Eden Hazard ketika di ujung kariernya bersama Chelsea pernah mengatakan, bahwa sepeninggal dirinya ke Real Madrid akan ada pemain akademi Chelsea yang bersinar gantikan dirinya, dia adalah Ruben Loftus-Cheek. Tentu Hazard tidak asal berucap saja, sebab memang begitu besarnya bakat yang saat itu dimiliki pemain Inggris yang kini berusia 28 tahun.
Namun sayang, deraan cedera yang bertubi-tubi, serta Chelsea yang sering gonta-ganti pelatih, membuat Loftus-Cheek gagal penuhi potensi terbaiknya dan akhirnya pindah di awal musim ini ke AC Milan dengan harga 320 milyar rupiah. Kepindahan yang ikuti jejak Fikayo Tomori, teman baiknya di akademi Chelsea, Olivier Giroud dan berbarengan pula dengan Christian Pulisic membentuk reuni Chelsea di Milano.
Perubahan klub ini membuatnya berkembang dengan baik, bukan hanya karena Serie A lebih tidak menuntut dibanding Premier League, tetapi juga skema main AC Milan di bawah asuhan Stefano Pioli cocok dengannya. Ia bisa tampil mendominasi di sepertiga pertahanan lawan, dengan bantuan pemain-pemain cepat di sisi sayap.
Loftus-Cheek kini sudah torehkan 7 gol dan 2 assist dalam 26 laga yang dijalani bersama Rossoneri. Hebatnya, 4 gol ia berhasil cetak dalam 6 laga terakhir Serie A. Stefano Pioli pun terang-terangan ingin menjadikan Loftus-Cheek menjadi gelandang seperti Sergej Milinkovic-Savic semasa membela Lazio.
Peran ini menuntut pemain tengah untuk maju ke depan sebagai penyerang lubang dan mencetak banyak gol. Dengan Olivier Giroud yang menjadi target-man AC Milan, Loftus-Cheek dapat memanfaatkan ruang antar lini yang dibuka oleh Giroud. Tugasnya adalah masuk kotak penalti dan melakukan finishing, baik dengan kaki ataupun kepalanya.
Fisiknya pun sangat menunjang dengan tinggi badan 1.91 meter, atau hanya kalah 1 centimeter dari tinggi Giroud, membuatnya bisa memenangkan bola atas dan melakukan covering-ball dengan nyaman.
Giornata ke-25 ini, Loftus-Cheek dan timnya akan bertamu ke kandang AC Monza, Stadion Brianteo pada Sening (19/2/24) dinihari jam 02.45 WIB. Laga yang dipastikan akan berlangsung menarik, karena AC Monza yang juga dikenal sebagai kloningan AC Milan.Â
Pemilik Monza adalah keluarga alm. Silvio Berlusconi, mantan PM Italia yang juga pernah memiliki AC Milan. Sekarang pun Monza ditangani oleh kepercayaan keluarga Berlusconi yang dulu menjadi direktur Rossoneri, Adriano Galliani. Romansa ini akan membuat Monza mempunyai energi ekstra melawan tim tamu yang sedang meroket di 6 laga terakhir dengan 5 menang dan sekali imbang.
Hasil baik sebelumnya membuat AC Milan kini nyaman di posisi ke-3 Serie A dengan 52 poin, dan jika menang di laga ini akan menggeser Juventus di urutan kedua. Juve barus saja diimbangi Verona di Bentegodi, membuat mereka gagal menang di 4 laga terakhirnya.
Mempertahankan mayoritas pemain inti saat melawan Rennes di playoff Europa League Jimat (16/2) lalu, Pioli akan memainkan Loftus-Cheek bersama Leao, Pulisic dan Giroud di lini depan. Tijani Rijnders dan Yacine Adli akan menjadi double-pivot, bersama barisan belakang yang akan diisi Maignan, Florenzi, Thiaw, Gabbia dan Theo Hernandez.
Sementara tuan rumah akan andalkan Gagliardino dan Pessina untuk bertarung di lini tengah, serta berharap pada kelincahan Dany Mota dan Andrea Colpani untuk menusuk pertahanan Rossoneri. Allenatore Raffaele Palladino harus menuntut lini depannya cetak gol usai dua hasil tanpa gol di dua laga terakhir mereka melawan Udinese dan Verona.
AC Milan dapat diunggulkan di laga ini, karena selain tren mereka tengah menanjak, karena head to head juga dikuasai Rafael Leao dkk dengan 3 kemenangan dalam 3 partai Serie A melawan AC Monza. Pertemuan pertama musim ini dimenangi AC Milan dengan skor 3-0. Rijnders, Simic dan Okafor menjadi pemain yang cetak masing-masing satu gol di laga yang digelar di San Siro 17 Desember 2023.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H