Mohon tunggu...
Greg Satria
Greg Satria Mohon Tunggu... Wiraswasta - FOOTBALL ENTHUSIAST

Learn Anything, Expect Nothing

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Vinicius Jr, Bakat Istimewa yang Harus Belajar Legawa

16 Maret 2024   15:13 Diperbarui: 16 Maret 2024   15:37 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perundungan bermotifkan perbedaan ras merupakan tindakan sangat tercela yang selalu menjadi parasit dunia olahraga. Untuk itu dibutuhkan penitensi langsung dari otoritas-otoritas terkait, karena individu pemain seperti Vinicius jr tidak akan bisa sendirian mengubah bad habit ini. 

Akun resmi Real Madrid (Kamis, 14/3/2024) mengatakan akan melayangkan gugatan kepada beberapa suporter Atletico Madrid. Mereka melaporkan ke kantor Kejaksaan Spanyol atas ulah diskriminatif dan ucapan kebencian yang dihadapi pemain mereka Vinicius Jr, sebelum laga Atletico Madrid kontra Inter Milan!

Bayangkan saja, Real Madrid tidak sedang bertanding melawan Atletico Madrid. Vinicius Jr juga mungkin sedang duduk tenang di rumahnya. Tetapi beberapa suporter Los Colchoneros menyanyikan ejekan rasialis kepada winger Brasil itu saat berada di luar Stadion Civitas Metropolitano, jelang leg kedua babak 16 besar UEFA Champions League.

Ejekan segelintir suporter ini tertangkap video jurnalis, dan dilaporkan oleh Real Madrid langsung ke Kejaksaan Spanyol. Ya, bukan ke La Liga ataupun UEFA sebagai empunya hajat UCL, tapi dibawa langsung ke ranah Hukum Negara!

Mungkin ini adalah kejengahan yang memuncak dari Los Blancos mendapati pemain andalannya selalu menjadi sasaran ejekan rasis suporter lawan. Mereka merasa bahwa otoritas sepakbola terkait tidak memberikan ganjaran yang layak, sehingga kejadian serupa akan selalu terulang lagi.

La Liga sendiri telah memberikan pernyataan formalnya, dengan mendukung segala upaya Real Madrid dan Vinicius Jr ke ranah hukum.

"LaLiga sangat berkomitmen untuk memastikan bahwa sepakbola adalah ruang yang bebas dari kebencian dan akan terus mengejar segala sikap rasisme, homofobia, kekerasan, dan kebencian tanpa henti," demikian pernyataan tertulis La Liga dikutip dari ESPN.

Menanggapi serangan terhadap dirinya, Vinicius Jr mencuitkan pernyataan bernada "wadul" (bahasa jawa:mengadu) kepada UEFA di akun X-nya.
"Saya harap Anda sudah memikirkan hukuman mereka di Liga Champions, UEFA"

Memang boleh se"wadul" ini menentukan nasib Atletico Madrid di UCL, Vini?

Momen Vinicius mendorong bek RB Leipzig, Willi Orban di leg kedua babak 16 besar UCL (7/3/24). Sumber : Angel Martinez/Getty Images via detiksports.
Momen Vinicius mendorong bek RB Leipzig, Willi Orban di leg kedua babak 16 besar UCL (7/3/24). Sumber : Angel Martinez/Getty Images via detiksports.

Alasan Mengapa Vinicius Jr Banyak Dibenci Lawan

Untuk mencerna secara obyektif musabab perundungan ini, harus menerapkan asas cover both side. Secara rasional, tidak akan ada alasan untuk membenci Vinicius Jr apabila ia bermain dengan tenang layaknya N'Golo Kante, bukan?

Gaya bermain Vinicius Jr yang terkesan "pamer skill" selalu menjadi atensi lawan. Memang tidak ada larangan bagi pemain sepakbola untuk melakukan trik-trik terhadap bola, tetapi konsekuensinya jelas, ia akan jadi sasaran tackle lawan. 

Usai dilanggar, tabiat Vinicius Jr yang kerap reaktif dan provokatif, memantik gemuruh hujatan dari sisi tribun. Vini sering terlihat meminta wasit memberikan kartu kuning kepada sang pelanggar, dan juga kerap pula memberikan gestur "tidak terima" terhadap pemain lawan tersebut. Gayung bersambut, pemain lawan pun akan mengkonfrontir Vini dan ia pun juga dihadiahi kartu kuning. Setelahnya, teriakan "booooo" akan terdengar saat Vini menguasai bola di sisa laga.

Hal sama juga diutarakan legenda Real Madrid, Predrag Mijatovic saat mengomentari aksi provokatif Vinicius Jr kepada Willi Orban, bek RB Leipzig (7/3/2024). Pada leg kedua babak 16 besar UCL di Santiago Bernabeu itu, Vinicius Jr yang sepanjang babak pertama dijaga dengan sangat keras oleh barisan pertahanan Leipzig terpancing untuk membalas dengan melanggar Willi Orban.

Usai dilanggar, Willi Orban berdiri dan menantang Vini. Seketika pemain Brasil pemakai nomor 7 keramat Los Blancos itu mendorong dan mencekik leher Orban. Beruntung ia hanya dihadiahi kartu kuning atas insiden tersebut.

"Seragam Real Madrid tak menoleransi sikap seperti ini. Mungkin tim lain iya, mungkin di tim lain Anda bisa bilang 'okelah'. Tapi tidak di Real Madrid. Vinicius harus mencari cara untuk bersikap tenang. Kalau tidak, dia tak akan pernah menjadi pemain legendaris terlepas hal-hal bagus yang dia lakukan secara permainan. Vinicius itu pemain yang tak terprediksi, yang mana bagus, tapi masalahnya dia itu juga tak bisa diprediksi rekan-rekannya sendiri." kata Mijatovic kepada Cadena SER dikutip dari detiksports.

Para pemain Brasil memang dianugerahi skill yang istimewa karena lingkungannya. Pada masanya, hal ini disebut sebagai jogo bonito, yakni sepakbola indah ala negeri Samba. Namun seiring waktu, pamer skill ini cenderung mulai ditinggalkan di era sepakbola rigid seperti sekarang ini. Tuntutan bermain kolektif lebih tinggi daripada sekedar pamer kebolehan mengolah bola.
 

Vinicius Jr kala menerima Socrates Award dalam gala Ballon d'Or 2023. Sumber : Foto: REUTERS/STEPHANIE LECOCQ via detiksports
Vinicius Jr kala menerima Socrates Award dalam gala Ballon d'Or 2023. Sumber : Foto: REUTERS/STEPHANIE LECOCQ via detiksports

Pembelaan Terhadap Perundungan Vinicius Jr

Tentu sebagai manajer Real Madrid, Carlo Ancelotti berdiri paling depan untuk melindungi anak asuhnya tersebut. Don Carlo bahkan mengatakan, bahwa seumur karier melatihnya, hanya Vinicius Jr-lah yang mendapat perundungan luar biasa seperti ini. 

"Saya belum pernah melihat seorang pemain dipersekusi seperti Vincius. Dia ditendang, dimarahi, dihina. Dan apa yang dia lakukan? Dia mencetak gol dan memberikan assist. Saya harus berbicara dengannya tentang sikapnya? Tidak!" tegas Ancelotti dikutip dari Media Indonesia (10/3/2024).

Memang pelecehan verbal kepada Vinicius Jr di lapangan sudah terlampau banyak jumlahnya. Paling parah tentu laga melawan Valencia (22/5/2023) di Mestalla Stadium. 

Suporter El Che di salah satu tribun menyanyikan chant bernada rasis terhadap Vinicius Jr. Vini yang mendengarnya, lalu melaporkan hal tersebut kepada pengadil di lapangan. Laga pun dihentikan selama 10 menit untuk panitia pertandingan Mestalla bisa mengkondisikan suporternya.

Malang bagi Vini, usai laga dilanjutkan ia malah mendapat kartu merah karena mendorong wajah pemain Valencia Hugo Duro. Ketegangan pun sempat memanas diantara kedua tim, dan laga usai untuk kekalahan Real Madrid 0-1. Atas kejadian ini, Valencia dihukum denda 45 ribu euro, plus harus mengosongkan tribun Mario Kempes selama lima laga ke depannya.

Seusai laga, Vinicius Jr memberikan pernyataan bahwa La Liga merupakan kompetisi yang rasis karena dirinya terlalu sering mendapatkan perlakuan seperti itu. Bahkan, bintang Real Madrid tersebut menyebut Spanyol sebagai negara yang rasis di dunia. Duh..

Meski demikian dunia sepakbola tidak tinggal diam terhadap perlakuan negatif yang didapatkan salah satu talenta terbaik ini. Pada ajang Ballon d'Or 2023, Vinicius Jr mendapatkan Socrates Award yang merupakan penghargaan khusus bagi upaya seorang pemain di bidang kemanusiaan. Tentu dalam hal ini, Vini sangat getol memerangi diskriminasi rasial terhadap pesepakbola kulit berwarna.

Vinicius Jr telah resmi menjadi duta anti diskriminasi rasial di seluruh belahan dunia, lewat sepakbola.

Seluruh Dunia Sudah Mendengar, Kini Saatnya Vini Legawa dan Fokus

Lalu apa langkah selanjutnya bagi Vini? Terutama menghadapi ulah supoter Atletico Madrid pada Kamis lalu? Seyogyanya Vinicius Jr selain tetap mengkampanyekan "anti-racial abuse" juga mulai bercermin kepada dirinya sendiri. Jika menuntut orang lain untuk berubah, ia juga harus berubah menjadi lebih dewasa dalam bersikap di atas lapangan.

Perundungan bermotifkan perbedaan ras merupakan tindakan sangat tercela yang selalu menjadi parasit dunia olahraga. Untuk itu dibutuhkan penitensi langsung dari otoritas-otoritas terkait, karena individu pemain seperti Vinicius jr tidak akan bisa sendirian mengubah bad habit ini.

Para otoritas terkait, seperti klub (Real Madrid), La Liga, UEFA dan FIFA memang sudah waktunya menetapkan SOP (Standar Operasional Prosedur) terhadap perilaku rasis dalam koridor permainan sepakbola. 

Aksi rasis yang dilakukan pemain ataupun suporter di lapangan, harus ada hukuman tertulisnya. Mencontoh Liga Belanda, mereka mulai memberlakukan penghentian pertandingan jika ada "gangguan" apapun dari tribun penonton. Entah itu ucapan rasis ataupun lemparan benda ke lapangan.

Dengan adanya pemaparan hukuman yang jelas, sosialisasi di tingkat klub akan menjadi lebih clear. Klub akan siap menanggung segala resikonya jika memang terbukti elemen tim tersebut melakukan pelanggaran diskriminatif.

Vinicius Jr dengan segala keistimewaan skill yang ia miliki, serta kesempatan terbaik menjadi punggawa klub terbesar di dunia, harus lebih legawa dan fokus pada tujuan bermain di lapangan. Mencontoh beberapa nama, ia bisa meniru Ronaldinho yang selalu menebar senyum ketika dilanggar, Cristiano Ronaldo yang merubah gaya main tricky-nya, serta Kylian Mbappe yang mengambil peran pemimpin bagi timnya.

Dengan karier masih terbentang luas, mari kita lihat sejauh mana Vinicius Jr bisa berprestasi sembari menggaungkan slogan mulia "Kick Racism Out of Football!"

Salam olahraga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun