Back Stage
Karena sudah terlalu panjang di pembukaan, saya persingkat saja untuk para kru dan artis di film yang diproduksi oleh Apple Studios bersama perusahaan milik Ridley Scott ini.
Ridley Scott sebagai produser sekaligus sutradara, David Scarpa sebagai penulis naskahnya. Cinematografi digarap oleh Dariusz Wolski dan musik di isi oleh Martin Phipps.Â
Joaquin Phoenix yang juga bertindak selaku produser film, memerankan karakter ikonik Napoleon Bonaparte. Vanessa Kirby menjalankan akting brilliannya sebagai Josephine de Beauharnais, seorang janda yang dinikahi Napoleon sebagai istri pertamanya. Kedua artis ini dibantu oleh aktor dan aktris lainnya, yang porsinya tidak terlalu menonjol.
Napoleon mempunyai tiga nominasi di Oscar 2024. Seperti yang saya ceritakan di awal, memang yang paling menonjol di film ini adalah Production Design, Costume Design dan Visual Effect-nya. Ketiga penilaian itu sangat layak untuk membawa Napoleon bersaing dengan film-film lainnya di Oscar 2024.Â
Sinopsis
Film dimulai dengan hukuman mati (gantung) yang diberikan kepada Ratu Marie Antoinette oleh guillotine di hadapan rakyat Perancis. Seorang perwira muda bernama Napoleon Bonaparte ikut menyaksikan peristiwa bersejarah ini dengan tidak antusias.Â
Pemimpin Revolusioner Perancis bernama Paul Barras memanggil Napoleon dan mengutusnya untuk mengusir armada kapal Inggris di daerah Toulon. Pasukan perang Perancis di Toulon awalnya sangat pesimis akan keberhasilan misi tersebut, namun Napoleon mengeluarkan ilmu terbaiknya di bidang artileri atau meriam. Ia akhirnya bisa memimpin pasukan daratan Perancis memukul mundur armada laut Inggris, dan namanya mulai dikenal banyak orang.
Kembali ke Paris, revolusi semakin menjadi-jadi setelah dilengserkannya Maximilien Robespierre. Para pejuang revolusioner, termasuk Napoleon Bonaparte, berusaha menjaga kestabilan Perancis dengan melawan para royalis, atau masyarakat loyalis kerajaan. Sekali lagi artileri digunakannya, kali ini di tengah kota, untuk membubarkan barisan pendemo tersebut, secara brutal.
Di sisi lain ada Josephine de Beauharnais, yang diceritakan tidak jadi dihukum penggal bersama beberapa wanita lainnya ketika mereka harusnya menjadi "pasien" guillotine berikutnya setelah Marie Antoinette. Kejadian tak lazim ini terjadi setelah ketidakpastian hukum di Paris, dan para wanita yang lolos hukuman ini menjadi cukup terkenal di Perancis. Di suatu momen, Josephine bertemu dengan Napoleon dan keduanya akhirnya merajut kasih dan menjadi suami-istri.
Perang demi perang kembali dilalui Napoleon, dan yang paling mengganggunya adalah setelah kemenangan di Mesir. Ia mendapatkan kabar bahwa Josephine tengah berselingkuh, sehingga Napoleon memutuskan untuk meninggalkan pasukannya di Mesir dan kembali ke Perancis. Di sinilah rasa cinta Napoleon diuji, karena Josephine yang tahu akan kepulangannya juga tidak kalah tegas menyampaikan pendiriannya. Mereka berdua bisa mengendalikan diri, dan berfokus untuk memberikan Napoleon Bonaparte seorang keturunan, namun gagal.