striker gempal Niclas Fullkrug.

Dua pemain berpengalaman, Emre Can dan Mats Hummels menjadi kepercayaan Terzic untuk mengunci lini tengah dan belakang. Mereka terbantu oleh agresivitas pemain yang disia-siakan Bayern dan Manchester United, Marcel Sabitzer. Pemahaman sepakbola pemain berkuncir ini, harus saya katakan di atas rata-rata.

Sementara tim tamu yang selain unggul agregat, diprediksikan lolos karena punya banyak pengalaman di akang UCL. Diego Simeone kerap bisa membuat timnya tampil garang di fase gugur kompetisi ini.

El Cholo memainkan formasi andalan 3-5-2, dengan ada perubahan defensif di sisi kiri. Bek tengah-kiri yang leg pertama diisi Cesar Azpilicueta dikembalikan kepada Mario Hermoso karena sudah fit. Eks kapten Chelsea tetap berada di lapangan, mengcover posisi wingback kiri dimana biasa ditempati Samuel Lino.

Ketiadaan Lino sangat berpengaruh pada pola serangan Los Colchoneros. Cedera mendadak winger kiri ini menjadikan sisi kiri Atleti cukup lemah dalam menyerang. Mereka akan bergantung pada duet Antoine Griezmann dan Alvaro Morata untuk cetak skor.

Dortmund serta Atletico saling menggebrak di awal laga, dengan dua peluang gagal dari Marcel Sabiter dan Alvaro Morata. Masih tegang di awal laga, kedua pemain ini tak bisa ceploskan bola yang layak untuk menjadi gol.

Kebuntuan pecah menit ke 34' lewat aksi Julian Brandt! Umpan terobosan Mats Hummels bisa dikontrol oleh pemain Timnas Jerman ini, dan diakhiri sepakan kaki kiri yang tak bisa dihalau dua bek Atletico serta Jan Oblak. Agregat 2-2, Game on!

Dari sudut yang sama di sisi kanan pertahanan Atletico, kali ini giliran Ian Maatsen cetak gol menit 39'! Bek kiri pinjaman Chelsea sukses lakukan sprint jarak pendek sebelum mengalahkan Oblak lewat tembakan kerasnya. Penyelamatan krusial Jan Oblak tidak terlihat di laga semalam.

Awal babak kedua, giliran Atletico mengeluarkan ledakannya. Sebabnya adalah gol bunuh diri Mats Hummels menit 49'. Sepakan korner Griezmann menemui kepala Mario Hermoso untuk ditanduk ke gawang Dortmund. Malang bagi Hummels yang berusaha mencegah, sodoran kakinya malah membuat alah bola berubah masuk ke jala Gregor Kobel.

Serbuan Angel Correa sukses samakan kedudukan menit 64'! Pemain Argentina yang gantikan Morata di babak kedua memberikan tembakan mengejutkan pertahanan Dormund. Masih bisa ditahan Nico Schlotterbeck di mulut gawang, bola kedua berhasil dihujamkan lagi oleh Correa ke jala Kobel.

Dortmund tak menyerah, kembali unggul pada laga ini melalui sundulan Fullkrug menit 71'! Marcel Sabitzer berada di sisi kiri untuk memberikan crossing sempurna untuk ditanduk pemain Timnas Jerman tersebut.

Tiga menit berselang, Sabitzer sendiri yang tutup laga lewat gol pamungkasnya. Tembakan kaki kirinya menerobos celah pemain Atletico dan mengarah ke pojok kiri bawah gawang Jan Oblak. Game Over bagi Diego Simeone, Signal Iduna Park punya segudang peluru untuk diledakkan tuan rumah. 

Hal negatif dari Atletico Madrid pada laga tadi adalah pragmatisme-nya. Pertahanan dan serangan balik mutlak menjadi kelebihan mereka, tetapi mereka kurang pragmatis dengan memilih bermain terbuka melawan Dortmund yang susah diprediksi. Hasilnya, banyak gol ke jala Oblak dan mereka praktis tanpa gelar di musim ini.

Selamat kepada para pendukung PSG dan Dortmund. Satu langkah lagi Final UCL di Wembley akan menanti!

Salam olahraga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun