Sejauh ini hanya MLS, Liga Inggris dan diikuti Australian A-League yang secara resmi memberlakukan break di tengah laga untuk memberi kesempatan pemain Muslim berbuka puasa. Di dalam catatan worldfootballsummit, bulan Ramadan tahun lalu ada total delapan laga yang tercatat menghentikan sejenak laganya untuk memberi kesempatan pemain yang berbuka puasa makan atau minum di pinggir lapangan
Meskipun pada kenyataannya, banyak laga yang menggunakan sedikit trik dan kerjasama dari kedua tim untuk melancarkan waktu berbuka puasa ini.
Luca Ranieri, pemain belakang Fiorentina, musim lalu pernah pura-pura cedera pada saat melawan Inter Milan guna memberikan kesempatan kepada rekannya Sofyan Amrabat untuk berbuka puasa di pinggir lapangan.
Ketika musim 2020-2021 Liga Inggris belum secara resmi memberlakukan pemberhentian laga untuk berbuka, wasit Graham Scott dengan inisiatifnya meniupkan peluit di menit ke 34' untuk memberi kesempatan Wesley Fofana berbuka puasa pada laga Leicester City versus Crystal Palace kala itu.
Bek yang kini sedang cedera panjang bersama Chelsea itu pun berterimakasih atas momen tersebut, dengan mencuitkan pernyataan pada akun Twitter/X-nya.
"Hanya ingin mengucapkan terima kasih kepada Premier League (operator kompetisi Liga Inggris) yang telah mengizinkan saya berpuasa di tengah pertandingan. Ini yang membuat sepakbola terlihat luar biasa,"
Hakim Ziyech dan Noussair Mazraoui juga pernah tertangkap kamera berbuka puasa di tengah laga Liga Champions 2018/2019 kontra Tottenham Hotspurs. Kedua tim sepakat untuk tidak langsung melanjutkan laga ketika pemain-pemain asal Maroko tersebut makan dan minum di pinggir lapangan.
Jadi, meskipun di beberapa liga belum ada aturan resmi tentang momen berbuka puasa ini, para pemain mempunyai jiwa fair play dan toleransi yang besar untuk memberi ruang para pemain Muslim menjalankan ibadahnya.
Testimoni Para Pemain yang Bertanding di Bulan Ramadan
Memang tidak semua kondisi memungkinkan seorang pemain bisa menjalankan ibadah puasa ini dengan total. Untuk momen khusus seperti saat membela Tim Nasional di momen krusial, ada pemain yang memutuskan untuk sementara tidak berpuasa. Bukan karena tidak taat beragama, namun mereka mempunyai pertimbangan medis untuk melakukannya.
Mesut Ozil, playmaker Timnas Jerman, pernah mengatakan ia membatalkan puasanya saat membela Jerman di Piala Eropa 2016 Prancis dan menggantinya dengan hari lain. Memang di tahun itu momen puasa bertepatan jatuh di bulan Juni saat Piala Eropa sedang digelar.
Dikutip dari tribunnews.com, alasan Ozil kala itu adalah tubuhnya tidak bisa berkompromi dengan cuaca panas yang ada di Prancis. Patut dimaklumi juga bahwa momen Piala Eropa ataupun Piala Dunia digelar usai kompetisi panjang di liga usai.