Aaron Eckhart tampaknya harus berjuang lagi untuk mengeluarkan stigma peran Harvey Dent (The Dark Knight) dari dirinya. Wajah aktor berusia 55 tahun ini memang cukup rupawan dan fisiknya juga kemampuan actionnya baik, namun di film "The Bricklayer" ini, menurut saya dia masih belum bisa menghapus ingatan akan perannya di trilogi Batman, Christopher Nolan sebagai Two-Face.
Film action-thriller ini merupakan adaptasi berdasarkan Novel dengan judul sama "The Bricklayer" terbitan tahun 2010 , karya Paul Lindsay, yang menggunakan nama pena Noah Boyd. Renny Harlin menjadi sutradara untuk film mulai tayang di Bioskop Indonesia tanggal 17 Januari 2024.Â
Harlin sebelumnya dikenal menangani beberapa film laga Asia dengan "SKIPTRACE" menjadi salah satu yang paling menonjol dari portofolio-nya. Jackie Chan di film itu menjadi bintang utamanya, dan saya pasti langsung mengingat bagaimana lagu Rolling in The Deep-Adele dinyanyikan warga pedalaman Tibet. Â
Sebagai pembuka dari review ini, saya yang menonton film di bioskop merasa tidak terlalu amaze dengan suguhan secara keseluruhan. Tetapi saya juga tidak merasa rugi keluarkan uang 30.000 rupiah untuk film dengan durasi 1 jam 50 menit. Ceritanya mengalir dengan baik, view Thessaloniki-Yunani juga lumayan melegakan, dan ada plot twist yang..hmm.. lumayan lah. Kekurangannya nanti saya bahas di bawah, tetapi salah satu kelebihan film ini ya itu.. kecantikan Nina Dobrev.
Back Stage
Renny Harlin menyutradarai fil ini berdasarkan naskah karya Matt Johnson dan Marc Moss, dengan mencantumkan juga nama Noah Boyd sang empunya novel "The Bricklayer". Untuk sinematografi digarap oleh Matti Eerikainen dan musik oleh Walter Mair.
Sedikit kebelakang tentang produksi film ini, sebenarnya pada Agustus 2011 film ini diumumkan akan diproduksi, dengan Gerard Butler ditetapkan sebagai bintang dan produser. Terjadi perubahan pada Januari 2022, dengan diumumkan bahwa Aaron Eckhart (Steve Vail) akan jadi pemeran utama. Sebulan setelahnya, Nina Dobrev (Kate Bannon) dirilis bergabung dengan para pemeran lain seperti, Tim Blake Nelson (CIA Director O'Malley), Clifton Collins Jr (Victor Radek) dan Ilfenesh Hadera (Tye Delson).
Mengetahui latar belakang itu, tentunya saya jadi membayangkan bagaimana film ini akan naik ratingnya jika diperankan Gerard Butler, plus tentunya tim produksi Butler yang punya pengalaman banyak film action akan merapikan detail kecil yang tertinggal oleh Renny Harlin. But it's okay. Mungkin juga karena kesibukan Butler ia tidak lagi menjadi bagian di film berbudget 332 ribu dollar ini.
Budget tersebut cukuplah untuk memboyong kru ke Thessaloniki-Yunani, karena di sanalah tiga-perempat film ini berlatar. Efek CGI otomatis tidak bisa diharapkan, jadi melakukan ledakan secara manual bisa jadi solusi terbaik.
Millennium Media dan Eclectic Pictures bertanggungjawab dalam memproduksi film "The Bricklayer", dengan proses distribusi menjadi bagian dari Vertical Entertainment. Peluncuran di Indonesia lebih terlambat daripada jadwal di Amerika Serikat, yang sudah menayangkan film ini serempak di bioskop mulai 5 Januari 2024.