Mohon tunggu...
Greg Satria
Greg Satria Mohon Tunggu... Wiraswasta - FOOTBALL ENTHUSIAST. Tulisan lain bisa dibaca di https://www.kliksaja.id/author/33343/Greg-Satria

Learn Anything, Expect Nothing

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Review "The Beekeeper" (2024), Aksi Sigma Male Berantas Organisasi Phising Amerika

14 Januari 2024   08:44 Diperbarui: 14 Januari 2024   08:51 1049
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Awal tahun 2024, saya langsung tertarik ketika disuguhkan poster film "The Beekeeper" sebagai film action yang bisa segara ditonton di bioskop. Bernuansa kuning hitam, Jason Statham sang pemeran utama tampak sangat sadis dengan kawanan lebah menyatu dengan dirinya. 

Beberapa saat kemudian saya melihat trailernya, dan memang benar, dibandingkan perannya sebagai Christmas di The Expendables 4, film ini akan menyuguhkan karakter individual yang lebih Jason Statham banget. Karakter yang di bahasa kekinian kita kenal sebagai sigma-male.

Sigma-male merujuk pada seorang pria dengan karakter penyendiri, namun memiliki kharisma dan kemampuan spesifik yang kuat. Berbeda dengan tipe-Alfa, dimana lebih senang tampil di menonjol depan umum, sigma-male akan menunggu momen "pembebasan" hingga ia akan benar-benar muncul ke permukaan. 

Biasanya alasannya ada dua, pertama jika ia dimintai pertolongan oleh seseorang, atau kedua ketika kenyamanannya mulai diusik oleh orang lain. Di film The Beekeeper, gabungan kedua alasan inilah yang membuat Jason Statham a.k.a Adam Clay harus keluar membasmi kejahatan yang terjadi di depan matanya.

Disutradarai oleh David Ayer, yang kita kenal dengan karya penyutradaraannya di film Fury dan Suicide Squad, The Beekeeper merupakan film full action yang badass dengan plot yang lurus-mengerucut. Scene-scene pertarungan ditunjukkan dengan keren, dan ini memang keunggulan Jason Statham dalam membuat pertarungan "bermartabat" dengan gestur cool nya. 

Dibandingkan Fury, karya David Ayer ini lebih merupakan ekskalasi dari Suicide Squad. Karena tone warna yang diambil hampir sama, terlebih adegan di dalam ruangan, gelap tetapi ada perpaduan warna ngejreng seperti ungu, kuning dan pink. Adegan perkelahian juga memperhitungkan ritme seperti ketukan dalam bermusik. Meski tidak sebagus John Wick, hidangan koreografinya cukup memuaskan untuk dilihat.

Back Stage

David Ayer, sang sutradara, mendirect cerita yang naskah orisinilnya ditulis oleh Kurt Wimmer. Dilandaskan pada kejadian nyata tentang maraknya penipuan phising berkedok call-center di Amerika, Wimmer mengembangkannya menjadi latar belakang kemunculan seorang "solo-revenger". 

Karya tulisan tangan dari Kurt Wimmer yang cukup bisa dikenang adalah Point Blank, Total Recall dan Salt. Genre action menjadi specialist dari sang penulis, dan kali ini mendapatkan aktor yang sangat ikonik, Jason Statham (Adam Klay).

Menggunakan Statham yang berwajah serius sebagai main karaketer, bisa menjadi pisau bermata dua. Di mana sedikit saja keraguan dalam karakternya, akan membuat persona-nya mendadak hilang. Mungkin ini yang saya rasakan di scene akhir Meg 2: The Trench. Untungnya naskah yang ditulis Wimmer tidak terlalu berbelit. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun