Mohon tunggu...
Greg Satria
Greg Satria Mohon Tunggu... Wiraswasta - FOOTBALL ENTHUSIAST. Tulisan lain bisa dibaca di https://www.kliksaja.id/author/33343/Greg-Satria

Learn Anything, Expect Nothing

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Jelang Udinese vs Bologna : Keindahan Permainan Zirkzee Ditantang Si Raja Seri

30 Desember 2023   11:04 Diperbarui: 30 Desember 2023   11:05 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Thiago Motta menjelaskan panjang lebar rencana timnya untuk terus bersaing di papan atas Serie A di sisa musim ini. Dikutip dari footitalia jelang laga melawan Udinese, kesinambungan performa saat latihan dan penerapan di lapangan adalah kunci Bologna bisa terus memberikan kejutannya. Pendekatan yang berbeda kepada tiap lawan, juga diterapkan allenatore yang pernah dilatih Jose Mourinho dan Carlo Ancelotti ini.

"Selalu lebih menyenangkan bekerja dengan suasana positif ini, kesadaran akan kekuatan kami mengapa kami ada di sini saat ini. Setiap poin diraih di lapangan saat latihan dan sekarang hanya poin berikutnya melawan Udinese yang dihitung. Saya tidak punya metodenya (resep hasil positif), periode positif memungkinkan kami mengambil langkah yang tepat seperti yang telah kami lakukan sejak hari pertama, iklim positif membantu. Udinese tim yang sangat solid, tahun lalu di Udine, pada 15 menit pertama kami berjuang keras dan bisa saja tertinggal dua gol. Mereka adalah tim yang sangat mengandalkan fisik dengan pemain-pemain hebat, seperti Samardzic misalnya. Kami siap memainkan permainan kami dan berusaha membawanya ke pihak kami"

Seperti yang digambarkan Motta, Udinese merupakan sebuah anomali di Serie A musim ini. Jika berkaca dari kemenangan yang diraih, mereka akan terlihat buruk sekali karena hanya berhasil menangi 1 dari 17 laga. Kemenangan itu diraih ketika away ke San Siro melawan AC Milan, dipungkasi dengan skor 1-0. Namun jika dilihat dari jumlah kekalahan, mereka hanya kalah 5 kali sejauh ini. Angka ini sama dengan jumlah kekalahan Fiorentina dan Napoli yang bersaing di second-tier papan atas. Lalu sisanya? 11 Kali hasil imbang!

Entah kutukan apa yang menimpa tim Zebra di musim ini, mereka berjodoh sekali dengan yang namanya hasil seri. Sebelas hasil seri itu didapatkan ketika melawan tim papan tengah dan papan bawah. Mereka hanya bisa dikalahkan oleh klub-klub mapan seperti Napoli, Inter Milan, Juventus, Fiorentina dan AS Roma. Ada sebuah cerita lucu, dimana mereka dua kali adakan pertandingan persahabatan di jeda Internasional. Melawan dua klub Kroasia Rijeka dan Istra 1961. Hasilnya? Keduanya dipungkasi dengan hasil seri 1-1!!!

Pelatih Udinese, Gabriele Cioffi, bahkan secara tersirat mengharapkan "imbalan" kemenangan atas segala usaha mereka di paruh musim ini. Doa akan 3 poin itu diharapkannya dapat diwujudkan oleh "Yang Di Atas" melalui performa yang apik melawan Bologna, meski ia sadar sang tamu sedang dalam performa terbaiknya.

"Kami menghadapi tim yang sedang dalam performa bagus dan penuh energi. Kami mulai memasuki alurnya dan imbalannya (semoga) akan segera datang. Kami tidak menyukai posisi liga kami saat ini. Kami bisa melawan tim mana pun di liga. Kami telah melatih penguasaan bola minggu ini, sebuah aspek mendasar dalam bermain di Serie A. Saya pikir hasil kerja keras kami akan terlihat besok. Kami memiliki banyak ruang untuk perbaikan, baik secara individu maupun kolektif." ucapnya jelang laga, dikutip dari onefootball.

Home and away pertemuan kedua tim di musim lalu semuanya dimenangkan oleh asuhan Thiago Motta dengan agregat 5-1. Faktanya, kedua laga itu sama sekali tidak diikuti oleh penyerang tengah Rossoblu asal Belanda yang kini sedang naik daun, Joshua Zirkzee. Ia masihlah menjadi penghangat bangku cadangan musim lalu, sebelum bertransformasi menjadi penyerang efektif musim ini, dengan 8 gol dan 4 assist dari 19 laga yang dijalani Bologna hingga akhir tahun ini.

Membahas tentang Zirkzee, hasil akademi Bayern Munchen berusia 22 tahun ini mendapatkan ganjaran atas kesabarannya mempelajari seluk beluk Serie A. Kepindahan terlalu dini ke Parma membuatnya lumayan dikenal sebagai wonderkid bertubuh "ceking" tahun 2021, sayangnya ia tak bisa bantu timnya lolos dari jerat degradasi. Semusim berselang ia dipinjamkan lagi oleh Munchen ke Anderlecht, dimana ia mulai temukan kepercayaan diri dengan cetak 15 gol dan 8 assist. Thiago Motta langsung kepincut dengan performanya, dan mendatangkannya secara permanen dengan biaya murah dari Bayern Munchen tahun 2022, sebesar 147 milyar rupiah. Kini, harga pasar dari Joshua Zirkzee menembus 521 milyar rupiah, dan pemain flamboyan berkaki kidal ini santer disebut akan didaratkan Eric Ten Hag selepas mereka bisa "usir" Anthony Martial.

Dan Ndoye, Jasper Karlsson, dan Adama Soumaoro masih absen karena cedera di kubu Bologna. Tidak akan terlalu menjadi masalah bagi Motta, karena bintang lokal mereka Riccardo Orsolini sudah dalam kondisi prima untuk menjadi starter. Bersama Alexis Saelemaekers dan Lewis Ferguson yang cetak gol tunggal ke gawang Atalanta Sabtu (23/12) lalu, mereka akan membentuk barisan penyerangan mematikan bagi tuan rumah.

Udinese kembali dapat memainkan Martin Payero yang sudah selesaikan skorsing akumulasi kartunya. Ia akan bahu membahu dengan kapten Roberto Pereyra dan bintang muda Lazar Samrdzic yang disebut Thiago Motta di awal tadi. Gerard Deulofeu, Keinan Davis dan Enzo Ebosse masih belum bisa dimainkan Cioffi karena cedera, sehingga hanya bisa andalkan Lorenzo Lucca di lini depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun