Pengalaman pribadi biasanya tertulis dalam sebuah buku atau memoar, dapat dijadikan sumber ide cerita yang menarik. Bagi pembuat film atau sutradara, kemudahan menggunakan ide ini adalah lebih jelasnya sudut pandang dalam sebuah film. Satu film terbaik yang penulis ingat dari ide cerita ini adalah The Fabelmans karya Steven Speilberg.
Film yang idenya berdasarkan fiksi murni, merupakan sebuah karya yang penulis berikan penilaian lebih dalam sebuah review. Prosesnya disini sangatlah panjang. Jika tidak percaya, coba tanyakan pada James Cameron mengapa sekuel Avatar sangat lama sekali digarap. Butuh hasil karya tulisan lebih dahulu dari tim pemberi ide, penulis, pereview naskah, barulah bisa mengundang para kru-film untuk melakukan pengambilan gambar. Karya untuk Film ini akan diakui sebagai karya orisinil dari masing-masing anggota tim.
2. Pemilihan Peran
Kasus yang baru-baru ini menimpa Jonathan Majors langsung mengubah nasib beberapa film Marvel kedepannya. Apakah itu akan merubah ide cerita film? Iya. Tetapi apakah itu akan merubah review obyektif terhadap film tersebut? Diharapkan jawabannya adalah Tidak. Karena sebuah karya bukanlah urusan pribadi dari para artis yang bersangkutan. Nilai yang terkandung di dalamnya jauh di atas kepentingan artis semata.Â
Kita akan mengingat lagi bagaimana Leonardo Di Caprio dan Claire Danes ternyata berseteru selama pengambilan gambar Romeo and Juliet, maupun almarhun Kasino dan Dono yang juga kurang berkomunikasi dengan baik selama syuting film Warkop DKI. Tetaplah penilaian terhadap sebuah film adalah bagaimana para artis tersebut mampu jalankan perannya.
Penulis teringat kembali sebuah casting paling brilian untuk film penerima Oscar, La La Land. Emma Stone dan Ryan Gosling mampu tampilkan chemistry yang memukau untuk pasangan yang alami bad ending story. Sedikit kegagapan dalam bernyanyi dari keduanya sangat terasa natural, karena mereka memang bukanlah artis dengan basic menyanyi. Dan itu relate dengan karakter Mia dan Sebastian yang dibutuhkan oleh sang sutradara.
3. Just Spill, but not Spoil
Penulis sangatlah menghargai sebuah karya, terutama betapa susahnya proses di baliknya. Maka dari itu menurut penulis, review yang baik seharusnya tidak menarasikan seluruh alur cerita, sekalipun itu adalah film-film lama. Tim dan rumah produksi masihlah berhak mendapatkan hak cipta atas karya mereka sepanjang masa. Jadi akan lebih bijaksana jika ingin mengajak menonton seluruh alur cerita, diarahkan ke channel-channel resmi yang hasilkan pundi bagi yang berhak menerimanya.
4. Adegan atau Dialog yang Berkesan
Penulis mempunyai dosen yang pernah berkata tentang esensi sebuah film "Sejelek-jeleknya film, pasti ada satu nilai yang terkandung di dalamnya". Maka dari itu adegan atau dialog yang berkesan dalam sebuah film bisa disampaikan kepada khalayak selama tidak membuka tirai keseluruhan cerita.
Pengakuan akan kata-kata yang ada dalam film juga merupakan validasi jika kelak ada pihak yang mengklaim dialog tersebut sebagai karyanya. Selain itu dialog yang dikenang akan menjadi "penyambung nada" bagi film tersebut kepada orang yang pernah menontonnya. Sebagai contoh, dialog ini "Jangan rindu, berat, kau tak akan kuat, biar aku saja." tentu akan relate dengan film Dilan.