Lihat saja, dari 11 pemain yang dinaturalisasi, plus Elkan Baggott yang memilih kewarganegaraan Indonesia dibanding Thailand, ada total 7 pemain bertahan. Mereka adalah Jordi Amat, Elkan, Sandy Walsh, Justin Hubner, Shayne Pattynama, Nathan Tjoe-A-On, dan Jay Idzes.
Mungkin bisa di"alibi"kan karena stok pemain abroad berposisi penyerang terbatas, tetapi jika 7 pemain tadi tidak dibutuhkan, buat apa dinaturalisasi bukan? Ini memang karena Coach STY membangun timnya dari lini belakang.Â
Ada pepatah sepak bola mengatakan, penyerangan bagus bisa memenangkan pertandingan, tetapi pertahanan yang bagus bisa memenangkan kompetisi. Wajah Timnas Indonesia saat ini belumlah selesai dari sketsa jangka panjang Coach STY!
Gelombang naturalisasi berikutnya adalah penjaga gawang, di mana akan menjadi kompetitor Ernando Ari, Nadeo, M. Riyandi, dan Adi Satryo. Cyrus Margono sudah selesai melengkapi dokumen "memilih" Indonesia sebagai kewarganegaraannya. Berikutnya ada kiper Dallas FC Maarten Paes yang siap untuk di naturalisasi.
Melihat hadirnya Jay Idzes yang begitu eksepsional di laga semalam, ini adalah tujuan STY untuk melakukan percepatan peningkatan kualitas di lini belakang. Rizky Ridho, Pratama Arhaan, Asnawi dan Yakob Sayuri akan mendapatkan transfer ilmu yang sangat berharga bagi skill mereka.
Proyeksi Lini Depan dan Ikatan Jangka Panjang STY
Melihat babak pertama semalam, dimana Hokky Caraka, Rafael Struick dan Witan Sulaeman kesulitan melakukan skema penyerangan, terlihat lini depan butuh strategi baru untuk melakukan serangan.
Gol Marselino Ferdinan ke gawang Irak pada Piala Asia 2023 lalu sebenarnya menunjukkan bagaimana pemain Indonesia bisa untuk melakukan progresi positif dengan bagus. Masalah yang menjadi catatan saya, adalah Coach STY tidak punya pemain kepercayaan di lini depan kecuali Rafael Struick.
Dua pemain di depan selain Struick selalu berganti nama. Ada Dendi Sulistyawan, Dimas Drajad, Hokky Caraka, Ramadhan Sananta, Witan, Egy, bahkan Marselino dan Yakob yang notabene bukan penyerang pernah didorong untuk membantu Struick di depan.
Dalam laga melawan Vietnam, fungsi utama penyerang Timnas Indonesia bagi Coach STY memang bukan mencetak gol, tetapi melakukan counter-pressing. Mereka yang dipasang bersama Struick adalah pelari cepat yang tidak segan melanggar bek lawan melakukan build-up.Â
Mungkin inilah alasan taktis Coach STY tidak memanggil deretan penyerang flamboyan seperti Stefano Lilipaly dan Spaso.