Menjadi salah satu unggulan sebelum Piala Asia 2023 digelar, ternyata jalan Korea Selatan begitu terjal hingga hari ini. Memiliki skuad yang bertabur bintang, plus dilatih oleh legenda Jerman, Jurgen Klinsmann, tidak menjamin kokohnya permainan Taeguk Warriors. Kini mereka berpacu dengan waktu untuk pulihkan kondisi fisik usai bermain 12o menit-plus melawan Arab Saudi di 16 besar, Selasa (30/1) lalu. Lawan yang dihadapi berikutnya adalah Australia, pada perempat final Piala Asia  akan digelar di Al Janoub Stadium, Jumat (2/2) malam jam 22.30 WIB.Â
Sementara itu Socceroos, Australia, relatif berjalan tanpa hambatan. Menguasai grup B dengan 7 poin, lalu dilanjutkan kemenangan mudah 4-0 atas Indonesia di babak 16 besar. Skuad asuhan Graham Arnold mengandalkan skema direct football dengan memanfaatkan setiap kesempatan set-piece yang ada. Waktu rehat mereka pun lebih panjang, karena laga melawan Indonesia dilakukan pada hari Minggu (28/1). Jadi ada 48 jam lebih keuntungan Socceroos untuk melemaskan otot kaki dibandingkan Taeguk Warriors.
Publik Australia mempunyai keyakinan tinggi terhadap peluang timnya mengalahkan Korea Selatan. Menurut liputan TheSydneyMorningHerald, minimnya gol di fase grup lebih dikarenakan strategi para lawan menerapkan low-block yang tidak bisa dibongkar dengan Arnie-ball. Istilah Arnie-ball diberikan publik Negeri Kanguru untuk permainan Australia yang mengandalkan umpan pendek di sisi sayap, lalu melakukan umpan menyilang bagi para strikernya. Menghadapi Korea Selatan yang pasti tidak akan melakukan low-block, diyakini akan banyak ruang yang bisa dieksplorasi Jackson Irvine dkk.
Dalam bulid-up serangan, peran Jackson Irvine dan Martin Boyle sangatlah sentral dalam mengalirkan bola. Jika Irvine punya kebebasan menjelajah di semua sisi lapangan, Boyle hanya berfokus menyisir di sisi kanan lapangan. Mengintip saat laga melawan Indonesia, sebenarnya ada lubang menganga di tengah lapangan karena Australia hanya berfokus menyerang dari sisi sayap. Di tengah lapangan hanya tersisa Keanu Baccus untuk melakukan transisi negatif. Bila tidak diwaspadai, Lee Kang-in dan Son Heung-min akan mencecar bagian ini.
Kelebihan Socceroos tentu terletak pada tinggi pemain yang di atas pemain Korea Selatan. Harry Souttar menjadi raksasa yang harus diwaspadai dalam skema set-piece, apalagi setelah pemain 1.98 meter ini buka keran golnya saat cetak gol terakhir ke jala Indonesia.Â
Korea Selatan memainkan skema 4 bek di fase grup, namun Klinsmann tampaknya kurang puas dan merubah menjadi 3-4-2-1 di laga melawan Arab Saudi. Besar kemungkinan Klinsmann akan kembalikan lagi ke formasi 4 bek, karena lawan kali ini lebih konservatif dan memberikan ruang bagi Cho Gue-sung untuk berduel udara dengan Souttar. Penyerang FC Midtjylland ini adalah penyelamat Taeguk Warriors di menit 90+7' untuk memaksakan babak adu penalti terhadap Saudi.
Bek Bayern Munchen Kim Min-jae menjadi pemimpin lini belakang. Son Heung-min dan Lee Kang-in akan berperan sebagai penyerang lubang dan playmaker di belakang Cho, mencoba melakukan satu dua sentuhan lewat bola bawah. Hal inilah yang sedianya membuat Indonesia bisa mengembangkan permainan, namun sayang eksekusi akhir Timnas Garuda tidak memuaskan. Â Â
Perkiraan Formasi :
Australia (4-4-1-1) : Ryan; Atkinson, Souttar, Rowles, Behich; Metcalfe, Irvine, Bos, Goodwin; McGree; Boyle
Korea Selatan (3-4-2-1) : Hyeon-woo; Seung-hyun, Min-jae, Young-gwon; Tae-hwan, Jae-sung, In-beom, Hyun-seok; Kang-in, Woo-yeong; Heung-min
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H