Pemain bola di zaman sekarang harus punya support system yang baik, selain tentu peran keluarganya sendiri. Orang tua mungkin akan bisa mengarahkan ketika usia si anak hingga 15 tahun, dengan pengetahuan awam mengenai skill, kesehatan dan mental.
Tetapi jika sudah mengarah ke dunia pro, maka kebutuhan yang lain harus selaras dengan mengasah skill sepakbolanya.Â
Di dalam klub sepakbola (yang well-prepared), tentu sudah ada pelatih fisik, health coach, chef, bahkan dokter atau psikolog tim. Mereka tentu bertanggung jawab atas tugas masing-masing di segala aspek di luar skill bermain sepakbola.
Pelatih fisik akan bertanggung jawab menjaga kebugaran fisik pemain selama membela klub tersebut. Tantangan terbesar bagi mereka biasanya setelah libur akhir musim atau libur Natal. Sekembalinya para pemain dari tradisi "makan-makan" keluarga, mereka bertugas mengembalikan fisik pemain dengan rangkaian program fitness.
Menjadi mata rantainya juga, ada Health Coach dan Chef yang akan merancang program diet atau nutrisi pemain. Mereka akan menghitung secara scientific, asupan apa saja yang akan diberikan kepada pemain agar metabolik tubuhnya bekerja dengan baik. Plus, menghalangi zat-zat terlarang (doping) yang bisa dikonsumsi pemain tersebut.
Kemudian menjadi hal yang mulai lumrah dewasa ini, ada seorang dokter kejiwaan ataupun psikolog (dimana ini tergantung kebijakan klub) untuk mendampingi pemain-pemain yang sedang mengalami masalah mental. Hanya seperti yang Richarlison sampaikan, kebutuhan yang sifatnya privasi ini menuntut peran aktif dari kedua belah pihak.
Maka dari itu banyak juga pemain profesional yang meski menikmati fasilitas dari klub di atas, juga mempunyai masing-masing "rekan" pribadi. Personal Trainer pribadi, nutrisionist pribadi, maupun psikolog pribadi.
Jadi ini menjadi catatan khusus bagi orang tua yang sedang melakukan "project Mbappe". Bahwa selain masalah skill, intelegensia dan fisik, juga harus diperhatikan kesehatan mental anaknya jika ingin terjun ke dunia profesional.
(Project Mbappe merujuk pada bahasa slang di kalangan bola, yang menunjukkan peran aktif orang tua mendorong anaknya menjadi pesepakbola hebat seperti Kylian Mbappe)
Kisah Dele Alli Hadapi Masalah Mentalnya
Salah satu pemain yang paling disayangkan oleh Jose Mourinho karena gagal dalam kariernya, adalah Dele Alli. Mourinho pernah membesut Dele Alli kala menjadi pelatih Spurs periode 2019 sampai 2021.