Barella kembali menginisiasi peluang terakhir Inter di babak pertama, setelah umpan tariknya disambut tembakan MArcus Thuram dari luar kotak penalti. Sayang tembakan anak legenda Perancis, Lilian Thuram, ini masih lemah dan diantisipasi oleh Oblak. Pada prosesnya, peluang ini membuat Thuram cedera karena ia terlihat memegangi pangkal pahanya. Babak pertama berakhir, dan Arnautovic disiapkan untuk segera gantikan Thuram selepas jeda.
Di babak kedua, Simeone melakukan perubahan dengan memasukkan Savic dan Morata untuk gantikan Gimenez dan Saul Niguez. Gimenez alami cedera di akhir babak pertama. Peluang langsung didapatkan Arnautovic setelah 3 menit paska jeda, namun tembakan first-time nya menyambut umpat Dimarco masih melambung tinggi di atas gawang Oblak.
Kemudian ada pemain cadangan lagi yang dimasukkan kedua tim selepas itu. Ada Frattesi, Augusto dan Dumfries di kubu Inter, sementara ada nama Alvaro Morata, Pablo Barrios dan Reinildo Mandava di kubu Atleti untuk menambah daya gedor yang sangat buruk sebelumnya. Nama terakhir inilah yang nanti akan menjadi pesakitan di laga ini.
Menit ke 77' serangan dari sisi kanan Inter Milan hampir berbuah gol sundulan Lautaro Martinez. Namun sangat disayangkan, bola masih bisa diselematkan dengan apik oleh Jan Oblak yang mempu melakukan positioning dengan tepat.
Bertahan cukup baik hingga hampir akhir babak, menit ke 79' Atleti harus bobol karena kecerobohan pemainnya. Reinildo Mandava yang harusnya melakukan clearence, melakukan miskomunikasi dengan Rodrigo De Paul. Bola dicuri oleh Barella yang langsung sodorkan umpan pada Lautaro Martinez.Â
Kapten Inter Milan ini melakukan sprint dan berhadapan dengan Jan Oblak, namun tembakannya berhasil diblok oleh kiper Timnas Slovenia itu. Malang bagi Atleti, karena bola muntah tepat mengarah ke Arnautovic di sisi kiri dan segera melepaskan sepakan keras yang gagal diselamatkan oleh Samuel Lino di mulut gawang. Skor 1-0 untuk Sang Ular.
Hampir tidak ada peluang emas terjadi setelah gol tersebut, karena kedua tim seperti menghindari kebobolan di sisa laga. Hasil ini memang cukup menyesakkan kubu Atletico karena gol Inter lahir dari buah kesalahan mereka. Tetapi kekalahan marjin satu gol ini bisa jadi modal lumayan baik untuk memukul baik Inter di Madrid bulan depan.
Dengan kondisi Alvaro Morata yang sudah makin prima, leg kedua yang digelar di Civitas Metropolitano pada 14 Maret 2024 akan menjanjikan laga yang berbeda bagi Atletico. Kecil kemungkinan mereka melakukan passive-football seperti di laga semalam, karena rekor di kandang mereka sangat baik di musim ini. Tujuh belas kali menang, sekali seri dan sekali kalah di stadion yang dulunya bernama Wanda Metropolitano tersebut.
Sementara bagi Simone Inzaghi, kemenangan 1-0 menunjukkan timnya makin dewasa dalam menghadapi turnamen Eropa terbesar ini. Inter Milan kini benar-benar harus disematkan sebagai raksasa sepakbola Eropa karena prestasinya setahun terakhir. Super Coppa Italia sudah mereka raih Desember lalu, scudetto juga sudah di depan mata.
Tinggal bagaimana Inzaghi bisa meramu dan merotasi pemainnya untuk melanjutkan sisa kompetisi, yang menjadi keuntungan bagi mereka karena unggul 9 poin dari Juventus, dengan satu laga tunda di tangan. Complimenti, Internazionale!
