Pernikahan di usia muda menjadi topik yang menarik perhatian dalam masyarakat kita saat ini. Meskipun telah menjadi bagian dari budaya di beberapa wilayah, perdebatan tentang manfaat dan risiko pernikahan muda terus berlanjut terutama jika dibenturkan dengan realita pernikahan usia muda di kota metropolis. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi berbagai aspek yang terkait dengan pernikahan muda, tantangan dan peluang yang dihadapi oleh pasangan muda, hingga saran bersikap menghadapi fenomena ini.
Tantangan Pernikahan Muda
-
Kesiapan Emosional dan Psikologis: Salah satu tantangan utama dalam pernikahan muda adalah kesiapan emosional dan psikologis dari kedua pasangan. Pada usia muda, seseorang mungkin belum sepenuhnya mengerti dirinya sendiri, belum selesai dengan dirinya, apalagi mencoba mengerti orang lain. Ini bisa menyebabkan kesulitan dalam menangani konflik dan tantangan dalam hubungan.
-
Keterbatasan Keuangan: Pasangan muda seringkali menghadapi keterbatasan keuangan yang signifikan. Mereka mungkin masih dalam tahap pendidikan atau memulai karier mereka, sehingga sulit untuk memenuhi kebutuhan finansial dalam sebuah pernikahan. Katakanlah mempunyai keluarga yang mapan-pun, pendidikan keuangan belum merupakan hal primer bagi pasangan muda yang masih mencari jati diri.
Tekanan Sosial: Di beberapa budaya, terutama di lingkungan yang konservatif, ada tekanan sosial untuk menikah pada usia muda. Apalagi jika dibandingkan dengan saudara ataupun semenda yang sudah mempunyai pasangan hidup dan juga buah hati. Hal ini dapat mengakibatkan pasangan merasa terpaksa atau tidak siap, namun merasa terdorong untuk menikah karena harapan dari keluarga atau lingkungan.
Peluang Pernikahan Muda
-
Tumbuh dan Belajar Bersama: Salah satu keuntungan pernikahan muda adalah kesempatan untuk tumbuh dan belajar bersama sebagai pasangan. Dengan menghadapi tantangan bersama, mereka dapat memperkuat ikatan mereka dan mengembangkan keterampilan komunikasi dan penyelesaian masalah yang kuat.
-
Kemandirian dan Kematangan: Pernikahan muda juga dapat membantu pasangan untuk menjadi lebih mandiri dan matang lebih cepat. Mereka harus mengelola tanggung jawab rumah tangga dan keuangan mereka sendiri, yang dapat membantu mereka berkembang sebagai individu yang lebih dewasa.
Dukungan dan Kepuasan Emosional: Dalam hubungan yang sehat, pernikahan muda dapat menyediakan dukungan emosional yang kuat. Pasangan muda sering kali memiliki hubungan yang erat dengan keluarga dan teman-teman mereka, yang dapat memberi mereka dukungan tambahan dalam menghadapi tantangan kehidupan.
Bagaimana Pasangan Harus Bersikap Dengan Fenomena Ini?
Pernikahan usia muda menghadirkan sejumlah tantangan unik, namun juga menawarkan peluang untuk pertumbuhan dan pembelajaran yang signifikan. Penting bagi pasangan muda untuk mempersiapkan diri mereka sebaik mungkin, baik secara emosional maupun finansial, dan untuk mendapatkan dukungan dari keluarga dan masyarakat mereka. Dengan komitmen dan kerja sama yang kuat, pernikahan muda dapat menjadi fondasi yang kokoh untuk hubungan yang bahagia dan bermakna.
Selain itu, harus juga dipastikan beberapa hal eksternal pasangan muda tersebut. Termasuk kesiapan keluarga untuk membantu, ataupun juga kepastian bahwa keluarga tidak bisa ikut membantu. Inilah yang sering berbenturan dengan ekspektasi pasangan muda yang seharusnya siap untuk menikah di usia muda.Â
Ada orang tua calon pasutri yang rigid, hanya membantu masalah finansial, its okay. Ada juga yang hanya bisa membantu dengan tenaga jika kelak mempunyai cucu, its fabulous. Semua ini harus dibicarakan di awal agar tidak timbul miskonsepsi ekspektasi dalam hubungan pasangan muda tersebut dan yang terutama, mereka tidak akan merasa sendiri. Sedikit tambahan, semakin lama usia pensiun orang tua dari pasangan muda, akan berbanding lurus dengan semakin sulitnya mendapatkan masukan tentang konsep pernikahan yang baik. Â
Hubungan harmonis akan tercipta jika sudah mengetahui segala kemungkinan yang ada sedari awal. Dengan demikian, pasangan muda akan dapat menimbang untuk hal-hal berikutnya dalam hidup, mempunyai anak, mengembangkan usaha, ataupun rencana pensiun dini. Keterbukaan semua pihak dan kessanggupan menekan ego adalah kunci untuk setiap keputusan pasangan muda untuk memutuskan menikah.
Salam keluarga sehat.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI