Seminggu ke belakang merupakan fase yang memilukan bagi Bayern Munchen. Bagaimana tidak? Die Roten kalah beruntun dalam tiga pertandingan terakhir, dan menipiskan peluang mereka untuk meraih trofi musim ini. Diawali kekalahan memalukan 0-3 dari pesaing utama Bayer Leverkusen, kemudian 0-1 di Olimpico saat hadapi Lazio di UCL, serta terakhir dibenamkan Bochum 2-3 pada laga Minggu (18/2) malam. Menepikan kabar bahwa Thomas Tuchel akan segera dicopot sebagai manajer karena laju buruk ini, menyeruak pertanyaan pada sosok lain, "Apa Iya Harry Kane Bawa Sial Bagi Bayern Munchen?"Â
Didatangkan awal musim ini melalui saga yang terjadi hingga akhir bursa transfer, Bayern akhirnya berhasil daratkan topskorer sepanjang masa Tottenham Hotspurs dan Timnas Inggris, Harry Kane, dengan mahar 100 juta Euro. Angka yang cukup besar untuk penyerang berusia 29 tahun di saat itu, namun bisa dimaklumi karena rekam jejak sensasionalnya dalam mencetak gol.
Ia berhasil bukukan 280 gol dalam 12 musim berseragam Spurs, serta hingga sekarang sudah cetak 62 gol berseragam Three Lions. Angka ini masih berlanjut di Bayern, dengan ia menjadi topskorer tim lewat 29 golnya dari 30 laga. Fantastis bukan?
Memang jika dilihat dari catatan individu, itu sangat fantastis. Tapi kita lihat bagaimana prestasinya secara kolektif, berapa banyak gelar yang ia dapat di level kompetisi klub dan timnas? Nol besar! Tanpa gelar! Peringkat kedua Premier League musim 2016/2017, Finalis Champions League 2018/2019, dan Finalis Piala Eropa 2020 adalah laju terbaiknya di level tim.Â
Sebenarnya pernyataan bahwa Harry Kane membawa sial adalah hal yang terlalu prematur. Nihil gelarnya lebih dikarenakan tim yang ia bela sebelumnya memang tidak cukup kompetitif di banyak ajang. Tottenham Hotspurs sampai sekarang juga masih mencari isi lemari trofinya, setelah gelar terakhir mereka adalah Piala Liga Inggris musim 2007/2008. Sementara di Timnas Inggris, terakhir kali negara Raja Charles ini meraih trofi adalah Piala Dunia 1966. Ya itulah satu-satunya trofi major Three Lions.
Saya sendiri yakin, dalam empat tahun kontraknya bersama Bayern, pasti ada gelar level klub yang Kane dapatkan. Semuanya tergantung pada kondisi tim, yang sebenarnya tidak terlalu bagus sejak musim lalu. Musim lalu, Die Roten meraih gelar Bundesliga setelah diberi cuma-cuma oleh Borussia Dortmund. Dortmund tergelincir 2-2 melawan Mainz di laga terakhir, membuat Munchen yang menang 2-1 di kandang Koln menjadi kampiun dengan keunggulan selisih gol.
Harry Kane adalah jawaban terbaik bagi Bayern yang musim lalu mengandalkan Eric Maxim Choupo-Moting dan Serge Gnabry sebagai ujung tombak. Sosok Kane merupakan pengganti yang sepadan untuk kualitas Robert Lewandowski yang hijrah di awal musim lalu. Â
Lalu bagaimana peluang Harry Kane raih gelar musim ini?
Praktis pintu yang tertutup adalah DFB Pokal, karena Bayern secara mengejutkan ditaklukkan FC Saarbrucken di putaran kedua (2/11/2023). Peluang yang masih menyala adalah di Champions League, dengan syarat kalahkan Lazio di leg kedua 6 Maret nanti dengan selisih lebih dari satu gol. Melihat kapasitas Munchen, dengan pelatih siapapun nantinya, masih besar peluang mereka untuk lolos 8 besar. Harry Kane sendiri menyatakan akan membalas kekalahan 0-1 di Olimpico kemarin.
"Kami masih dalam pertandingan ini dan mereka akan datang ke stadion kami dalam beberapa minggu lagi. Kami harus menatap ke depan dan mencoba mengubah momentum kami," tegas Harry Kane dikutip dari onefootball.
Juga masih ada peluang untuk menyalip Leverkusen di saat akhir, meskipun kecil kemungkinannnya. Kita sama-sama tahu bahwa tim asuhan Xabi Alonso itu tengah menjadi pemain terbaik dalam Bundesliga musim ini dengan status unbeaten-nya. Jarak mereka juga semakin melebar dengan Munchen, karena saat Munchen dikalahkan Bochum, Alex Grimaldo dkk sukses kalahkan Heidenheim 1-2 sehari sebelumnya. Perbedaan poinnya pun menjadi 8 angka.
Tidak ada lagi kesempatan berjumpa Leverkusen di sisa musim, jadi Harry Kane dkk akan berharap pada kontestan Bundesliga lain untuk hentikan laju Die Werkself. Tapi Kane jangan terlalu berharap ya, karena Munchen lah penguasa Bundesliga dalam 11 tahun terakhir! Seluruh Jerman, kecuali Bayern dan fans nya, pasti berharap ada juara baru di akhir musim ini.
Jika keduanya gagal diraih, peluang terbesar Harry Kane adalah raih gelar individu. Hingga Bundesliga spieltag ke-22 ini, ia sudah bukukan 24 gol. Pesaing terdekatnya adalah Serhou Guirassy yang cetak 18 gol bersama VFB Stuttgart. Tambahan golnya akan memperbesar pula peluang timnya menggeser Leverkusen di akhir musim.
Langkah terbaik yang bisa ia lakukan adalah memompa semangat timnya agar tidak main terpuruk. Dengan bekal leadership sebagai kapten Spurs dan Timnas Inggris, Kane punya kewajiban itu meskipun ia adalah anak baru di Bavarian. Kondisi tim yang baik, akan membuar Die Roten bisa membalik keadaan di kedua ajang tadi, seperti ketika kedatangan Hansi Flick di musim 2019/202. Jadi smbil menunggu kepastian siapa Tuchel bertahan atau tidak, jangan menyerah, Harry Edward Kane! Menyala Abangku!Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H